Last

1.9K 143 15
                                    

Cahaya rembulan berpadu dengan cahaya lampu kuning yang ada di tempat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya rembulan berpadu dengan cahaya lampu kuning yang ada di tempat ini. Cukup memberi penerangan, meski agak temaram. Aku dan Kevin duduk di salah satu tempat berumput di alun-alun. Kami hanya diam dan menikmati suasana. Tak jauh dari kami, ada beberapa pasangan yang juga sedang melakukan hal yang sama.

Senyumku terulas. Aku tak menyangka bisa datang ke tempat ini bersama Kevin. Selama ini, aku datang hanya bersama teman kampus, teman dance, atau Kak Dika. Memang menyenangkan datang ke tempat ini bersama mereka. Tapi, bersama Kevinlah yang paling menyenangkan. Semua hal rese yang ia lakukan memang menyebalkan. Tapi, ketika itu sudah menjadi kenangan, aku selalu merindukannya.

Tiba-tiba, kudengar Kevin terkekeh. Refleks, aku pun mengalihkan pandangan ke arahnya. Senyumnya tak tampak karena masker menutupinya. Tapi, aku yakin betul kalau ada simpul indah di bibirnya.

“Kenapa?” tanyaku heran.

“Enggak. Lucu aja bisa kayak gini sama kamu,” jawabnya dengan nada ceria.

“Lucu gimana maksud kamu?” aku masih belum paham.

“Ya lucu aja bisa nge-date sama kamu. Ini first time setelah kita jadian. Sadar enggak?”

Aku terdiam. Iya juga, sih. Setelah pacaran, kami langsung LDR. Jadi, belum sempat nge-date resmi. Senyumku mengembang memikirkan hal itu.

“Hari ini, ada banyak hal yang baru pertama kali kita lakuin bareng-bareng. Jemput kamu di kampus, kehabisan bensin, main ayunan, kejar-kejaran di gumuk pasir, minum kelapa muda sambil ngobrol, duduk berdua sambil menikmati pantai, gandeng tangan kamu sambil lari dari ombak, nontonin kamu tidur pules di mobil, bertengkar, baikan, naik becak lampu, jalan dengan mata tertutup ngelewatin beringin kembar, dan beberapa jam lagi kita bakal foto bareng di ikon kota Jogja. Aku yakin, setiap aku denger kata Jogja di kemudian hari, aku pasti bakal inget kamu, Van,” ujar Kevin.

Hatiku terenyuh mendengarnya. Hari ini panjang, dengan cerita indahnya romansa yang panjang pula. Rasanya, aku tidak ingin hari ini berakhir.

“Oh, iya. Satu lagi yang juga baru pertama kali kita lakuin,” cetus Kevin mengingat sesuatu.

“Apa?” tanyaku penasaran.

Kevin menatapku dalam. Sesaat kemudian, ia tertawa kecil. Aku pun mengernyitkan mata karena heran.

“Ehem ehem,” dehemnya lalu mendekatkan wajahnya pada wajahku.

“Kiss,” ucapnya lirih.

Aku membelalakkan mata mengingat hal itu. Jantungku mendadak berdegup lebih cepat. Tubuhku juga terasa lebih panas.

“Enggak usah salting gitu, dong,” cetusnya mulai rese.

“Apaan, sih?! Nyebelin!” ketusku.

Tiba-tiba, Kevin membelai surai rambutku pelan. Matanya menyorotku hangat. Entah mengapa, rasa kesal itu mendadak sirna karena perlakuannya.

“Iya, deh. Enggak akan aku bahas lagi,” ucapnya, lalu mengakhiri kegiatannya.

With You #2 [Kevin Sanjaya Sukamuljo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang