𒆜 20 𒆜 Cewek

581 70 17
                                    

"Aku...salah ya?"

-----

"Hari telah terganti tak bisa KUHINDARI. Tibalah saat ini bertemu DENGANNYAAA!!"

Yona bernyanyi riang sambil menjadikan kepalan tangannya sebagai mic.

"Jantungku berdegup CEPAT! Kaki bergetar hebat! Akankah aku ulangi merusak HARINYAAA!! MOHON TUHAN UNTUK KALI INI SAAJAAA BERI AKUUU KEKUAATAN TUK MENATAP MATANYAAAA...."

"DIEM."

Arin menoleh kesal ke arah Yona dengan tatapan menajam. "Bisa diem nggak?!" Tanyanya sekali lagi makin sebal.

Yona nyengir lebar, menggaruk tengkuk kepalanya sejenak dan akhirnya memilih diam tak melanjutkan nyanyiannya.

Sekarang sedang jam istirahat, kelas sudah kosong dan hanya menyisakan beberapa murid. Yona, yang memang sering gabut, akhirnya memilih berlatih bernyanyi karena dia sedang mager ke ruang musik.

Sedangkan Arin daritadi sibuk menyalin tugas Bahasa Indonesia milik Yona. Katanya kemarin Arin sibuk jalan-jalan jadinya kecapekan.

Yona sebenarnya penasaran dengan siapa Arin jalan-jalan, tapi akhirnya ia tidak menanyakan alasannya karena Arin pasti tidak mau memberitahukannya.

Yona menarik kursinya ke depan sehingga sekarang ia dan Arin bersisian. Arin tetap sibuk menyalin tugas, tak mempedulikan Yona yang memandangi tangan Arin yang bergerak cepat.

"Tulisan lo jelek ya."

Arin tersedak, langsung menolehkan kepalanya pada Yona yang tersenyum jahil.

Cewek bermata sipit itu mendengus lalu kembali tak peduli dan melanjutkan tulisannya. Lagipula, sebentar lagi bel dan pelajaran bahasa Indonesia akan segera dimulai. Tidak ada gunanya meladeni Yona yang memang sering absurd begini.

Yona mendecak saat Arin tak merespon dengan godaannya dan tetap sibuk menulis. Cewek bermata bulat itu menyandarkan punggungnya ke kursi sambil menghela nafas singkat.

"Rin."

"Hm?"

"Tadi pagi, gue bareng Nino."

Arin hanya bergumam singkat, tak peduli banyak.

"Udah tau. Satu sekolah juga tau. Nino, cowok basket yang nggak pernah dikabarkan dekat dengan seorang cewek tiba-tiba udah bonceng cewek pagi-pagi. Adik kelas banyak yang heboh." Kata Arin pelan dan kembali menulis cepat pada bukunya. "Katanya mereka harus cari incaran baru."

Yona terkekeh kecil, menepuk punggung Arin membuat Arin sedikit melotot karena tulisannya menjadi tambah berantakan.

Yona nyengir, segera menarik tangannya menjauh dan kembali duduk tenang.

"Gue kira gue belum bangun dari mimpi. Tiba-tiba ada Nino di depan gerbang. Dan mama malah tanya kalo Nino itu pacar gue atau bukan! Kan gue malu sama Nino!" Yona memekik kecil menahan suaranya supaya tidak didengar murid lain.

Yona mengibas-ngibaskan tangannya ke depan wajah, benar-benar merasa dirinya kepanasan karena tadi pagi ia dekat sekali dengan Nino.

Cowok itu mengantar Yona ke sekolah naik motor.

Berdua. Dan tiba-tiba.

Meskipun ini bukan kali pertama Yona dibonceng Nino, tapi sensasi diantar ke sekolah sangat berbeda.

Seperti ada hal yang sangat menyenangkan ketika pagi hari dan langsung bertemu pujaan hati.

Untungnya begitu sampai di sekolah, Nino dipanggil ketua basket. Jadi, Yona bisa langsung lari kabur untuk menyelamatkan wajahnya yang sudah semerah tomat sejak tadi.

Your Love [Completed] ✅Where stories live. Discover now