part 19

0 0 0
                                    

Aku pulang jam 8 malam dari rumah angga, jujur sebenarnya aku sangat menikmati suasana di rumah angga dan ingin tak mau pulang saja kalau angga tidak memaksa karena si dika sudah menelfon padanya ratusan kali.

"Dari mana aja sih sya?! Nggak tau ya kalo aku tuh khawatir. Emang dasar punya adek bisanya bikin orang kepikiran terus!" Mulut dika sudah macam emak emak kompleks

"Kalo aku bisa, aku ogah pulang dan ketemu kamu!" Jawabku ketus dan berlalu masuk rumah

Si dika mengikuti langkahku sampai di dapur karena aku ingin membuat makaroni Mozarella.

"Kamu kok udah baikan aja sih sama si angga? Dia kan pernah nyakitin kamu! Emang kamu nggak benci ama dia?" Celetuk dika sambil ngemil coklat di meja dapur

"Ya, mungkin aku kecewa tapi ternyata semua cuma salah paham. Ada orang yang sengaja pengen hancurin hubunganku sama dia" jawabku santai

"Tau dari mana?" Tanya dika lagi

"Angga yang cerita" jawabku santai

Entahlah malam itu si dika jadi terlihat aneh saja. Tak biasanya dia diam, dan sesekali sewot diajak bicara. Hmmm mungkin dia pms hahahahaha ya dia kan remaja labil.

Aku ngedikkan bahu acuh pada sikapnya malam itu karena toh tak mungkin berjalan lama. Dia biasa menggangguku mungkin saja malam itu memang sedang tak mood.

Pagi telah tiba, rasanya baru tadi malam angga mengantarku pulang pukul 8 tiba tiba sudah pagi lagi sudah terik lagi. Bayangan sinar matahari masuk melalui celah celah jendela kamar. Hpku berdering tanda telfon masuk, segera ku angkat karena aku berharap angga yang pagi pagi menyapaku. Namun, aku mengernyit ketika melihat nomor tidak di kenal yang menelfon. Siapa ya? Karena penasaran aku pun mengangkatnya.

"Hallo? Ini siapa ya?" Tanyaku

"Hallo, ini bunda sayang. Barusan bunda di kasih nomor kamu sama angga, jujur bunda kangeeeeeeeen banget sama fasya tapi bunda masih di luar negeri nggak bisa ketemu deh" sapaan akrab di seberang dengan suara lembut yang khas seorang ibu

"Oalah bunda, hehe iya fasya juga kangen sama bunda. Kemarin fasya ke rumah di ajak angga tapi rumah sepi nggak ada ayah bunda" jawabku akrab bak anak sendiri

'sini sini ayah pengen ngomong' "hallo fasya? Ini ayah" ayah merebut hp bunda

"Iya ayah?" Sahutku

"Ayah juga kangen sama fasya hehehehe" dia terkekeh disana

"Sama ayah, kapan ayah pulang?" Tanyaku mengimbangi

"Pekerjaan ayah masih banyak disini. Oh iya, selama ayah bunda belum pulang kamu sering sering main ke rumah tidak apa-apa, si angga itu suka nggak bisa ngurus dirinya sendiri" ini malah ayahnya yang super perhatian

"Iya ayah" jawabku

"Yaudah nak ayah bunda tutup dulu, nanti lain waktu di sambung lagi ya" tutup bunda

"Iya ayah bunda"

Aku melempar hp ke sembarang arah ranjang, keringat dinginku sudah mengucur sejak tadi bicara dengan dua pasutri baik itu. Kaget kepalang di telfon calon mertua pagi pagi dalam keadaan baru saja bangun tidur dan suara yang pastinya serak. Mereka itu kedua orang tua yang lucu dan ramah menurutku, aku tersenyum sendiri mengingat sikap baik mereka yang seolah menganggapku anaknya. Andai mama dan papa bisa se handal mereka dalam mengasuh anak, aku dan dika pasti tidak akan merasa tidak punya orang tua. Ah, apa sih yang ku lakukan malah menyesali mama papa. Sudah bagus mereka mau merawatku dan dika. Mungkin memang cara mereka menyayangi kami saja yang berbeda dan punya caranya sendiri.

Aku segera mandi dan berganti baju. Begitu membuka pintu kamar aku langsung disambut dengan aroma masakan dari ruang makan yang sangat menggugah selera dan membuat perutku keroncongan.

Ku lihat dika sudah duduk disana dengan membaca koran pagi. Jika di lihat dari belakang dia sudah mirip CEO PT besar yang songong dan sok kaya sendiri hahaahhaha. Aku duduk dan mengucapinya selamat pagi namun dia hanya mengangguk.

Sudah jam 7 tapi angga belum juga sampai. Aku mulai cemas, dia juga tak bisa di hubungi. Sebenarnya dia datang apa tidak?! Si dika sudah berangkat lebih dulu. Aku semakin gelisah, terpaksa ku keluarkan sepeda motor dan bersiap berangkat dengan sepeda motor kesayangan untuk ke kampus namun tiba tiba dika sampai di pelataran. Tumben sekali dia pake acara balik lagi, ada apa?

"Sya loh si angga mana?" Tanyanya

"Kayaknya sih nggak jemput, aku telfon juga nggak di angkat" jawabku sudah duduk di jok sepeda motor

"Dari pada naik sepeda motor sendiri mending ku antar aja yuk ke kampus, udah kunci motornya kasih ke pak andi aja biar ntar di masukin lagi. Yuk keburu telat  masuk kuliah kamu" dika menarik tanganku masuk ke dalam mobil

Aku hanya diam saja selama di dalam mobil. Sangat jarang sekali bagiku untuk satu mobil dengan dika karena kami memang tak pernah satu tujuan setiap hari.

"Kamu tuh harusnya belajar peka, kenapa angga nggak mau jemput kamu! Ya karena dia emang males dia kan nggak beneran cinta sama kamu" dika mulai bersuara

"Apaan sih dik! Nggak usah ngaco deh!" Jawabku ketus

"Bukannya ngaco, aku nggak tega liat adikku di telantarin terus menerus" lanjut dia

"Dika! Udah deh ya! Aku tuh gelisah jangan ngajak berdebat!" Jawabku mulai terpancing emosi

"Kamu gimana sih! Aku tuh abang kamu, bukannya di dengerin malah di salahin. Aku bicara gini semua demi kebaikan kamu sya! Kalo angga beneran sayang sama kamu dia akan belain ninggalin kepentingan pribadinya demi kamu karena kamu lagi butuh dia!" Si dika malah emosi duluan

"Kamu kenapa sih! Kayaknya benci banget sama angga?! Atau benci sama hubunganku dengan angga?! Kamu emang nggak pernah bisa liat aku seneng ya! Aku kecewa nerima bantuan buat di anter ke kampus sama kamu!" Aku benar benar emosi

"Sya, bukan gitu" lanjut dika

"Cukup dik! Aku tau kamu emang nggak suka lihat aku bahagia apalagi itu sama angga! Kamu benci kan sama dia?!" Aku masih dipenuhi emosi

"Ya, aku nggak bermaksud buat benci tapi" dika masih ngotot

"Kalo kamu nggak mau diem aku berhenti sini! Pak sopir berhenti pak" ancamku ke dika

Aku sudah marah sekali. Siapa suruh dia memancing emosiku begini. Sudah tahu sejak pagi angga tidak memberiku kabar. Bukannya menenangkan dia malah menyuruhku memutuskan hubungan saja karena angga tak baik untukku. Kakak macam apa sih dia?! Hanya karena tidak punya pacar bukan berarti dia boleh iri pada hubungan yang aku jalani dengan angga. Dia pikir dia siapa, mengatakan jika angga bukan oratnf baik bagiku? Apa dia paranormal yang bisa menerawang hati seseorang?!

Duniaku Where stories live. Discover now