Special part

883 38 6
                                    

Simon earwyn, Tak Ada yg spesial dari dirinya, awalnya seperti itu namun lambat laun aku mulai menyukai semua hal yg ia lakukan padaku, seperti sebuah perhatian, kehangatan yg membuatku nyaman dan sebuah sentuhan yg memabukkan, aku menyukai semua tentang dirinya.

Simon memiliki karisma kuat dan mampu membuat wanita terpaku padanya dalam sekejap, ia memiliki tubuh ideal dan tetap terjaga di usianya yg tak lagi muda tapi tak terlalu tua, dia sangat dewasa dan penyayang, aku merasa beruntung bisa bersamanya, dia jauh berbeda dari kebanyakan pria yg aku temui sebelumnya, mungkin itulah yg membuat nya spesial.

Aku masih ingat bagaimana pagi pertama bersamanya, di pagi yg dingin ia memelukku dan menghangatkan ku dengan pelukan yg erat, sesekali membicarakan beberapa hal yg membuatnya terlihat bodoh haha, tapi aku menyukainya, sangat menyukainya, untuk pertama kalinya aku merasakan pelukan yg hangat dan nyaman, pelukan yg berbeda yg mampu menenangkan aku, dan membuatku tidak ingin melepaskan pelukan ini.

Saat merayakan natal bersamanya, saat itu aku tengah meminum secangkir coklat panas sambil menatap keluar hotel dari atas balkon, tiba-tiba saja sebuah tangan melingkar di pinggangku memelukku dengan erat, Simon.

"Di luar sangat dingin, masuklah." Ucap Simon sembari membenamkan wajahnya di pundak Amanda.

"Aku masih ingin disini." Balas Amanda sambil mengelus lembut kepala Simon.

"Baiklah aku akan menemanimu." ujar Simon yg membuat Amanda tersenyum senang.

Terkadang sikapnya begitu manis dan manja, membuatku semakin menyukainya, dalam beberapa waktu ia bisa menjadi manja seperti anak kecil dan di waktu lain ia bisa menjadi orang yg begitu dewasa namun tetap penuh kasih sayang.

Kehadirannya melengkapiku, dirinya mampu menyempurnakan apa yang kurang dalam diriku, demi apapun aku sangat mencintainya, aku berharap ia akan tetap menjadi milikku selamanya.

Menatapnya menjadi hal terindah yg kulihat, memeluknya karena takut kehilangannya adalah hal yg selalu aku lakukan saat bayangan tentang dirinya mulai menghilang, aku takut, aku takut ia menghilang, aku begitu takut hingga jantungku terasa sakit saat membayangkan dirinya tak bersamaku, mungkin karena aku terlalu besar dalam mencintainya.

Michelle part

Mataku tak bisa berhenti menatap pintu, aku menantikan dirinya datang di perayaan kali ini, kali ini saja, kumohon!

Kuakui diriku sudah terbiasa dengan ketidakhadirannya, tapi terkadang aku masih merindukan dirinya dan mengharapkannya, harapan yg sama yg dihancurkan berkali-kali oleh dirinya sendiri.

Entah apa yg terjadi padaku, terkadang aku merindukan pelukannya, ciuman manisnya dan ucapan yg selalu membuat jantungku berdebar, aku merindukan semua itu.

Bisakah aku kembali ke masa itu? Masa dimana hanya ada aku dan kamu tanpa ada dia, aku merindukan semuanya, kembalilah.

Aku memang bodoh karena masih mengharapkan ia yg tak lagi mengharapkan ku, tapi jujur saja. Bagaimana mungkin perasaan yg tumbuh selama bertahun-tahun ini hilang dalam sesaat? Semua ini ada karena sebuah awal, siapa yg memulai dan siapa yg akan mengakhirinya?

"Apa kau ingin tambah coklat panasnya?" Tanya Simon sambil menyodorkan secangkir coklat panas pada michelle.

"Tentu." Jawab michelle senang.

"Tentu ada bayaran untuk itu." ucap Simon yg terlihat malu-malu.

Michelle mengangkat sebelah alisnya bingung. "Apa itu?" Tanyanya.

Simon mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir Michelle, membuat michelle sedikit terkejut. Mata keduanya saling bertatapan, sesaat setelah ciuman manis itu berakhir.

"Apa kau ingin aku hangatkan malam ini?" ucapan Simon berhasil membuat michelle malu.

Tentu semua itu hanya terjadi dalam pikiranku, ingatan tentang natal yg kami lalui bersama berputar dalam otakku, menjadikannya satu dalam kenangan yg hanya kusimpan untuk menyenangkanku.

Terkadang sebuah pertanyaan datang begitu saja dalam kepalaku, seperti "sedang apa dia disana?" Dan pertanyaan aneh lainnya. Dulu semua pertanyaan itu bisa kutanyakan tanpa ragu, sekarang... Entahlah, tak terpikir olehku.

Simon part

Natal pertamaku bersama Amanda, dan pertama kalinya tanpa Michelle.

Sampai hari ini aku masih tidak mengerti akan perasaanku sendiri, agaknya salah jika aku harus menelantarkan anakku dan istriku, tapi meninggalkannya pun tak semudah membalikkan telapak tangan.

Meninggalkan salah satu di antara mereka pun adalah keputusan yg sulit, aku mencintai keduanya. Entahlah, memikirkan semua itu membuatku tertekan.

Aku memutuskan makan-makan di hotel bersama Amanda, menikmati hari ini hingga esok tiba. Terkadang aku terpikirkan bagaimana keadaan michelle dan Keanu disana, jujur saja aku merindukan mereka.

Kenapa semuanya terasa begitu rumit?

Hari ini salju turun, membuatku tak bisa berkencan bersama Amanda, dan membuatku memutuskan untuk tetap di hotel sambil melakukan sesuatu.

Kami menonton film bersama, entah kenapa aku jadi teringat saat-saat aku menonton film-film lama bersama Michelle setiap natal, dan kami akan menonton video natal tahun sebelum-sebelumnya, seakan-akan semua itu sudah menjadi tradisi bagi kami.

Membayangkan semua itu membuatku senyum-senyum sendiri.

"Ada apa?" Tanya Amanda yg terlihat bingung sekaligus curiga.

"Tidak ada, aku hanya berpikir,"

"Apa?"

"Aku ingin kau menghangatkan aku." ucap Simon manja sembari menenggelamkan wajahnya di dada Amanda.

Apa semua akan tetap baik-baik saja jika semua ini terungkap?




Maaf jika part nya kurang gimana gitu 🤧🙏
Author nya kehabisan ide kayanya

Just info, ini bukan lanjutan dari yg sebelumnya ya... Cuma tambahan mungkin ehek :>

14-6-2020

Cinta Kedua (END)Where stories live. Discover now