Chapter 63

7.5K 405 134
                                    

Jadi, gue ada rencana buat bikin akun roleplayer. Cuman gue butuh orang untuk megang akun anak2 gue ini. Kira-kira ada yang mau pegang gak? Untuk yang Arka udah ada yang pegang, tapi yang lainya belum.

Oke itu aja..

Happy reading:)

Ini sudah sepekan semenjak operasi Ana dan gadis itu belum sadar. Setiap hari, Arka akan menghabiskan waktunya dirumah sakit. Bercerita tentang sehari-harinya pada Ana walaupun tak yakin gadis itu bisa mendengarnya. Tubuhnya semakin kurus, kantung mata yang menghitam terlihat jelas dibawah matanya.

 Tubuhnya semakin kurus, kantung mata yang menghitam terlihat jelas dibawah matanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat ini, Arka sedang duduk didekat ranjang Ana. Mentap lekat gadis yang terlelap itu seolah tiada bosannya. Tangan Ana yang digenggamnya kini ia cium.

"Aku kangen kamu, Na.." Arka menaruh lengan Ana dipinya. Ia terkekeh, sadar jika airmatanya baru saja menetes. "Udah seminggu lebih. Kamu nggak cape?"

Arka mendekat pada Ana. Menyembunyikan wajahnya dileher gadis itu. "Aku cape dicuekin terus." Arka memejamkan matanya.

"Ar..."

Arka mengerjap saat mendengar suara Ana. Tangan gadis itupun kini mengusap rambutnya. Ia tak salah dengar, bukan?

Arka segera mendongak. Senyum tak bisa lagi disembunyikan dirinya. "Aku panggilin dokter bentar." Arka berlari keluar dan memangg dokter. Tak lama dokter pun datang dan segera mengecek kondisi Ana.

"Ana, udah baikan?"

Ana mengangguk dan tersenyum kecil. Meski kini tak lagi mengenakan alat apapun, tapi Ana masih lemas dan sedikit sulit berbicara.

Dokter itu menghembuskan nafasnya lega. Ia segera berbalik untuk keluar. "Ia sudah baik-baik saja." ucapnya pada Arka sebelum pergi meninggalkan cowok itu.

Arka menghampiri Ana sambil tersenyum tipis. Ia mengusap pelan rambut Ana. Saat melihat Ana hendak duduk, ia pun segera membantunya. Mengambil bantal agar menjadi sandaran gadis itu.

"Udah enakan?" tanya Arka kemudian duduk ditepi ranjang Ana.

"Kamu kurusan. Kantung matanya juga item banget itu." bukannya menjawab Ana malah mengatakan itu yang membuat Arka medengus tak suka.

"Nggak lucu."

Ana terkekeh kecil. "Aku jug—"

"Kamu tau nggak sih aku hampir mati!" ketusnya dengan bibir yang bergetar menahan tangis. "Kamu tau gimana khawatir aku? Aku mau mati aja rasanya kalo sampe kamu nggak sembuh waktu itu."

Arka membalikan kepalanya kemudian menghapus airmatanya. "Maafin aku."

Ana tersenyum dan menggenggam tangan Arka. "Aku yang minta maaf. Aku—"

"Ssstttss.." Arka menggeleng, mengusap pipi Ana kemudian mendekat dan menyatukan dahi mereka. "yearning you is the hardest piece of life.." bisiknya pelan.

[AHS#1] Arka Where stories live. Discover now