20.

13 1 0
                                    

Hera begadang mengerjakan tugas sekolah ketika semua orang tertidur, rasa hausnya membuat dia melangkah menuju kulkas namun dia terkejut melihat seorang pria terdidur di sofanya, saat mendekat dia melihat Zian yang tertidur pulas.

Hera menyelimutinya dengan selimutnya dan pergi mengambil segelas susu untuk dia bawa kekamarnya, suara samar-samar dia dengar ternyata itu suara Zian yang mengigau, tertawa kecil sambil mengambil video Zian yang mengigau ingin gula kapas seperti anak kecil, bertingkah manja dan imut tanpa dia sadari

Hera kembali ke kamar dan menyelesaikan tugasnya lalu tertidur diatas meja belajarnya.

Saat bangun Hera terkena demam.

" Selamat pagi cantik"

Tante tiwi membuka pintu kamar Hera.

" Pagi tante" Hera menggosok matanya dengan wajah pucat. "Kamu sakit?" Tante tiwi memegang jidat Hera yang terasa panas.

" Nggakpapa kok tante.." Hera menepis tangan tante Tiwi dan pergi ke kamar mandi.

Dimeja makan Zian makan dengan sangat lahap tanpa henti mengunyah masakan tante Tiwi. " Kayaknya Hera belajar masak dari tante deh.. Enak banget tan.." Zian dengan nasi yang penuh dimulutnya.

Hera keluar tanpa berpamitan hingga tak seorangpun tau kalau dia sudah berangkat sekolah. " Tumben Hera lama.." Tante Tiwi melangkah kearah kamar Hera." Yaampun.. Dia pergi gak pamit.. ". Sontak membuat Zian terhenti mengunyah dan berlari mengambil tasnya.

" pamit yah tan.." Zian berpamitan dengan tante tiwi lalu berlari kearah sekolah dengan sangat buru-buru.

Sesampai disekolah Zian berlari menabrak beberapa orang karena terburu-buru mencari Hera, namun Zian tidak menemukan Hera dimanapun.

Mata Zian terhenti pada Arzi yang membawa tas Hera, lalu menghentikan Arzi yang tengah berjalan dengan wajah kesal. " Hera mana?" Tanya Zian dengan raut wajah kesal dan dingin. Arzi hanya diam dan mengambil arah lain tapi Zian menarik kera baju Arzi " Gua bilang.. Hera mana?!!" Zian dengan nada tegas sambil menatap Arzi.

" Zian!" Seorang guru menegur Zian yang hampir membuat onar dipagi hari, tangan yang menarik kerah baju Arzi itu masih berada ditempatnya.

" Gua bunuh lo kalau berani nyentuh Hera dan gua bantai keluarga lo kalau lo nyakitin Hera." Zian mengancam Arzi dengan tatapan penuh emosi dan raut wajah yang sangat menahan amarah. Sementara Arzi hanya santai
menatap mata itu dengan senyum miring tipisnya dan tidak berkata apapun.

" Zian. " Hera yang memegang tangan Zian dan menatap Zian untuk melepaskan tangannya dan diapun melepasnya lalu mengecek kondisi Hera.

" Stop.. i am fine" Hera menghentikan Zian dan diapun berhenti. " Demam gini kamu bilang nggakpapa?!" Zian membentak Hera karena khawatir dengan wajah Hera yang pucat dan tatapan lemas dan suara yang serak.

Hera menatap Arzi dengan kesal menunggu Arzi menjelaskan apa yang terjadi semalam tetapi dia tidak berkata apapun. Hanya diam dan bertingkah seolah tidak ada yang terjadi.

" Ke kantin dulu.. Sarapan." Zian menarik tangan Hera dan pergi menjauh dari Arzi yang hanya berdiam diri ditempat itu.

" Nih.. Kamu sarapan bubur ayam dulu.. Baru ke kelas" Zian menyuapi Hera, mata Hera menatap sendok yang berisi bubur itu lalu menatap wajah Zian. "Santaii.. Ini gak ada racunnya" Zian memaksa Hera membuka mulutnya tapi Hera masih terdiam menatap Zian dengan wajah datarnya. " Aaa.. Pesawat masuk tanpa izin.." Zian mencubit kedua sisi pipi Hera hingga mulut Hera terbuka kecil dan memaksa sendok itu muat masuk kemulutnya yang hanya terbuka kecil itu.

" Ziaaannn!!" Hera berteriak kesal sambil menarik rambut Zian " lo sakit masih galak.. Aww sakit bego! " Zian membalas dengan mencubit hidung Hera " Aww.. Gak bisa napass" Hera sambil tertawa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 08, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ZEUSWhere stories live. Discover now