chapter 2

23 1 2
                                    

Hari esok tiba, lagi - lagi Caca mendengar suara orang tuanya yang tengah bertengkar dan membuatnya terbangun dari tidurnya.

"Brak.... "

Suara gebrakan meja membuat kedua orangtunya itu berhenti bertengkar dan melihat ke arah sumber suara tersebut.

"CACA" muak papanya

"Kenapa sih kalian ga bisa sehari saja nggak bikin keributan, aku sedih kalau kalian harus berantem terus! "

Mr. Henandar pun meninggalkan mereka tanpa mendengar perkataan Caca.

"Sayang, maafin sikap mama sama papa ya yang udah bikin kamu bangun sepagi ini,"

"Mama, kenapa sih papa nggak pernah anggap aku ada kenapa ma,"

"kenapa papa tidak pernah bangga sama aku sedikitpun, padahal aku sudah meraih banyak prestasi di bidang akademik maupun non akademik,"

"sedangkan kak Jeje, dia selalu mendapat kasih sayang, dukungan dari papa dan mama."

"tapi kenapa aku tidak mendapat perlakuan yang sama ma? Kenapa? Hiks... Hiks.... " air mata Caca mulai terjun dengan sendirinya

"maafkan mama sama papa ya sayang, mungkin suatu saat nanti kamu akan tau sendiri jawabannya,"
Kirana memcium kening Caca dan segera menghilang dari hadapan Caca.

***

Bel pulang sekolah pun tiba, Caca kembali menuju rooftop sekolah untuk menunggu bintang - bintang yang masih tertutup oleh awan.

Sedari tadi Caca tidak fokus berlajar karna masih teringat kejadian - kejadian buruk itu.

Caca lupa bahwa dia ada janji dengan Natha untuk ke toko buku. Karna masalah hidupnya yang terlalu rumit membuatnya lupa akan hal yang hendak ia lakukan.

"Woy ac, lu lupa ya kalo lu ada hutan sama gue buat nemenin gue ke toko buku," teriak Natha dari tangga rooftop

"ihhh, apaan sih lo ganggu gue banget"

"lu lupa ya ac kalo lu ada hutang waktu ama gue"

"mampus gue, gue lupa kalau kemaren gue buat janji ama singa itu." batin Caca

"Woy...  Lu jangan diem aja ac gue ga banyak waktu. "

"ihhh, apaan sih lo manggil manggil gue ac, nama gue Caca bukan ac dasar singa, "

"ehh apa lo bilang gue singa, wajah gue ganteng kayak gini kok dibilang singa, kakak kelas lo aja banyak yang naksir gue gadis tengil. "

"emang lo kayak singa, nama lo aja ada leonnya, leon kan artinya singa. "

"dahlah gue gaada waktu buat debat ama lo, ayo ikut gue bayar hutang waktu lo sekarang, "

"ishh...  Dasar singa" dengus Caca dalam hatinya

"iya... Iya.."

***

Mereka pun sampai di toko buku dengan keadaan sehat walafiat.

Natha mulai mencari buku buku tentang rumus fisika karna ia sekarang menginjak kelas 12 dan mau menginjak kelas 13 mangkannya dia harus rajin rajin belajar biar dia bisa masuk universitas yang dia inginkan.

Sedangkan Caca, dia malah mencari novel yang memang cocok dengan kehidupannya.

"woy ac, lu udah dapet buku?"

"nggak gue cuma liat liat aja,"

"kenapa nggak beli? "

"uang gue ngga cukup kalau buat beli novel. "

"yaudah, ambil aja tuh novel yang lo inginkan biar gue yang beliin itung itung imbalan lo karna lo udah mau nemenin gue, "

"nggak usah novel gue dirumah udah banyak kok. "

"CEPET AMBIL, INI PERINTAH!! "

"yaudah gue ambil, tapi nanti gue ganti ya uang lo"

"yaudah ihh itumah gampang."

***

Akhirnya Caca sudah sampai rumah, dia tadi tidak diantar Natha hingga rumahnya melainkan, dia turun di sekolahnya karna dia takut kalau nanti papanya marah karna supirnya nunggu lama.

Caca pun membaringkan tubuhnya dikasur sambil memandang i bintang bintang yang ia tempel di plafon kamarnya.

"hai vega, Alpha, Rigel, dan yang lainnya."

"jangan tinggalin aku sendiri ya bintang bintangku,  dan jangan lupa doain aku agar papa mau menganggap aku sebagai anaknya,serta doain mama papa juga agar mereka bisa hidup rukun. "

"Bagaimanapun orang tua kita tidak menganggap kita anak, tetapi kita sebagaj anak harus tetap mendoakan dan senantiasa menghormatinya."

~~~~~~~~~~

Uwuuuuu, untuk cerita kali ini semoga bisa menghibur kalian dikala karantina ini ya guys!!!

Jangan lupa comment, vote, and follow

Follow juga instagram aku vynina_

****

See you next time guys:3



Senin, 20 April 2020




Gejolak Dibalik Bintang✮Where stories live. Discover now