play : i

26.7K 2.4K 333
                                    

letakkan risau perihal kerja
yang masih kau genggam di tanganmu
lalu ajari bibirmu semua bunyi
kecuali : muah!

"mark, ayo main"

mark terkesiap saat tiba-tiba teriakan haechan yang penuh semangat menyerang telinganya. dengan gugup segera ia tutup buku yang sedang di bacanya yang berjudul 'cara-cara tidak kreatif untuk mencintai' karya theoresia rumthe and weslly johannes itu dan meletakkannya ke tumpukan buku-buku miliknya yang lain.

"main?," tanya mark pura-pura tak paham maksud haechan.

"hmm.. kau sedang tak ingin, ya?" haechan langsung melompat ke kasur mark, lalu melompat-lompat riang bagai di trampoline yang dulu pernah ia mainkan saat masih sangat kecil, mungkin saat masih sekolah dasar.

"kau kesurupan?"

"tidak! hahaha!!," jawab haechan semakin brutal menggerakkan kakinya hingga seprai kasur mark mulai terlepas di ujung-ujungnya.

"mungkin juga iya! hahaha. tak tau, mark. hanya terlalu senang" setelah kembali tertawa haechan terjatuh karena terlilit seprai, tapi secepat itu pula ia langsung kembali melompat-lompat dengan seluruh tubuhnya dalam keadaan masih rebahan pasca terjatuh tadi.

"sudah membaca pengumuman penerimaan?"

"tentu!! haha!!"

"kau jadi gila begini hanya karena itu?"

"hanya karena itu?," ucap haechan mengulangi perkataan mark dengan nada mencibir. ia langsung mendudukan diri.

"tentu saja karena itu! Itu artinya kita akan sekelas lagi, lalu hidup bahagia selamanya, bedua!! hahaha!!" kembali memamerkan luasnya kapasitas mulutnya saat tertawa.

"kita tidak akan sekelas"

tawa haechan terhenti.

"kenapa begitu?"

"beda fakultas"

"tapi, mark. aku ambil fakultas dan jurusan yang sama denganmu"

"tidak tuh"

"jurusan bahasa dan sastra, kan?," ucap haechan mencicit. karena nyatanya, kedua anak adam ini saat mendaftarkan diri tak saling memberitahu akan mengambil jurusan apa.

"bahkan gedung fakultas kita beda tempat, haechan"

"sungguh? kau ambil jurusan apa? lalu, kita tidak akan bersama lagi? jadi, bagaimana kau akan bertahan? kau kan tak bisa hidup tanpaku, mark?" haechan merebahkan tubuhnya dan menengelamkan wajahnya pada bantal-bantal di kasur mark yang berantakan karenanya.

"tenang saja. nanti kalau krs kita sudah rilis, aku akan mengatur jadwal, jadi kita tetap berangkat bersama," ucap mark, akhirnya memutar tubuhnya mengahadap haechan yang mengintip dari sela-sela bantal.

"HUWAA!! AKU SANGAT SAYANG PADAMU, MARK. KAU SANGAT BAIK. DAN KAU ADALAH TEMAN TERBAIKKU!! TERIMAKASIH, SANG PENCIPTA"

mark memutar bola matanya sedikit kecewa. ia bersyukur memiliki kelapangan dada yang cukup besar. sempat terpikir olehnya kalau dirinya ini adalah seorang malaikat utusan tuhan untuk melindungi seorang hamba bernama haechan. tapi, mark sadar kalau kentutnya sangat bau dan menampar pipinya agar tak terlalu banyak menghayal.

"mark!"

mark lagi-lagi terkesiap dan mengangkat kepalanya. saling menatap dengan netra haechan.

"kemarilah. kau selalu tetap berada di kursimu saat aku berada di kasurmu. mengherankan.." haechan menepuk bagian kasur yang tak terisi olehnya.

"karena jika aku mendatangimu itu artinya waktunya untuk bermain" mark bertahan tetap duduk di kursinya.

hikesunWhere stories live. Discover now