WITH YOU [END]

2.8K 172 130
                                    

Kangen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kangen. Sudah enam hari ini aku tidak bertemu dengan Kevin karena adat Pingitan. Mama dan Tante Nia bilang, hal ini penting untuk membangun rasa percaya dan kesabaran, menghindari mara bahaya, serta memupuk rindu kedua pengantin agar rasa bahagia yang luar biasa akan dirasakan ketika berjumpa. Biasa, tradisi Jawa. Padahal, aku baca-baca, untuk masa sekarang ini, hal itu tidak lagi diwajibkan. Calon manten bisa memilih mau melakukannya atau tidak. Tapi, kedua Mama-mama itu justru yang menentukan serta mewajibkan kami untuk melakukannya. Bahkan, mereka juga menyita ponsel dan alat-alat elektronik lain agar kami sama sekali tidak bisa berhubungan. Sangat tidak adil, bukan? Tapi, tak apa. Aku dan Kevin memiliki darah cerdik dan penuh trik kedua ibu-ibu rempong itu. Jadi, kami bisa mengakalinya. Hahahaa.

"Vanyaaa!" pekik Bella dan Caca tepat setelah membuka pintu kamarku. Aku pun menyambut mereka dengan antusias, dan berpelukan untuk melepas rindu. Sejak pingitan, Bella dan Caca tak pernah menemuiku. Mama melarangnya. Ia takut, kalau dengan bantuan Bella dan Caca aku bisa diam-diam kabur untuk menemui Kevin. Terlalu berpikiran negatif, kan? Aku tahu kalau aku 'kadang' membangkang. Tapi, tidak senekat itu juga kali.

"Lo ngapain aja, Van, enam hari ini?" tanya Caca setelah kami bertiga duduk di ranjang tempat tidurku.

"Mana lo enggak ada HP, ataupun laptop, kan? Gila, boring banget, sih," sambung Bella. Helaan napasku pun terhempas begitu saja.

"Ni, ya, gue kasih tahu jadwal gue. Biasanya, kalau pagi, sarapan dateng, dianterin sama Bi Ningsih. Tapi karena hari ini gue disuruh puasa, enggak ada sarapan, deh," ucapku lesu.

"Hah? Lo, kan, ada sakit lambung, kok, puasa, sih? Kalau penyakit lo kumat gimana?" Caca tampak khawatir.

"Awalnya juga gue protes gitu ke Mama. Tapi, anehnya, Mama bilang kalau gue enggak akan kenapa-napa. Enggak tahu, deh, kenapanya."

Kedua orang itu pun mengangguk-angguk sok paham.

"Habis sarapan, biasanya gue mandi. Dan yang lo harus tahu, mandi gue enggak sembarang mandi."

"Enggak sembarang mandi? Ngapain lo? Pake kembang?" cetus Bella, diikuti oleh kekehan dua orang di depanku ini.

"Ngawur. Kalo pagi, gue harus berendem di bathtub yang wangi bunganya kemana-mana. Tapi bukan bunga beneran. Gue enggak tahu, deh, nyokab gue dapet dari mana. Dan gue, harus melakukan itu selama 1 jam. Sampek mengkerut jari-jari gue," ujarku diiringi rona kekesalan. Kedua orang itu pun tertawa lepas.

"Habis berendem, gue gabut. Terus netflix-kan, deh. Nonton apapun yang menurut gue seru, sambil tiduran dan gulung sana gulung sini di kasur. Puji Tuhan-nya, kalo siang, ada misi rahasia nan menyenangkan yang datang," senyumku mengembang karena kalimat terakhir yang aku ucapkan.

"Misi rahasia? Apaan?" Caca penasaran.

"Namanya aja rahasia. Mau tahu aja lo," cibirku. Kedua orang itu pun menghela napas kesal, sementara aku terkekeh penuh kepuasan.

With You #2 [Kevin Sanjaya Sukamuljo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang