part 23

0 0 0
                                    

Mama dan papa tiba saat siang hari tepat saat jam makan siang. Aku dan dika hanya diam saja entah apa yang di pikirkan dika namun dalam otakku adalah bagaimana aku bisa segera bertanya pada mama dan papa soal kebenaran diriku.

Setelah makan siang selesai aku akhirnya memberanikan diri untuk bertanya pada mama dan papa yang sedang duduk menonton tv.

"Ma, pa, fasya mau tanya sesuatu" aku berdiri di hadapan mereka

"Tanya apa sya?" Papa menanggapiku

"Apa bener aku bukan anak kandung mama sama papa? Aku nemuin semua bukti mulai dari buku album, nenek, om rio, tante ambar" aku menjabarkan semua yang sudah ku lalui

Mama dan papa saling menatap dan mama mengangguk.

"Iya fasya, kamu memang bukan anak kandung kami" kata papa

"Terus siapa orang tua kandungku?!!" Tanyaku berteriak dalam tangis mengetahui fakta itu

"Pak lukman dan istrinya adalah kedua orang tua kandungmu. Kedua orang tua angga adalah orang tua kandungmu. Dan itulah sebabnya kami sangat berhutang pada mereka." Jelas mama

"Tapi kenapa ma? Kenapa bisa aku ada di sini?!" Tanyaku

"Mama dulu sempat punya anak kembar namun anak kami di culik orang, saat kami berdua sedang pergi ke rumah sakit kami melihat bayimu yang berusia 2 tahun sedang sakit dan butuh biaya sehingga kami berdua membantu membiayai pengobatanmu dan sebagai gantinya kamu kami angkat sebagai anak" jelas mama

"Dan karena mama sudah sangat menyayangimu, ketika keluarga pak Lukman ingin menebusmu kami tidak memberikan kamu pada mereka. Tapi sekarang semua sudah jelas, kamu sudah mengetahuinya. Kami tidak bisa lagi menghalangimu kembali pada keluargamu" kata papa kemudian

"Apa bukti kalau pak lukman ayah kandung fasya?" Tanya dika

"Kalau kalian tidak percaya. Kita bisa tes DNA sekarang juga" ancaman papa serius terjadi

Kami berempat pergi ke rumah sakit bersama pak lukman dan isterinya. Kami bertemu disana. Dan aku entah bingung harus bersikap bagaimana. Tapi kami berempat tetap melakukan tes DNA dan setelah lama menunggu hasil tes itu keluar, aku dinyatakan sama dengan DNA pak lukman sementara dika memang putra papa dan mama.

"Sayang, akhirnya kamu pulang nak. Bunda rindu sekali dengan kamu" bunda langsung memelukku

Aku tak menyangka hal ini bisa terjadi. Ayah bunda dan apa yang dikatakan angga benar benar terjadi.

Flashback

Angga sedang mencari buku sejarahnya yang tertinggal di ruang kerja ayah saat dia mampir ke kantor. Tak sengaja dia menemukan foto keluarga ayah, bunda dam seorang bayi yang bayi itu ternyata bernama melati.

Angga tersentak karena dia berfikir bahwa dia sempat memiliki adik perempuan, namun ayah dan bunda tidak pernah menceritakan tentang hal itu padanya.

Angga berencana untuk menanyakan hal itu pada ayah dan bunda saat sampai di rumah nanti.

Namun saat angga tiba di rumah, bunda sedang terlihat menangis dan ayah duduk di sampingnya untuk menenangkan. Angga awalnya ingin segera mendekat dan ikut mengetahui permasalahannya namun sebelum dia mendekat ayah dan bunda bercakap

"Gimana mas, keluarga itu tidak mau mengembalikan melati pada kita" kata bunda di dalam tangisnya

"Pak dani memang tidak pernah menepati janjinya!" Ayah marah

Angga segera bertanya pada salah seorang bodyguard Tentang siapa itu pak dani.

Lambat hari di ketahui bahwa pak dani adalah ayah dari dika sahabatnya sendiri dan anak yang mereka maksud adalah fasya adik dari dika. Angga sudah mengetahui segalanya bahwa sebenarnya fasya adalah adiknya namun keluarga dani merebutnya secara paksa hanya bermodal harta. Namun yang paling menyakitkan bagi angga adalah semenjak ayah dan bunda terlihat marah dan menangis sore itu ayah dan bunda sama sekali tidak peduli padanya. Mereka malah sibuk memikirkan tentang putri mereka. Menghias kamar, membeli baju, peralatan perempuan semuanya setiap bulan untuk di taruh di kamar fasya tanpa memikirkan bagaimana perasaan angga.

Saat itulah alesha hadir dalam hidupnya dan mencuri hatinya namun persaingan sengitnya bersama dika harus selesai begitu saja karena dia sangat sangat membenci dika. Dia baru saja mengetahui fakta bahwa adik dika adalah adiknya. Dan adik dika adalah orang yang udah merenggut kebahagiaan dan kasih sayang ayah dan bunda untuk angga.

Berat hatiku mengetahui fakta bahwa aku selama ini di rawat dan tinggal dengan orang yang bukan keluargaku. Orang asing bagiku. Tapi mama dan papa tidak lagi menahanku bahkan mereka ikhlas jika aku kembali pada keluarga kandungku ayah dan bunda terus memaksa dan meyakinkan aku tentang mereka. Dan memang mereka adalah kedua orang tua kandungku dari Bandung. Dulu kami tinggal di bandung. Dan kang soni yang bercerita kemarin adalah adik ayah. aku saja yang membantah fakta itu. Aku cemas karena harus mengemasi barang barang untuk pindah ke rumah ayah dan bunda.

Begitupun dika dia datang ke kamarku dan duduk memelukku, berat hatinya harus berpisah denganku. Adik semata wayang yang dia sayang dan selalu dia ganggu sejak kecil tapi apalah daya. Papa dan mama sudah menyilahkan aku keluar dari rumahnya dan ayah bunda sudah membuka pintu lebar lebar untuk aku kembali.

Mereka berdua terlihat sangat senang dan bahagia dapat mendapat pengakuan dariku sebagai orang tua kandungnya. Namun di malam hari mama terdengar menangis histeris meminta pengembalian putranya yang diculik. Papa, aku dan dika datang untuk mencoba menenangkan namun dia tak bisa lagi di tenangkan kecuali putranya saudara kembar dika kembali. Aku berjanji dalam hati jika aku akan mencari lelaki itu yang juga kakak angkatku. Aku tak rela melihat mama kehilanganku dan tak bisa bahagia seperti dulu lagi. Papa mama adalah orang dermawan yang sudah menolongku. Meski pada kenyataannya mereka juga salah karena melanggar perjanjian

Pagi hari ayah dan bunda datang langsung ke rumah papa untuk menjemputku. Mama tak ikut mengantarku keluar karena dia masih tak bisa menahan sakit hatinya di tinggal olehku. Namun aku tak bisa berbuat banyak selain menuruti apa yang dimau ayah dan bunda. Tinggal di mansion angga, mantan pacarku sendiri. Rasanya fantasi kehidupan yang ku lalui selama ini. Ayah bunda yang baru ku kenal lewat angga dan langsung dekat denganku. Mansion mewah keluarga angga. Dan angga. Kakakku. Apa dia akan menerimaku? Mengingat dia benci padaku karena aku sudah merebut kebahagiaan dan kasih sayang ayah dan bunda padanya selama ini. Bagaimana nasibku di rumah baru menjadi anggota keluarga konglomerat dan hidup lebih lebih. Aku tak bisa membayangkan. apa keluarga baruku akan bisa menerima kehadiranku?

Sepanjang perjalanan menuju rumah baruku aku hanya menatap keluar jendela mobil dan membayangkan gambaran gambaran menakutkan kalau kalau angga masih membenciku dan memusuhiku di rumah besar itu. Aku sama sekali tidak siap bertemu dengannya

Duniaku Where stories live. Discover now