Episode 3: I'm so lucky

1.8K 70 0
                                    

Walaupun sering dibilang sebagai relationship goals', tidak jarang pula Michelle dan Simon bertengkar hebat.

Suka dan duka, dua kata yg tak bisa terpisahkan. Sama seperti Michelle dan Simon, sesering apapun mereka bertengkar, Simon selalu tahu bagaimana cara meluluhkan hati Michelle sang kekasih.

Berbeda dengan Michelle yg terkadang kesulitan dalam membujuk Simon, walaupun begitu pada akhirnya mereka akan tetap bersama.

Tepat hari ini, Michelle sedang merayakan 'sweet seventeen' dikediamannya, Simon datang sebagai tamu VIP dengan membawa sebuah hadiah, bernyanyi seraya berjalan mendekati Michelle yg terlihat senang dengan sebuah buket bunga besar yg begitu indah.

Michelle tak hentinya mengeluarkan senyuman manisnya ketika Simon berjalan kearahnya, kini hanya ada sedikit jarak antara mereka.

"Happy birthday honey!" Ucap Simon seraya mencium pucuk kepala Michelle lalu memberikan buket bunganya.

"Thank you honey." Jawab Michelle terlihat bahagia.

Orang-orang bertepuk tangan melihat kedekatan mereka, tidak jarang pula mereka berbisik-bisik tentang kedekatan dan keromantisan kedua sejoli tersebut.

Tidak lupa, Simon juga memberikan sebuah hadiah pada Michelle. Sebuah kotak kecil panjang tipis yg sudah di bungkus sedemikian rupa.

Tanpa berlama-lama, Michelle langsung membuka hadiah spesial dari orang spesial pula.

Michelle sangat senang bukan main saat ia tahu Simon memberinya sebuah kalung dengan liontin berlian kecil, membuat kesan sederhana namun tetap mewah.

"Ini sangat indah, terima kasih!" Ucap Michelle yg hampir saja menangis kerena bahagia.

"Kemari, biar aku pasangkan." Ujar Simon mengambil kalung itu dan langsung memasangkan di leher jenjang Michelle. "Kau sangat cantik." Puji Simon setelah memasangkan kalung itu.

"Aku tahu itu." Ujar Michelle.

Hari yg membahagiakan untuk Michelle, walaupun ia belum lama mengenal Simon tapi ia sudah merasa bahwa Simon lah kehidupannya saat ini.

Michelle pov

Bahagiaku selalu ada saat bersamanya, tak sedikit pula ada kekecewa di dalam kisah ini, namun aku tahu bahwa dialah yg terbaik untukku.

Entah kenapa pikiranku selalu kembali padamu. Memikirkan keadaanmu yg terkadang sibuk dengan segudang tugas, sulit memang saat harus jauh darimu... Tapi aku tak punya pilihan lain, selain mendukungmu.

Saat kami jarang bersama, orang-orang mulai membuat gosip dengan mengatakan bahwa aku sudah putus dengan Simon. Pentingkah bagi mereka mengetahui hubungan kami? Karena faktanya kami masih bersama, hanya saja Simon sibuk dengan tugas di kampusnya, begitu juga denganku yg akan mulai mengikuti ujian masuk.

Berat dan sesak rasanya saat aku menahan rindu ini, aku ingin memelukmu saat kita bertemu nanti.

Aku benar-benar merindukanmu, entah sampai kapan rindu ini bersamaku, menderita karena merindukanmu, membuatku tak bisa berfikir jernih dan menyesakkan dadaku.

Aku sudah belajar keras, dan terkadang Simon mengajarkan aku beberapa hal yg tak aku ketahui. Terkadang saat ia tak sibuk, ia menelponku atau video call padaku.

Sudah beberapa hari ini ia sulit dikabari, membuatku berpikir bahwa ia sudah menemukan seseorang yg baru disana.

Entah apa yg terjadi padaku hingga aku jatuh sakit, mungkin aku terlalu memikirkan nya.

Dia pun tak akan peduli padaku, terserahlah... Aku hanya ingin sendiri saat ini.

Aku memutuskan istirahat di kamarku, tiba-tiba saja ada seseorang yg membangunkan ku membuat mataku terbelalak seketika.

"Apa kau baik-baik saja honey? Maafkan aku karena tak mengabarimu, membuatmu sampai seperti ini." Ucap Simon mengelus kepalaku dengan lembut dan hangat.

"Siapa yg menghawatirkan mu." Ucapku memalingkan wajah.

"Maafkan aku, aku sungguh menyesal." Ujar Simon yg terlihat bersalah membuat hatiku luluh seketika.

"Hm..."

"Apa kau sudah makan? Aku membawakan kue kesukaanmu. Apa kata dokter? Apa dokternya benar-benar memeriksamu? Apa masih ada yg sakit? Michelle? Katakan sesuatu..." Ucap Simon panjang lebar membuat air mataku keluar tak terbendung.

"Honey... Kenapa kau menangis? Apa ini karena aku? Tolong maafkan aku, aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Kumohon jangan menangis!" Ujar Simon mengusap pipiku seraya menghapus air mataku.

Aku langsung memeluk Simon, air mataku membasahi pakaiannya.

Simon hanya diam sembari mengelus punggungku.

"I miss you so much..."

"I know..."

"Don't leave me..."

"Never! Love you..."

Simon membalas pelukanku seraya mengelus kepalaku dengan Tangan lainnya, aku merasa senang dia tak benar-benar pergi.

Ternyata apa yg aku pikirkan selama ini tidak lah benar, Simon menjelaskan semuanya padaku. Dan saat dia tahu aku jatuh sakit, ia langsung meninggalkan semuanya dan pergi menemuiku.

I'm so lucky have a boyfriend like you...






2-11-2019

Cinta Kedua (END)Where stories live. Discover now