Cast and Blurb

3.1K 284 39
                                    

Sudut Pandang
by tzenniesense


Lea Askaradewa

Juanda Wirabrahmasatya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juanda Wirabrahmasatya

Juanda Wirabrahmasatya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







***

Hiperbola jika aku menganggapnya seperti samudera, tenang tetapi ombak bisa menggulungku kapan saja. Sudah biasa.

Bagaimana jika aku menganggapnya seperti semesta?

Segala hal, segalanya yang aku butuhkan dan perlu dipertahankan. Tetapi tetap saja, aku perlu khawatir karena bisa saja seseorang mencoba merebutnya dariku.

Aku benar-benar tidak bisa menebak isi pikirannya. Semua yang kutahu tentangnya terlalu menyakitkan. Di sisi lain, ia mendekapku erat dengan ketulusan. Membuat rasa ingin mempertahankan jauh lebih baik daripada melepasnya.

Sore itu hujan. Membuat panik seluruh siswi yang turun di lapangan untuk ekstrakurikuler. Setelah membereskan keperluan ekskul, serentak menepi ke koridor. Sedikit berdesakan karena terlalu panik membuat mereka hanya bisa berlari menuju satu gedung terdekat.

Di antara lautan manusia itulah Juan berada. Dengan rambut yang sedikit basah karena ikut membereskan bola-bola tadi, ia menyisir rambut hitamnya dengan jari.

“Parah. Gue kira mendungnya cuma harapan palsu,” gerutu pemuda berdarah Jepang di samping Juan. Salah satu teman dekat Juan, hanya saja pemuda itu ada di ekskul futsal, sedangkan ia sendiri ada di ekskul basketball.

Memang benar akhir-akhir ini langit jarang menampakkan matahari dengan jelas. Rintik hujan juga tidak pernah turun, jadi mereka pikir tidak apa jika ekskul outdoor. Tapi hari ini akhirnya hujan turun juga.

“Lea, pom-pomku basah.”

Rengekan dari gadis bermata tajam du sampinya itu menarik perhatiannya. Menatap tidak percaya gadis yang terkenal kejam di kelompok MPLS—Masa Pengenal Lingkungan Sekolah—nya dulu. Sedangkan yang disebut sebagai Lea hanya menggeleng pelan lalu menyerahkan sekotak tisu pada gadis yang merengek itu.

“Lap dulu itu air di wajahmu! Eh, pakai tisu jangan pakai kaus!” Merasa diperhatikan, Lea mengalihkan pandangan ke arah Juan. “Kakaknya juga, ambil ini tisunya. Jangan lap muka pakai kaus.”

What? Kakak? Terdengar tawa tertahan dari temannya, ia menghela napas berat. Kayaknya muka gue sama Noah, tuaan Noah.

“Pakai nih, buat barengan. Aku mau ke studio.” Dia berlalu gitu aja.

“Gue kira dia Queen Bee. Taunya baik banget.”

Memang. Kita tidak diperbolehkan menilai seseorang dari penampilan luarnya saja.


TBC.

Hallo, aku balik lagi setelah sekian lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hallo, aku balik lagi setelah sekian lama. Aku cuma mau bilang terima kasih buat Kak hanyaabualan yang sudah sangat sabar menghadapi murid macam diriku. Hehe, aku mengulang event graduate dari awal ya halloauthor

Semangat!

Sudut Pandang ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang