play : c

45K 4K 380
                                    

meskipun hanya bisikan dengan suara parau, mark bisa mendengar dengan jelas apa yang haechan katakan. walau begitu, mark tak mengubris permintaan itu.

di bawanya tubuh haechan keluar dari kamarnya dan memasuki kamar mandi. di turunkannya tubuh yang masih meringkuk tersebut ke dalam bak mandi.

"mark, harinya masih hujan," bisik haechan masih dengan suara paraunya. tenggorokannya terasa panas dan kering.

"setidaknya kau harus bersih," ucap mark sambil menyalakan air hangat dan mulai mengisi bak.

"dingin," desis semakin memeluk tubuhnya semakin erat.

"hanya sebentar, tidak berendam" dan mark ikut memasukkan tubuhnya ke dalam bak. duduk di belakang haechan dan menyentuh bahu mulus yang masih memerah tersebut.

"hiks..," ringis haechan saat jari mark memasuki lubangnya. "sudah, mark"

"ini harus di bersihkan, haechan," ucap mark berusaha selembut mungkin.

"tapi, s-sakith" di genggamnya ujung bak mandi demi menyalurkan rasa sakit yang menderanya.

air mengalir keluar dari pembuangan di bak membawa lelehan sperma yang di bersihkan dari lubang haechan. lalu, mark membasahi sedikit tubuh haechan untuk bilas. haechan masih meringkuk di ujung bak mandi saat Mark berjalan cepat ke kamar haechan untuk mengambil handuknya. menyelimuti tubuh yang sudah menggigil itu dengan handuk lebarnya, segera membawanya ke kamar si empu.

setelah kering dan menyelimuti haechan dengan selimut di kasurnya, mark mengambil asal pakaian haechan dari lemari, memasangkannya dan kembali menyembunyikan tubuh yang kembali meringkuk itu dalam selimut.

"aku salin pakaian sebentar," ucap mark sambil berjongkok di depan haechan sambil menyentuh bahunya yang bahkan sepanjang kegiatannya tadi malam terus berada di tubuhnya. baju itu basah terciprat air selama memandikan teman mainnya itu.

haechan memejam dan mengabaikan Mark, yang di anggap sebagai pengganti jawaban 'ya' bagi mark.

saat mark sudah kembali dengan setelan pakaian yang lebih rapi dan terlihat layak ke kamar haechan, teman swkolahnya itu sudah terlelap. tubuhnya terlihat menggigil dan meringkuk semakin dalam daripada sebelumnya. di dekatkannya telapak tangannya pada dahi haechan dan benar saja, temennya itu demam. sangat panas.

mark melangkah keluar untuk mencari box pppk yang berada di dapur. menempelkan plester biru penurun panas ke dahi yang berkeringat milik haechan. mark mengguncang pelan bahu haechan agar temannya itu bangun.

"kerumah sakit saja ya?"

haechan menggeleng lemah. Matanya masih terpejam.

"pulang" bibirnya bergerak lambat tanpa bisa mengeluarkan suara, bahkan bukan bisikan serak. hanya keluar udara yang terasa panas mengenai tangan mark.

"madu dulu, ok?"

haechan mengangguk dan mark membantunya duduk menyender ke kepala kasur. di bantunya temannya itu untuk menegak cairan madu yang pahit dan kental, lalu meminum air putih hangat.

masih dengan keadaan duduk, haechan membuka matanya sedikit untuk mengintip mark yang sedang menyiapkan jaketnya. kepalanya berdenyut hebat untuk sekedar membuka mata lebih lebar. Kekehangatanhangatan kembali menyelimutinya saat mark sudah memasangkan jaketnya.

"taksi sudah tiba, ayo" mark duduk membelakangi haechan agar bisa membawanya ke gendongan punggungnya.

mark hanya memiliki sepeda motor. tidak mungkin membawa haechan yang sedang sakit menggunakan alat transportasi tersebut sedangkan kediamannya berada di ujung selatan ibu kota dan rumah keluarga haechan di ujung utara.

hikesunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang