Hutan Gangguan

1.7K 132 3
                                    

Assalamualaikum Semuanya🤗

Selamat Membaca

☆☆☆

"Assalamualaikum Hyerin..." tegur Riyan.

"Waalaikumsalam, Najma nya mana ya?" Tanya Hyerin bingung karena dia hanya melihat Riyan dan tidak mendapati temannya itu.

"Najma masih ada pekerjaan, jadi dia nyuruh aku buat nganter kamu. Kamu gak keberatan kan?" Tanya Riyan.

"Ahh begitu ya? Ne gwaen- ahh maksudku tidak papa" jawab Hyerin sambil menggeleng.

"Kalau begitu ayo kita berangkat" ucap Riyan dan Hyerin pun mengangguk.

Di toko, "apa yg ingin kau cari?" Tanya Riyan.

"Ahh itu...pensil buat gambar yg lengkap dan HVS" jawab Hyerin. Riyan pun langsung membawa Hyerin ke tempat barang-barang itu berada. Hyerin terlihat sangat senang sekali saat melihat alat-alat menggambar dan melukis berjejeran di sana. Matanya berbinar senang.

"Wuahh daebak..." gumam Hyerin.

Hyerin lalu mengambil pensil gambar satu set, lalu penghapus, satu pack HVS, dan dia mengambil buku gambar dengan warna kertas yg berwarna coklat muda, seperti kertas kuno. Setelah selesai, merekapun langsung membawanya ke kasir.

"Tidak langsung pulang gak papa? Aku laper soalnya hee" kata Riyan, entah beneran laper atau modus ngajak jalan dulu.

"Ahh iya tidak papa" jawab Hyerin.

Riyan pun langsung membawanya ke restoran yg tidak jauh dari sana.

"Kamu mau pesan apa Rin?" Tanya Riyan.

"Emmm sate...apakah itu enak?" Tanya Hyerin.

"Ya, itu enak sekali. Kau mau?" Tanya Riyan.

"Ya, itu saja" jawab Hyerin.

"Oke"

Tidak lama kemudian pesanan merekapun datang. Mata Hyerin berbinar saat melihat sepiring sate itu, terlihat sangat menggiurkan.

Setelah berdoa, Hyerin mengambil satu tusuk sate dan langsung mencobanya.

"Bagaimana?" Tanya Riyan.

"Emmm!!! Masitta ah...maksudku enak! Sangat enak" jawab Hyerin dengan mata coklatnya yg berbinar. Riyan hanya tersenyum. Hyerin makan dengan sangat lahap, dia memang pecinta makanan.

Setelah acara makannya selesai, Riyan pun langsung mengantarkan Hyerin pulang.

☆☆☆

Najma baru saja keluar dari sebuah supermarket. Namun saat ia ingin membuka pintu mobilnya, gerakannya terhenti. Tubuhnya menegang. Di sana, tak jauh dari tempat Najma. Laki-laki itu tengah berpelukan dengan seorang wanita.

"Mas Ariel..." gumamnya.

Mata Najma memanas, dengan cepat dia masuk ke dalam mobil dan segera melajukan mobilnya.

Tadi itu Ariel dengan siapa? Dan...sajak kapan Ariel suka bersentuhan dengan wanita yg bukan muhrimnya? Setau Najma, Ariel adalah laki-laki yg sangat enggan bersentuhan dengan lawan jenis yg bukan muhrimnya. Tapi, apa yg tadi dia liat? Ariel hanya diam saat wanita itu memeluknya. Apakah itu kekasihnya? Jika ya, lalu mengapa dia melamarnya? Untuk apa? Kini banyak pertanyaan-pertanyaan di kepalanya Najma.

Setelah sampai di rumah, Najma langsung menyimpan barang belanjaannya di dapur. Ia lalu pergi ke kamarnya, dia berniat untuk menghubungi Ariel.

"Assalamualaikum Mas.."

"Waalaikumsalam, ada apa Dek?"

"Mas...boleh Najma bertanya?"

"Hah? Tentu saja, apa yg ingin kamu tanyakan Dek?"

"Mas....apa Mas Ariel benar-benar mencintai Najma?"

"Hah? Kok kamu nanyanya gitu? Tentu saja Mas mencintai kamu..."

"Mas...jika kamu hanya kasihan padaku, tolong hentikan saja. Sebelum semuanya terlambat"

"Hah?! Naj! Maksud kamu apa Dek?!"

"Mas...coba Mas bayangkan, bagaimana keadaan hati kekasihnya Mas jika nanti Mas menikah dengan Najma? Mas...Najma memang cinta sama Mas Ariel, tapi jika harus merebutmu dari wanita lain, maaf aku tidak bisa, aku tidak mau. Aku juga seorang wanita, aku tidak mau merebut kebahagiaan wanita lain"

"Dek! Maksud kamu apa? Kekasih? Mas sama sekali tidak punya kekasih, kamu tau sendiri kan Mas seperti apa? Apa kamu pernah dengar Mas pacaran? Tidak kan? Maksud kamu apa sayang? Tolong jelaskan sama Mas. Mas yakin kamu cuma salah paham" suarnya Ariel terdengar sangat frustasi, khawatir, dan gelisah.

"Mas...tadi Najma liat kamu pelukan sama wanita. Setau Najma Mas bukan seorang laki-laki yg suka bersentuhan dengan yg bukan Muhrimnya. Tapi tadi Mas berpelukan dengan seorang wanita, menurut Mas apakah tidak wajar jika aku berpikir mungkin dia adalah kekasih kamu Mas?"

"Astagfirullah Dek...ternyata begitu. Kamu memang sedang salah paham sayang. Dia bukan kekasih Mas, dia Kania. Teman kuliah Mas dan Arien dulu. Dia memang suka sama Mas, tapi Mas sama sekali gak suka sama dia. Tadi Mas gak sengaja ketemu sama dia, dia memang memeluk Mas, Mas kaget makannya Mas sempat terdiam tapi Mas langsung mendorongnya Dek, apa kamu tidak melihatnya sayang? Dek, mas cuma sayang dan cinta sama kamu Dek. Tolong percaya sama Mas"

"Hahhh....Maaf, Najma minta Maaf Mas..."

"Kamu percaya kan sama Mas? Mas benar-benar serius sama kamu Dek, kalau Mas gak serius mana mungkin Mas berani memintamu pada Ayahmu"

"Iya"

"Jawab yg panjang Dek jangan singkat"

"Iya, Najma percaya sama Mas"

"Alhamdulillah...kamu gak nangis kan?"

"Sedikit..."

"Maaf ya Dek...Mas udah bikin kamu nangis"

"Iya Mas, Najma juga minta maaf"

"Iya gak papa Dek"

"Kalau gitu Najma tutup dulu telponnya ya Mas? Najma mau bantuin Ibu dulu"

"Iya Dek, jangan nangis lagi"

"Iya enggak, Assalamualaikum Mas"

"Waalaikumsalam...calon istri"

Najma tersenyum, untung cuma salah paham.

Sedangkan di sebrang sana, Ariel juga tengah menghela nafas leganya. Tadi dia benar-benar kaget saat mendengar perkataannya Najma, apalagi dibagian 'berhenti sebelum terlambat'. Untung saja kesalah pahaman itu cepat selesai. Bisa gila dia kalau batal nikah sama Najma. Digantungin sama Najma aja dia udah uring-uringan gak jelas, apalagi ditinggal? Gila beneran.

"Hahhhhhh...jadi ini ya? Yg dinamakan hutan gangguan sebelum menikah. Bikin jiwa gak tenang aja" gumamnya. Selamat Ya Pak Bos, sudah melewati hutannya. Hoho

☆☆☆

Jangan lupa Votemennya🤗
Terimakasih







PAK BOSWhere stories live. Discover now