play : u⚠

26.5K 1.5K 466
                                    

"oh, hai, mark"

pagi-pagi sebelum matahari memancarkan sinarnya sepenuhnya, haechan sudah di antar doyoung sampai ke depan rumah kediaman mark.

begitu memasuki pintu rumah, haechan langsung di sambut dengan keberadaan mark yang sedang duduk di sofa ruang depan dengan wajahnya yang sangat keruh dan rahangnya yang mengeras. tatapannya tak memancarkan hal baik akan terjadi.

haechan berusaha berpikiran positif dan tetap melayangkan senyumannya pada mark. tetap menyapanya dan berjalan mendekat saat mark tiba-tiba berdiri dengan tangan mengepal.

"hei, ada apa?," tanya haechan, dahinya mengkerut, tangannya berusaha meraih kepala tangan mark di bawah sana.

tanpa haechan duga, mark justru menjulurkan tangannya dan mengapit lehernya sambil menariknya berjalan.

"mark?" haechan berjalan terseok dengan keadaan tidak nyaman. lehernya terasa tercekik karena apitan tangan mark yang tampak tak peduli dengan pertanyaan haechan dan tetap berjalan cepat ke kamar haechan.

sadis, violence

"hei, kenapa tak sabaran sekali sih!?," pekik haechan saat mark membantingnya ke kasur dan buru-buru menarik celana yang haechan gunakan.

"aku tau kita sudah sebulan tak bermain" tanpa mau berniat berpikiran negatif atas kasarnya permainan mark, haechan berusaha mencairkan suasana.

haechan terpaku saat celananya justru di gunakan mark untuk mengikat tangannya di belakang tubuhnya, "ma-mark, jangan kasar-kasar, ok?"

bagian ketiaknya terasa agak ngilu karena mark menariknya cukup kuat. haechan meneguk liurnya dengan perasaan cukup khawatir saat celana dalamnya yang baru saja mark tanggalkan justru di gumpalnya dan di masukkannya ke mulut haechan hingga rasanya haechan mual dan ingin muntah. matanya sudah mulai memerah karena menahan banyak sensasi baru yang menderanya. kepalanya tiba-tiba terasa pusing saat tanpa aba-aba dan dengan cukup kasar mark membalik tubuhnya dan membuatnya sedikit menungging dengan tumpukan bantal dan guling di bawah area selangkangannya.

teriakan tertahan terdengar dari mulut haechan saat ia merasakan tamparan yang cukup kuat pada belahan pantatnya di belakang sana. haechan ingin berbalik, namun tangan mark dengan sigap segera menahan bahu haechan dan meremasnya dengan kuat. Kuku-kukunya yang panjang terasa menusuk ke kulit haechan dan mark tak peduli dengan itu.

bunyi tamparan itu terdengar sekali lagi. haechan tak bisa menahan air matanya saat ia rasa pantatnya sudah pasti memerah karena pukulan bertubi-tubi yang haechan sendiri tak bisa menduga benda apa yang mark gunakan itu. benda pipih yang menghasilkan rasa panas saat mengenai kulitnya. benar-benar sakit.

haechan terbatuk tertahan di sela teriakan dan isakannya saat jari-jarinya mark yang tadinya bersarang di bahunya berpindah ke tengkuknya. dengan payah, di tolehkannya kepalanya ke samping agar bisa meraup udara saat mark semakin menekan kepalanya lebih dalam ke kasur. matanya memejam kuat saat sakit kepalanya terasa semakin kuat.

dirinya baru saja menghabiskan malam dengan bermain dengan doyoung sebelum ini, tenaganya sudah terkuras banyak. di tambah, mengingat bahwa jadwal terakhirnya menerima pasokan makanan adalah kemarin siang.

dengan payah haechan berusaha mengeluarkan suaranya, memohon agar mark tidak bermain kasar begini. dirinya lelah. belum jelas nama mark terdengar dari mulutnya yang masih tersumpal dan membuat rahangnya kelu, sebuah teriakan tertahan langsung menimpa suaranya saat dirasanya sebuah benda dingin besar dan asing memasuki lubang analnya.

hikesunWhere stories live. Discover now