'Bab 21 (Aku Pun Mulai Mencintaimu)'

Mulai dari awal
                                    

Khaira refleks menggeleng. "Gak kok, aku cuma agak capek."

Dirga mengangguk. "Kita pulang sekarang ya."

Fajar berdeham pelan. "Yaudah yuk pulang, udah ngantuk juga nih."

Mereka bertiga pun berjalan beriringan menuju mobil mereka masing-masing. Dirga dengan Khaira, sementara Fajar sendiri.

"Gue duluan ya, capek banget pengen cepet-cepet sampe rumah." Fajar angkat bicara.

"Lah? Kenapa gak bareng aja?" tanya Dirga.

"Lagi pengen cepet-cepet aja, kan gak enak kalo lo ikutin gue ngebut disaat ada Khaira," balas Fajar.

Alhasil Dirga mengangguk mengerti, Fajar pun berpamitan dengan keduanya, lalu masuk ke dalam mobilnya. Tak lama mobil berwarna hitam itu pun melaju meninggalkan pekarangan rumah Dirga.

"Ayok masuk," ucap Dirga setelah mobil Fajar tidak lagi terlihat. Setelah keduanya berada di dalam mobil, Dirga pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Di jalan Dirga menatap Khaira yang sedari tadi hanya terdiam. Melihat itu Dirga pun menyematkan tangan satunya pada jari-jari Khaira. "Khai, kalo mau tidur-tidur aja. Nanti aku bangunin kalo udah sampe."

Khaira menoleh sembari tersenyum kecil. "Rasanya kepalaku agak pusing, mungkin tidur sebentar bisa bikin aku seger lagi." Ia baru saja ingin tertidur, tapi teringat tangannya masih digenggam Dirga.

"Ga, lepasin aja tangan kamu. Nanti pegel lagi," ujar Khaira.

Dirga terkekeh pelan. "Tapi tanganku udah nyaman, terus gimana?" canda Dirga.

"Dirga...."

Dirga pun segera melepaskan genggaman tangannya. "Iya udah kok. Yaudah tidur gih."

Khaira memposisikan tubuhnya menghadap ke jendela mobil. Matanya memejam bersamaan dengan air mata yang luruh dari sudut matanya. Tapi kemudian ia pun tenggelam di alam bawah sadarnya.

Dirga melirik Khaira dengan hati bertanya-tanya. Sebenarnya ia tahu kalau Khaira sedari tadi diam saja, karena perasaan perempuan itu sedang tidak baik. Entah apa yang dipikirkan Khaira, tapi yang jelas Dirga ikut merasakannya.

"Maaf, aku masih belum bisa buat kamu bahagia Khaira." Dirga berucap lirih sembari mengusap pucuk kepala Khaira.

***

Akhirnya mobil milik Dirga pun sampai di kediaman orang tuanya, ia dapat melihat mobil Fajar yang sudah terparkir rapi. Pasti Fajar sudah sampai sejak tadi.

Laki-laki itu mematikan mesin mobilnya lalu melepaskan seat belt pada tubuhnya. Ia beralih menatap Khaira yang tampak tertidur dengan pulasnya. Kalau begini, rasanya Dirga tidak tega untuk membangunkannya.

Ia pun memilih untuk mengangkat tubuh Khaira secara perlahan dan menggendongnya menuju ke kamar. Dirga tersenyum melihat wajah polos Khaira saat sedang tidur. Menurutnya Khaira terlihat sangat cantik di saat tertidur seperti ini, namun tentu saja Khaira selalu cantik di matanya.

Sebelah tangan Dirga membuka pintu yang untungnya belum terkunci, lalu kembali menutup pintu tersebut dan menguncinya. Di dalam terlihat begitu sepi, sepertinya orang-orang sudah tertidur.

Dirga pun melanjutkan langkahnya menaiki tangga dan akhirnya sampai di kamarnya. Ia pun meletakkan tubuh Khaira perlahan-lahan di kasur, lalu membuka sepatu yang dikenakan Khaira. Setelah menyelimuti tubuh Khaira, Dirga langsung ke kamar mandi untuk berganti baju.

Setelah beberapa menit, Dirga keluar dari kamar mandinya dengan kaus oblong hitam dan celana pendek berwarna mocca. Ia menaiki kasurnya dan menyandarkan punggungnya pada bantal. Laki-laki itu kembali menatap wajah Khaira.

"Aku mencintaimu, apakah itu salah?"
Dirga terdiam mendengar kata-kata yang diucapkan Khaira. Walau ia tahu Khaira hanya mengigau, tapi entah kenapa menyebabkan jantung Dirga berdetak cepat. Sebenarnya siapa yang disebut Khaira? Apakah maksudnya Khaira adalah dirinya? Apa itu berarti Khaira sudah mulai mencintainya?

Tanpa sadar Dirga tersenyum. Dirga sendiri juga tidak tahu apakah ia sudah mulai mencintai Khaira? Tapi yang jelas perasaannya bahagia, jika memang yang dimaksud Khaira adalah ia sendiri.

Tangannya mengusap pucuk kepala Khaira lembut, lalu ia mencium pucuk kepala Khaira cukup lama. Membiarkan jantungnya berdetak tidak karuan. Setelahnya ia menatap wajah Khaira dari dekat, rasanya ada perasaan yang tidak Dirga mengerti. Yang jelas menatap wajah Khaira menjadi candu tersendiri untuknya. Entah sejak kapan.

Dirga menjauhkan wajahnya, lalu kembali tersenyum. "Gak ada yang salah, Khai. Dan sepertinya aku juga mulai mencintaimu, Khaira. Hingga rasanya aku ingin terus bersamamu sampai kapanpun, sampai maut sendiri yang akan memisahkan kita."

"Have a nice dream, Khairaku," bisik Dirga tepat di telinga Khaira. Walau ia tahu Khaira tidak akan mendengarnya.

Dirga mencium kening Khaira lembut, sebelum akhirnya merebahkan tubuhnya dan menarik selimutnya. Setelah membaca doa, dia pun memejamkan matanya dan membiarkan dirinya bersemayam di alam bawah sadarnya.

***

Hai hai assalamu'alaikum🌹
Aku mau ngucapin selamat menjalankan ibadah puasa buat kalian 💖 semoga kita semua dilancarkan puasanya di tengah wabah ini, tetep sabar dan semangat ya guys. Semuanya akan indah pada waktunya😊

Jangan lupa vote dan krisarnya ya, buat jadi bahan untuk kuperbaiki lagi. Maaf kalo cerita ini aneh dan kurang memuaskan, tapi aku bakal berusaha buat cerita ini semenarik mungkin. So, segitu aja dulu ya, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Syukron katsiiran🌹

' Takdir Cinta 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang