6.

58 23 2
                                    

Hari demi hari dilalui oleh Hera seperti biasanya.. namun kini hari itu telah tiba...

Dimana Hera akan pergi ke pertandingan nasional..

Perjalanan ke kota yang dituju menempuh perjalanan yang berbahaya.. yang berlika liku..

Hera awalnya hendak mengendarai motor agar tidak mabuk dalam perjalanan.. tetapi karena ayahnya cemas jadi Hera hanya dibonceng..

Awalnya arzi menawarkan tumpangan untuk Hera tetapi karena pelatih menyuruh arzi hanya boleh pergi bersama dengan anaknya yaitu Kiran.. jadi Hera menaiki mobil tanpa berfikir panjang

Awalnya Hera biasa saja..
Tetapi saat dalam perjalanan Hera melihat arzi dipeluk..
Diam-diam Hera cemburu..

Kamu bukan milikku
Tiada hakku kepadamu
Namun duri menusukku
Meski bukan aku yang menanamnya
-Hera

Tatap mata Hera terus tertuju pada arzi..
Hera berusaha tidak cemburu karena yang bersama arzi adalah sahabatnya sendiri.. namun hatinya tidak dapat dia kontrol..

Karena kurang fokus..
Saat tikungan Hera hampir terbentur di jendela mobil buss yang dia tumpangi..
Tetapi Rahmat menyelamatkan Hera

Hera langsung menjauhi tangan Rahman berterimakasih dengan wajah datarnya

Teman-teman Rahmat memandangi Rahmat.. karena mereka anak pesantren yang jarang dekat dengan wanita...

Hera kemudian memakai earphone dan mendengarkan musik lalu bersandar sambil memejamkan matanya...

Diantara candaan orang-orang di buss itu.. Hera bagaikan memiliki dunianya sendiri..

Tenang.. seperti bunga teratai diatas danau tanpa gelombang...

Tanpa Hera sadari..
Banyak pria yang curi pandang memandang Hera yang sedang diam memejamkan matanya..

Namun yaski menyadarinya dan bersandar di bahu Hera sampai tiba di penginapan..

Saat sampai di penginapan..
Semua bergegas membawa tas mereka memasuki rumah bertingkat 3 yang terletak di bukit..

Hera yang memiliki tas cukup berat membuat banyak pria yang ingin membantunya namun Hera menolak untuk dibantu

"Ekhem.. gak ada niat bantuin Hera?"
Sindir yasski ke arzi

Tanpa berkata apapun arzi melangkah ke arah Hera dan merebut tas dan koper Hera dan membawanya ke ruang tamu penginapan

Hera heran dan hanya terdiam..
Sedangkan yasski tertawa kecil

Hera dan sahabatnya berada di satu kamar yang berada di lantai 3 dan Hera langsung membersihkan kamar tersebut dan menata barangnya

Karena lelah.. dan pusing Hera tertidur di kasur itu..

Ke esokan harinya mereka datang ke gedung untuk mengurus data mereka

Namun sebelum mengurus data mereka..
Pelatih menyuruh mereka berbaris pemanasan dengan menendang target di halaman gedung..

Karena mereka berada di wilayah pegunungan dan masih sangat pagi..
Suasana dingin dan kabut yang mendampingi mereka saat itu

Saat hendak menendang target Hera dihentikan yasski yang menarik bahunya

"Hm??" Tanya Hera menatap yasski yang berada di belakangnya

"Arman.. itu Arman.. mantan kamu itu.. dia persis 5meter dari kita.." yasski sambil menunjuk ke arah arman

"Arman? Oh.. yang pakai kemeja itu? Dia mau ikut tanding juga.. kok kamu ngak cerita sih.. her?" Tanya Kiran yang memegang target

"Manakutau dia mau ikut tanding.. ahk.. sudahlah.. " Hera yang kemudian menendang target dan kembali ke barisan belakang..

Arzi yang berada di belakang yasski mendengar dan menatap ke arah Arman..

Saat menendang target dia emosi dan over.. sehingga target yang dipegang Kiran terlempar..

"Hey!! Ini cuman pemanasan! Tandingnya di matras dong! Besok baru tanding! Kenapa kamu keras banget sih! Ahk.. sial!!" Kesal kiran

Arzi dengan wajah kesalnya hanya diam dan tatapannya menahan emosi
Dan kembali ke barisan belakang..

Arman mendekati barisan dan menarik Hera keluar barisan dan ingin berbicara berdua
Namun tangannya ditarik juga oleh arzi yang berada di barisan

"Jangan pergi.. tetap disini" arzi sambil menarik hera

"Lepaskan ada yang ingin kukatakan pada Hera" Arman yang masih memegang hera

"Kau yang lepaskan" arzi dengan tatapan ingin menyerang

"Okay man.. kamu punya 5 menit.." Hera yang hendak pergi

"Tidak ada 5 menit.. sedetikpun tidak akan ada" arzi yang menarik hera

"Kenapa? Apa pedulimu?" Hera yang masih kesal ke arzi karena dipeluk Kiran saat perjalanan

"....." Arzi terdiam

Jangan lakukan
Aku takut kamu kembali padanya
Aku takut dia membawamu
Tetaplah disini bersamaku
Aku akan menjadi masadepanmu
Dan dia hanya masalalumu
-arzi

Arzi hanya terdiam membeku saat itu.. bagaikan patung yang beku

Hera menatap arzi dengan tatapan penuh pertanyaan..

"Ada apa? Kenapa kamu perduli? Kenapa kamu melarang? Kenapa genggamanmu begitu keras? Mengapa wajahmu tampak kesal? Katakan.. mengapa?" Batin hera..

ZEUSWhere stories live. Discover now