play : b⚠

65K 4.8K 1.8K
                                    

"memangnya kau tau caranya, mark?," tanya haechan heran.

mark menerima ajakan permainannya. tapi, mark bahkan biasanya selalu tertinggal darinya, apalagi kalau sudah membahas dengan urusan bermain-main dan bersenang-senang. Karena itu haechan meragukan mark. mark pasti tidak tau caranya bermain permainan orang dewasa ini.

"justru seharusnya aku yang bertanya begitu. memangnya kau tau cara mainnya sampai berani mengajakku?"

haechan mengernyit. tentu dirinya tak bisa menerima fakta jika ternyata mark lebih unggul darinya. haechan selalu berada di atas Mark dan mark selalu tertinggal walau sedikit dari haechan. dalam semua hal.

"tidak, kan?," tanya mark.

haechan mendengus.

"tenang saja, tak perlu takut tersaingi begitu. aku akan mengajarimu. sampai dirimu puas" smirk di wajah mark membuat haechan semakin kesal sebenarnya.

tapi, "baiklah. apa yang harus aku lakukan?"

"berdirilah dulu, kakiku keram. kau berat juga ternyata," ejek mark sambil menggerak-gerakkan kakinya dengan asal hingga membuat haechan yang masih berada di pangkuannya terguncang dan poninya bergerak lucu.

bibir haechan mencebik. baru kali ini mark mengejek tentang tubuhnya. karena biasanya mereka akan berseteru dalam urusan akademik atau literasi. keduanya suka membaca dan memuaskan hasrat ingin tahu mereka melalui buku-buku. dan baru-baru ini sepertinya mark mulai menulis.

walau kesal, haechan tetap mengikuti aba-aba dari mark. ia berdiri dan memberi jarak selangkah dari posisi mark yang masih duduk di kasur.

"lepas pakaianmu"

alis haechan semakin menekuk, "tidak mau. nanti di ejek," rajunya sambil melipat tangannya di dadanya dan memalingkan kepalanya ke arah lain.

terkekeh, "tidak akan. cepat"

"jangan lihat. aku masih punya malu walau kita sama-sama laki-laki"

"baik" mark menutup matanya.

"pegang bantal itu, letakkan di depan wajah. matamu itu bisa mengintip"

mark mengikuti aba-aba. di balik bantal, mark memamerkan senyumnya yang kelewat lebar dan penuh ejekan dengan kebodohan teman rumahnya ini.

"sudah"

mark menyingkirkan bantalnya dan langsung menekuk alisnya saat melihat haechan menutupi tubuh bagian depan atasnya dengan pakaian yang sudah terlepas. dengan tangan yang terlipat di depan dada.

"maksudku, semua pakaianmu. bertelanjang, haechan"

"perlu kukatakan, seperti ini saja sudah memalukan. apalagi kalau semuanya"

"ya, sudah. tidak jadi bermain" mark merebahkan tubuhnya dan menutupi wajahnya dengan bantal yang sama.

"eh, jangan begitu. baiklah. tapi, tetap jangan lihat," ucap haechan memelankan intonasinya dan menarik-narik ujung kaos mark.

"kenapa malu? nanti juga kita sama-sama melihatnya" berbalik menghadap haechan masih dengan keadaan tiduran.

"eh? kau juga akan telanjang?"

"hmm, biar adil" bangkit dari kasurnya, berdiri di sisi haechan.

"begini saja, kalau kau malu. aku akan tutup mata. begitu kau sudah melepas pakaian, langsung tengkurap. bagaimana?"

"mainnya sambil tiduran?"

"juga bisa duduk. tapi, kau malu, kan? lagipula ini untuk pemula"

"huh.. orang dewasa melakukan permainan yang aneh. sana berbalik. jangan mengintip"

hikesunWhere stories live. Discover now