'Bab 9 (Sabar Menghadapi)'

120 7 0
                                    

Disaat hatimu terluka, bersabarlah. Akan ada masanya luka itu tergantikan dengan kebahagiaan yang membuatmu melupakan rasa sakit itu.

.
.
.

***

Perjalanan ke rumah Dirga membutuhkan waktu sekitar 40 menit dari rumah orang tua Khaira. Tepat pukul setengah tiga sore, mereka sampai di sebuah rumah bertingkat dua dengan cat bernuansa putih dan hitam.

Ini kali pertama Khaira ke rumah Dirga. Satu yang Khaira simpulkan tatkala melihat bangunan kokoh itu, rumah Dirga lebih besar dibandingkan rumahnya. Di halamannya terbentang rumput hijau, yang mana di kiri dan kanannya berjejeran bunga mawar yang berwarna-warni.

Khaira bergegas turun saat mobil Dirga telah berhenti. Ia terdiam, matanya mengamati setiap sudut area rumah Dirga.

"Ekhem."

Khaira tersadar, seketika ia menoleh pada Dirga yang sudah menatap tajam dirinya. Khaira tersenyum kaku, dia mengikuti Dirga yang sudah berjalan lebih dulu sembari memegang dua koper besar di tangan kanan dan kirinya.

Tok-tok-tok!

"Assalamu'alaikum," ucap Dirga sembari mengetuk pintu berwarna putih tersebut.

Tak lama pintu tersebut dibuka oleh seorang laki-laki yang tersenyum ke arah Dirga dan Khaira. "Wa'alaikumussalam Warahmatullah," balasnya.

Khaira terkejut tatkala wajah Fajar muncul. Ia lupa kalau Fajar adalah adik Dirga, otomatis dia akan sering bertemu dengan laki-laki itu. Seketika dadanya kembali merasakan sesak menatap senyum laki-laki itu.

Senyum yang biasanya begitu meneduhkan hatinya, kini berganti membuat dirinya terluka. Jika dulu senyum itu selalu berhasil membuatnya melupakan masalahnya, tapi kini senyum itu terus mengingatkannya pada apa yang telah terjadi.

Senyum yang begitu Khaira sukai, kini sudah tidak dapat lagi ia nikmati. Ada sebuah benteng besar di tengah mereka yang membuat Khaira tidak bisa lagi bebas seperti dulu.

"Ayo masuk, Khai! Mau berdiri sampe kapan emang?" canda Fajar sembari tertawa.

Khaira tersadar dari lamunannya, ternyata Dirga sudah masuk lebih dulu dan hanya menyisakan dirinya dengan Fajar. "Eh, i ... iya, Kak."

Khaira melangkah masuk dengan canggung, jujur saja dia masih merasa asing karena ini kali pertama dia ke sini.

Lagi, Khaira kembali dibuat takjub dengan rumah ini. Ternyata rumah ini begitu luas dan barang-barangnya pun begitu tertata rapih di dalamnya. Matanya beralih pada sebuah pigura besar yang menampilkan wajah Linda, Haris, Fajar dan Dirga yang tengah tersenyum bahagia. Di sebelahnya juga terdapat pigura berukuran sedang yang menampilkan wajah Dirga dan Fajar yang saling merangkul, keduanya saling tertawa.

Khaira tersenyum menatapnya, wajah Dirga yang tersenyum juga tertawa terlihat begitu bersahabat, berbeda dari yang biasanya. Melihat foto-foto itu, entah kenapa ia merasa bahwa Dirga yang sebenarnya adalah orang yang hangat, sama seperti Fajar.

"Khai, masih disini toh. Kirain udah masuk ke kamar."

Khaira menoleh ke sampingnya, dan lagi-lagi wajah Fajar yang muncul. "Iya kak, tadi liat-liat foto dulu. Lucu-lucu, hehe."

' Takdir Cinta 'Where stories live. Discover now