Chapter 25

76.7K 9K 5.4K
                                    

Haii... maaf baru bisa update. Aku lagi di Serang, Nenekku lagi kena musibah, tulang rusuknya patah, jadi baru sempat nulis sekarang 🙏🏻 Maaf banget yaa 😭

Terima kasih banyak atas pengertian dan respons baiknya di semua chapter  CY 💜

Part ini panjang, 4300 kata. Jika kamu pengin chapter yg pendek, maaf nih, blm bisa mengabulkan 🤭🤭






Happy Reading



Allea keluar dari kamarnya ketika rasa haus mulai mengeringkan tenggorokan akibat demam yang belum juga hilang sejak semalam. Air yang dibawakan oleh bibi di dua botol plastik berukuran besar, sudah tidak lagi bersisa.

Namun, langkahnya terhenti tatkala suara keramaian masih terjadi di rumahnya. Kesibukan yang menjadi sekat nyata antara kehidupan Allea dan mereka. Ia dipeluk sepi, mereka tengah melempar canda dan saling memuji. Pemandangan di bawah sana sungguh kontras dengan keadaannya yang menyedihkan sekarang.

Sementara ia menahan nyeri di seluruh tubuhnya, mereka tengah asik menyiapkan pesta mewah yang akan digelar nanti malam di sebuah hotel bintang lima—tidak jauh dari rumahnya yang memang berada di pusat kota. Barangkali itu kenapa Olivia lebih memilih tetap di rumah dibanding menginap di hotel karena jaraknya tidak terlampau jauh. Kecuali kedua orang tua dan keluarga besarnya yang dipesankan room dan service terbaik di sana.

Allea memilih menatap dalam diam, cukup lama—berdiri di lantai atas melihat kesibukan sore ini di ruangan bawah yang didominasi oleh berisiknya suara Olivia tentang bagaimana penampilannya ketika mengenakan gaun pesta untuk acara resepsi nanti. Dia dibantu oleh empat penata rias sekaligus, dan semuanya tentu saja datang dari make-up artis terbaik. Olivia berasal dari keluarga kaya raya, dan dia pun seorang sosialita terkenal. Tentu saja seleranya begitu tinggi.

Orang tuanya yang sejak dua hari lalu datang ke Indonesia khusus untuk acara pernikahan ini, mengamati penuh penilaian dari sofa dengan gaya elegan dan penuh pertimbangan. Mereka sudah selesai sejak tadi, tetapi nanti ada saja lagi yang dikomplainkan. Seolah tidak habis-habis. Dia sungguh perfectionist. Atau, terlalu merepotkan.

Olivia terlihat seperti barbie—semua orang yang berada di sana menggaungkannya tak ada habis. Pun dengan Ayahnya, yang terlihat jelas sekali kalau beliau begitu bahagia dan mencintainya. Raut semringah di wajah tampan Tomy, begitu kentara.

Dan sekarang, perempuan itu juga sudah sah secara negara menjadi ibu tiri Allea. Pemberkatan sudah dilakukan kemarin pagi—dihadiri oleh tidak lebih dari seratus orang saja. Kini, Ayahnya sudah sah menjadi suami Olivia. Dan Allea pun sudah resmi menjadi yang paling tersisih di hidupnya.

Setelah pertengkaran besar malam itu, Allea dan Tomy kian merenggang. Hubungan mereka jadi begitu canggung, dan tidak ada lagi obrolan hangat atau banyolan receh khas Allea seperti dulu. Dari pagi sampai malam hari, waktunya hanya tersisa untuk Olivia dan calon anak mereka saja. Entah siapa yang paling berubah di sini. Allea yang merasa tidak pantas berada di lingkaran mereka, atau Tomy yang kian menjauh karena tidak ingin dipusingkan lagi olehnya.

Sekali lagi, Allea tidak masalah. Sungguh, ini tidak apa-apa.

"Sayang, apa perutku kelihatan banget?" keluh Olivia, sambil menatap pantulan cantik dirinya di cermin. "Gaun ini membuatku terlihat lebih gemuk."

Tomy tersenyum hangat, mengelus lembut perutnya. "Tidak apa-apa. Kamu tetap kelihatan begitu cantik."

"Tomy, apa anak kamu akan datang ke pesta malam nanti?" Ayah dari Olivia bertanya. "Kemarin gaun yang dipakai Allea ke acara pemberkatan, sungguh ketinggalan zaman. Modelnya kuno. Mereka pasti tidak akan menyangka kalau dia bagian dari keluarga kita. Tolong, pantaskan dia. Jangan semaunya."

Chasing YouWhere stories live. Discover now