"Sudah ku ketuk berkali-kali tapi kau tidak menjawab," jelas sang adik kesal.

"Ada apa?" ketus Miso.

"Eomma menyuruhku mengantarkan bingkisan untuk Jin hyung, tapi aku ada kuliah satu jam lagi, jadi, noona saja ya, yang mengantarkan?" bujuk Jungkook setengah memohon.

"Aish ... kau ini kerjanya hanya menyuruhku saja," balas Miso.

"Ayolah noona, eumm?" bujuknya lagi, kali ini dengan wajah memelas.

Tak tega melihat wajah memelas sang adik, Miso pun tak bisa menolak adik satu-satunya adik kesayangannya. "Ya sudah, simpan saja bingkisannya, nanti ku antarkan."

Detik berikutnya Jungkook segera meletakkan bingkisan tersebut di atas meja dengan raut yang bahagia. "Gomawo noona-ku yang paling yang paling cantik dan baik hati," pujinya pada sang kakak. Aktingnya memang tidak bisa diragukan, jika itu di depan sang kakak perempuan satu-satunya. "Baiklah, kalau begitu, aku pamit noona."

Jungkook pun memutar tubuhnya, melangkah menuju pintu, tetapi dua detik kemudian, merasa ada sesuatu yang terlupakan, Jungkook pun kembali berbalik menghadap sang kakak dan berkata, "Oh ya, eomma bilang nanti malam kau harus pulang, karena akan ada acara makan malam di rumah."

"Hm, baiklah akan aku usahakan."

Setelah mendengar jawaban sang kakak Jungkook pun akhirnya benar-benar pergi.


Setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit, akhirnya Miso sampai di lobi kantor Kim Seokjin sang kakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit, akhirnya Miso sampai di lobi kantor Kim Seokjin sang kakak.

Kini tungkainya berjalan menuju ruangan sang kakak, dengan anggunnya ia melangkah diiringi ketukan heel's merah muda yang dikenakannya. Tetapi naas nya, selang beberapa detik, seseorang justru menabraknya membuat tubuh rampingnya oleng.

'BRUUKK'

Ia hampir saja terjatuh, karena hilang keseimbangan, jika saja sang penabrak tak segera menahan tubuhnya. Dan karena aksi tersebut, Miso sedikit terpental pada dada bidang orang yang menabraknya tersebut.

Bisa dipastikan, saat ini, wajahnya sudah memerah karena malu dengan apa yang baru saja di alaminya. Jelas saja, karena lumayan banyak karyawan yang menyaksikan kejadian tersebut. Terlebih, kini ia berada dalam pelukan pria yang menabraknya.

"A-ah, maaf," kata Miso seraya membenarkan posisinya semula, juga sedikit merapikan rambutnya yang sedikit kusut.

"Lain kali lebih hati-hati lagi," ucap pria tersebut datar, kemudian pergi begitu saja meninggalkan Miso yang masih berdiri kaku di tempatnya.

What?

Miso menggeleng, tak percaya melihat reaksi yang ditunjukkan pria tersebut.

Dia yang menabrak, seharusnya dia yang meminta maaf, gerutu Miso dalam hatinya.

LOVE HIM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang