duapuluh tiga

2.2K 320 22
                                    

Happy Reading🌻

~~

Setelah sepekan menjalani ujian akhir kenaikan kelas, guru Bahasa Indonesia yang mengajar kelas sebelas ipa dua—Bu Janet akan mengadakan ulangan perbaikan yang anehnya diwajibkan untuk seluruh siswa dikelas Rose untuk mengikutinya. siswa-siswi yang mendapat nilai diatas rata-rata tidak habis pikir dengan jalan pikiran guru Bahasa Indonesia mereka. mengingat hanya ada 5 orang yang memiliki nilai dibawah rata-rata yaitu Bambam, June, Mingyu, Dokyeom dan Jungkook namun semuanya yang terkena imbas.

namun saat tadi pembelajaran selesai, bu Janet memberikan alasannya tentang mewajibkan seluruh siswa kelas sebelas ipa dua untuk mengikutinya. beliau mengatakan bahwa ketua osis sekolah mereka mendapat nilai terendah diangkatannya dan sebagai perwakilan angkatan, kelas si ketua osis yaitu sebelas ipa dua inilah diwajibkan untuk mengikuti ulangan perbaikan. membuat semua orang yang ada dikelas menatap nyalang Jungkook yang hanya cengengesan menggaruk tengkuknya.

Rose keluar dari perpustakaan dengan dua buah buku paket tebal Bahasa Indonesia ditangannya. sekarang waktunya istirahat, teman teman Rose sudah pasti sedang nongkrong dikantin, namun Rose tadi memisahkan diri untuk ke perpustakaan terlebih dahulu. ingin meminjam beberapa buku untuk diberikannya kepada Jungkook agar belajar.

"Rose, lo dicariin Lisa tadi." Eunha menghampirinya sambil sesekali meminum minuman berwarna hijau yang ada ditangannya. "dia bilang kalo ketemu lo suruh langsung kekantin." lanjut Eunha.

Rose mengangguk mengerti, "oh oke Na, makasih." Eunha melanjutkan langkahnya yang sepertinya akan menuju kekelasnya setelah pamit ke Rose.

Rose mengikuti apa yang dikatakan Eunha. ia berjalan menuju kantin dan langsung duduk dikursi kantin yang sudah dijaga oleh Mina agar tidak ditempati.

"lo mau ngapain minjem buku paket ke perpus?" tanya Lisa saat melihat buku buku yang Rose bawa tadi ada diatas meja kantin. "buat gue kasih ke Jungkook, biar belajar tu anak." jawab Rose sewot.

"nah iya tuh suruh si Juki belajar. dasar ketos gak mencontohkan yang baik."

"kita yang kena imbasnya kan."

"mana tadi cuman senyum senyum kayak kuda, pengen banget gue sentil."

"enak aja pacar gue dibilang kayak kuda." sanggah Rose dan meminum es teh manis punya Chaeyeon.

"eh Je gue jadi inget gara gara ngomongin Jungkook. tadi Jungkook didatengin cewek dari luar sekolah, mereka kayak ngobrol serius gitu keliatannya." Rose seketika menolehkan kepalanya kepada Mina dan mengangkat sebelah alisnya. "siapa?" tanyanya bingung.

"gak tau siapa tapi kayaknya dia anak SMA 17, soalnya pake seragam 17." Rose menolehkan lagi kepalanya kepada Chaeyeon yang tadi menjawab. "dia gak ada cerita sesuatu ke lo gitu?" tanya Chaeyeon heran dan Rose sontak menggeleng.

selama mereka berpacaran Jungkook memang tidak ada cerita sesuatu mengenai perempuan lain selain Eunha, adiknya—Somi dan juga mamahnya. Jungkook juga bercerita tentang masalahnya yang kebanyakan hanya masalah yang sedang melanda pertemanannya, tidak ada yang bersangkutan dengan perempuan. Rose jadi berpikiran buruk namun buru buru ia hilangkan, ia harus positive thinking.

"lo gak usah banyak mikirin itu, Je. langsung tanya aja ke orangnya." Rose langsung mengangguk dan tersenyum saat Lisa memberinya saran.

tapi entah kenapa Rose takut jika ia bertanya, Jungkook malah menjawabnya dengan berbohong walaupun Rose memang tidak tahu yang dikatakan Jungkook benar apa tidak atau mungkin Jungkook menjawab jujur tetapi ternyata tidak sesuai dengan ekspetasi yang Rose inginkan.

























"kamu lagi ada masalah?"

lamunan Jungkook buyar saat mendengar suara Rose disertai tepukan kecil dilengannya yang disebabkan oleh Rose. ia menoleh kesamping kiri, menoleh kepada Rose yang entah sejak kapan sudah duduk dibangku mobilnya dan menatap penuh tanya.

"engga. gak ada." jawab Jungkook seadanya. "terus kenapa dari tadi diem, aku ajak ngobrol kok kamu gak dengerin gitu." tanya Rose lembut yang membuat Jungkook kelabakan, ia bahkan baru tahu bahwa Rose tadi mengajaknya berbicara.

"aku cuman capek aja, by. mikirin laporan penanggungjawaban buat masa bakti osis kita." Jungkook mengusap wajahnya kasar dan menghiraukan Rose yang masih dengan raut bertanya tanyanya.

memang benar bahwa OSIS sedang menyusun laporan pertanggungjawaban akhir masa jabatan mereka, namun Jungkook yang seakan akan lupa bahwa Rose adalah salah satu sekretaris OSIS yang juga turut menyusun laporan tersebut. dan yang menjadikan rasa curiga Rose bertambah adalah laporan tersebut sudah hampir selesai—hanya sebagian lampiran yang belum dicantumkan. kenapa Jungkook baru mikirin laporan itu saat sudah hampir 97% selesai, membuat rasa yakin bahwa Jungkook berbohong dalam hati dan pikiran Rose membesar.

Jungkook menstrater mobilnya dan langsung melaju meninggalkan kawasan sekolah. dalam perjalanan hanya radio yang bersuara meramaikan suasana mobil sedangkan kedua insan berbeda jenis itu tampak diam tidak ada tanda tanda akan bersuara karena sibuk dengan pikirannya masing masing.

saat mobil yang jungkook lajukan sudah sampai didepan gerbang rumah Rose, Jungkook mengubah posisinya menjadi sepenuhnya menghadap kepada Rose yang masih diam melamun. Jungkook mengusap pelan pipi Rose membuat sang empunya mengerjap kaget dan menolehkan kepalanya kepada Jungkook.

"udah sampe." ucap Jungkook lembut masih dengan jarinya yang mengusap lembut pipi pacarnya. Rose menatap sekitar dan tersadar ia sudah ada didepan rumahnya.

"oh iya maaf aku ngelamun." ucap Rose dan seketika ia teringat buku yang ia pinjam dari perpustakaan. ia membuka resleting tasnya dan mengeluarkan buku tersebut lalu ia simpan di dashboard mobil. "ini tadi aku pinjem ke perpus. belajar buat besok biar nilainya gak paling kecil lagi ya." ucap Rose dengan nada agak bercanda untuk mencairkan suasana namun sepertinya tidak berubah sama sekali.

Rose bersiap untuk keluar dari mobil namun tertahan oleh genggaman Jungkook ditangannya.

"maaf daritadi aku diemin kamu. aku lagi capek dan banyak pikiran, kamu pasti ngertikan?" ucap Jungkook merasa bersalah. Rose mengangguk, ia tahu pasti Jungkook banyak masalah dan ia juga mengerti. namun Rose juga sadar bahwa masalah ini tidak Rose ketahui apa dan entah mengapa membuat rasa penasaran dan rasa curiga Rose lebih besar mengingat kejadian yang teman temannya ceritakan tadi siang.

Rose melepaskan pelan genggaman Jungkook dan tersenyum, "aku ngerti kok, dan aku juga percaya sama kamu." setelah itu Rose langsung keluar dari mobil Jungkook dan langsung menutup gerbang rumahnya setelah melambaikan tangannya kepada Jungkook.

senyuman Jungkook perlahan memudar saat teringat ucapan Rose tadi. ia memejamkan matanya sebentar dan langsung melajukan mobilnya meninggalkan komplek rumah Rose.




.
.
.
.
redrrosies🥀

Annoying BoyWhere stories live. Discover now