Boys Do Cry

3.8K 394 8
                                    

Tiba-tiba sajak picisan Edgar kembali terngiang di kepalaku. Boys do cry, but you can't see his tears. Aku dulu pernah mempertanyakan keaslian sajaknya, karena mirip dengan bait pertama lagu Bon Jovi berjudul Always: This Romeo is bleeding, but you can't see his blood. Tapi, baik itu air mata maupun darah, Amira tentu tidak akan melihatnya.

Karena ia merembes lewat sekujur sel-sel mataku dan bermuara di pembuluh jantung. Aku menangis dalam hati. Meski begitu, kuhargai segala keputusan Amira. Mungkin dia butuh waktu untuk menata kembali hatinya. Mungkin aku perlu introspeksi lagi mengenai hubungan yang tidak sehat ini. 

Billa menatapku sendu setibanya aku di rumah. Kakak perempuanku sedang tidak di rumah, jadi ia menggunakan kunci cadanganku untuk masuk. Ia tentu bisa membaca kesedihan di wajahku, karena yang ia lakukan hanyalah mendekapku erat.

"Jangan sedih," bisiknya. "Ada aku."

Bahkan meski berada dalam pelukan Billa, pikiranku masih tertambat pada Amira. 

 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Puzzle Piece √Where stories live. Discover now