Episode 11

757 31 0
                                    

Membuat jantungku berhenti berdetak sesaat

Aku hanya bisa menatap tulisan itu dengan rasa tak percaya

Aku melihat senyum merekah di wajah Michelle, membuatku begitu senang dengan kejutan ini.

Aku memeluk erat istri tercintaku, merasa tak percaya bahwa aku akan menjadi seorang ayah.

Akhirnya setelah menunggu kurang lebih 3 tahun, aku dan Michelle akan menjadi orang tua.

Bahagianya aku hari ini mendapatkan kabar baik di pagi hari, ingin rasanya aku mengatakan pada dunia bahwa aku akan menjadi seorang ayah.

"Aku akan jadi ayah!" Ucapku yg terharu dengan kejutan spesial ini.

"Ya, itulah keinginanmu." Balas Michelle yg ikut terharu setelah melihat ku yg hampir menitikan air mata karena bahagia.

"Terima kasih sayang!" Ucapku yg terus saja memeluknya.

Sementara Michelle hanya tersenyum bahagia karena diriku pun bahagia dengan kabar ini.

Tak lama kemudian, ibu mertuaku datang, ia pun tak kalah terkejutnya mendengar kabar baik ini.

Dengan cepat kabar ini menyebar, bahkan kini seluruh keluarga sudah mengetahui kejutan spesial ini.

Semua keluarga begitu bahagia dengan kabar baik ini, mereka berdatangan ke rumah kami untuk mengucapkan selamat dan memberi banyak hadiah.

Aku bahkan sampai lupa bahwa ini hari jadi pernikahan kami yg ke 4 tahun.

Rasanya baru kemarin aku menyatakan perasaanku pada Michelle, dan kini Michelle tengah mengandung anak pertama kami.

Michelle pov

Aku senang, sekaligus terharu melihat kejutan yg ku rencanakan 10 bulan lalu berhasil.

Yap, lama memang! Aku mengkonsumsi obat kontrasepsi membuatku sulit hamil, namun setelah aku memeriksakan diri ke dokter dan melakukan apa yg dokter minta, aku berhasil memiliki seorang anak.

Anak yg akan menguatkan hubunganku dengan Simon, bahagia rasanya melihat mereka pun bahagia.

Keesokan harinya.

Aku sangat kelelahan, hingga membuatku bangun siang hari.

Siang itu aku melihat Simon yg masih tertidur pulas memeluk tubuhku dengan erat, seakan-akan ia takut kehilanganku.

Aku jadi ingat kemarin, saat itu keluarga Simon datang berkunjung, karena aku terlalu lelah akhirnya aku tertidur.

Aku tertidur di pundak Simon, aku ingat rasanya saat ia melingkarkan tangannya di pinggangku menjaga ku agar tak terjatuh.

Saat itu aku berusaha membuka mataku, namun rasa kantukku berhasil mengalahkanku.

Sekilas aku melihat Simon, sepertinya ia sedang membawaku ke kamar, Karena aku bisa merasakan goyangan langkah kakinya saat melewati tangga.

Dan hari ini pun ia tetap bersamaku, menjagaku, mendampingiku seperti janjinya 4 tahun lalu.

Aku bahagia dan aku merasa jadi yg paling beruntung di dunia.

Aku mengelus kepala Simon, membuatnya terbangun.

"Selamat pagi!" Sapa Simon dengan nada lirih seraya mencium bibirku sekilas.

"Pagi juga."

"Ini sudah jam 11 siang" ucap Simon setelah melihat jam di ponselnya. "Apa kau lapar?" Lanjutnya yg kini sudah duduk di sisi tempat tidur.

"Ya, aku akan mandi lalu turun ke bawah." Balasku.

"Baiklah, katakan saja jika kau butuh sesuatu!" Ujarnya seraya mengecup keningku lalu pergi.

Mendapatkan suami yg begitu baik dan juga keluarga mertua yg baik, hidupku ini beruntung sekali rasanya. :)

***

Aku pun turun ke bawah untuk sarapan, atau mungkin makan siang tepatnya.

"Wangi sekali!, Apa yg kau masak sayang?" Tanyaku seraya menghampiri meja makan sudah ada sarapan.

"Hanya sarapan biasa, aku menyiapkan ini khusus untukmu." Ujarnya memberiku sebuah salad buah yg terlihat sangat enak.

"Terima kasih, aku menyayangimu!" Ucapku tersenyum manis padanya.

"Aku juga menyayangimu" balasnya dengan mencium puncak kepalaku. "Dan aku juga menyayangimu Simon jr" lanjutnya seraya mencium perutku yg masih rata.

"Simon jr?" Tanyaku sembari mengeritkan alis.

"Ya tentu saja,dia akan menjadi pria tampan sepertiku!" Ucapnya dengan bangga.

"Tidak, dia haruslah cantik seperti ibunya ini." Balasku yg tak ingin kalah dari Simon.

"Baiklah, seperti siapa pun dia nanti yg jelas aku akan sangat menyayanginya." Balas Simon seraya bertekuk lutut memeluk tubuhku/perutku.

"Seperti aku menyayangimu!" Lanjutku tersenyum malu.

Sanak saudara dan keluarga sering sekali berkunjung untuk menemuiku dan melihat keadaanku, bahkan kini Simon mulai melarangku melakukan ini itu.

Simon dan keluarga kami, menjagaku dengan sangat baik.

Setiap hari Simon akan pulang cepat, menemaniku dan menjagaku, terkadang ia bersikap seperti ibuku saja. ><

Entah kenapa tapi rasanya moodku berubah-ubah sejak hamil, tiba-tiba moodku menjadi senang dan terkadang moodku buruk, bahkan Simon pun kewalahan saat harus menghadapi aku yg Sekarang.

Bukan hanya mood, sekarang pun aku mulai merasa mual.

Simon begitu panik saat melihatku yg mulai mual-mual, ia mengira bahwa aku sakit, namun setelah periksa ke dokter, aku baik-baik saja, ini hal biasa yg terjadi pada ibu hamil di awal kehamilannya.

Aku pun sering melakukan pemeriksaan rutin ke dokter, untuk memastikan bayiku aman dan sehat.

Simon selalu mengantarku dan menemaniku ke dokter kandungan.

Sepertinya ia sudah siap menjadi Ayah siaga, yg akan selalu ada saat aku membutuhkan.

Terkadang aku merasa risih dengan sikap Simon yg over protective, membuatku merasa dipenjara, namun aku tahu dia melakukannya untuk kebaikanku dan sang bayi.

Ia menjaga kami (Michelle & bayinya) dengan sangat baik, aku tahu ia sudah menunggu lama untuk semua ini, hanya saja aku yg sibuk dengan pendidikanku dan mungkin aku belum siap jika harus menjadi ibu di usia muda.








27-01-2020

Cinta Kedua (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora