XXVI. Surprize for You, Amarra.

375 25 0
                                    

Happy reading guys. Salam cinta dari penulis

Ninda_Rayanti

***

Pak Taufan menyalakan perekam itu, terdengar suara Amarra terdengar.

"Hallo, Zeeshan Kamayel Auriga. Kita ketemu lagi, kenapa? Kamu nanya siapa aku, kenapa aku bisa mirip banget sama Serafinamu? Atau kamu sama bodohnya dengan istrimu yang mengira aku kembaran Serafina? Ahh bukan dia yang bodoh, tapi Sera yang bodoh karena tidak mengenalkannya pada Ibu kandungnya yang p*l*c*r.

Kamu serius mau nanya aku siapa? Hm? Oke, aku jawab. Aku Amarra Denova Alexander."

"Kenapa, kaget ya? Aku masih hidup, karena terakhir kali kamu tahu rumah aku kebakaran, Mami dan Papiku lemahh dan akhirnya mati. Hahaha...

Tapi kamu tenang saja, Papi dan Mamiku sudah meninggalkan asuransi jiwa yang cukup besar buat aku. Jadi walaupun wajah aku rusak sekalipun, aku masih bisa cantik.

Dan wajah Serafinamu yang menggantikan wajah jahatku. Hahaha...

Apa kamu mau melawan? Sekarat aja belagu. Paling sebentar lagi kamu mati, dengan kamu mati dan Cashya istrimu yang bodoh itu tahu kalau aku kembaran ibunya mendapatkan warisan juga. Aku kayaaa karena menantuku juga kaya.

Harapanku terwujud, meskipun aku tidak bisa mendapatkan kamu karena Serafina sialan itu."

Alat perekam masih berjalan, sementara air mata Allova sudah membanjiri seluruh wajahnya. Gera yang tahu istrinya seperti itu segera memeluknya erat. Biasanya Allova adalah tipe perempuan yang kuat, lalu suara Amarra kembali terdengar.

"Zeka, kamu tuh kapan matinya? Ayo dong cepet mati. Jangan siksa dirimu untuk terus bertahan, kalau kamu matikan semua beres. Warisan kamu buat Cashya bisa beralih ke aku karena aku bisa mengaku sebagai kembaran Serafina. Hitung-hitung sebagai bayaran dari kebodohanku karena bertahun-tahun jadi istri guru akuntan.

Hmm, cuma guru. Mana punya anak tiga lagi dari dia. Menyesal aku bertahan, syukur deh dia selingkuh jadi punya alasan buat cerai sama dia.

Ahhh gini aja, aku akan mempercepat kamu ketemu sama Tuhan ya."

Jeda sebentar, saat kemudian terdengar pintu terbuka. "Tante Amara lagi ngapain?"

Itu suara Cashya, Zeka sangat mengenalnya.

"Ah nggak, ini Tante cuma ngecek oksigennya Zeka nyala atau nggak. Kalo nggak nyalakan bisa bahaya."

Cashya menderap mendekat, langkah kakinya terdengar. "Nyala kok Tante, kalau Tante nggak tau itu nyala atau nggak sebaiknya panggil suster langsung. Kalau dari nyala terus berubah jadi nggak nyala gimana?"

Di akhiri dengan Zeka yang meminta maaf pada Cashya, Zeka memeluk Cashya. "Terima kasih sudah menolongku."

Ponsel Taufan berbunyi, ia secara cepat mengangkat panggilan itu yang ternyata istrinya. "Kamu tahan dia dulu."

Taufan kembali, ia menyampaikan sesuatu. "Amarra sudah curiga karena tadi Allova meneleponnya dan sekarang Amarra sudah di parkiran."

"Lalu apa yang akan anda lakukan setelah ini? Bagaimana kalau Tante Amarra tahu Mas Zeka masih hidup dan berbuat nekat untuk membunuhnya? Aku nggak mau." Wajah cemas terlihat.

Taufan menghela napas, senyum licik tersungging dibibirnya. "Tenang Ibu Cashya. Rumah sakit ini sudah siaga di kepung oleh polisi sejak saya masuk tadi, saya mendengar Allova menelepon ibunya dan saya langsung meminta pihak kepolisian untuk datang."

Istri Muda Место, где живут истории. Откройте их для себя