Mimpi

3.7K 397 0
                                    

Aku bermimpi bertemu Amira kembali. Ia menangis di sisi ranjangku, mengutuki betapa bodohnya aku hingga bisa mengalami kecelakaan, padahal selama ia mengenalku, aku bukanlah pengendara yang lalai. Amira memelukku begitu erat, mencium anak-anak rambut di keningku, lalu menyuruhku untuk banyak makan. Ia menyuapiku semangkuk bubur yang sudah dingin dan dua lembar roti tawar. Belum pernah aku makan sebanyak itu selama di rumah sakit. 

Amira menemaniku sepanjang jam berkunjung, menggenggam tanganku dan bercerita tentang kegiatannya. Aku lupa bertanya tentang laki-laki yang kulihat di hari kecelakaanku. Tapi siapa pun itu, dia tidak lagi penting, selama Amira ada di sisiku. Amira bahkan berjanji untuk mengunjungiku setiap hari hingga aku sembuh. Aku tidak pernah merasa sebahagia itu.

Ketika kubuka mata, tidak ada siapa pun di sekitarku, selain suster yang mengganti botol cairan infus. Aku hampir saja bertanya, apakah ada gadis secantik malaikat yang tadi mengunjungiku, ketika kulihat sekeranjang buah-buahan di atas meja. Ada selembar kartu berwarna merah jambu tertempel di sana. Tulisan tangan Amira tersemat dengan indah.

Kamu sedang tidur saat aku tiba, jadi kutinggalkan saja pesan di sini. Semoga lekas sembuh, Dimas. 

Amira

Jadi aku benar-benar bermimpi. 

 

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Puzzle Piece √Donde viven las historias. Descúbrelo ahora