I Love U

1.8K 129 14
                                    

Aku memarkir mobil di halaman rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku memarkir mobil di halaman rumah. Kulihat Mama sedang duduk santai di teras, sambil memainkan ponselnya. Senyumnya terukir diiringi tawa yang beberapa kali terbit. Aku pun menghela napas panjang, lalu keluar untuk menghampirinya. Rasanya, sudah tidak sabar untuk mengutarakan semua hal yang sudah memucuk di ujung kepala.

“Ma, Mama kenapa posting kayak gitu, sih?” tanyaku kesal. Mendengar nadaku yang tidak enak itu, senyum Mama pun perlahan memudar.

“Pulang kampus kok marah-marah. Sama orang tua lagi,” Ia justru mengomel. Hish.

“Udah, deh, Ma. Mama enggak usah mengalihkan pembicaraan,” ucapku ketus.

Mama menatapku tajam, lalu menghela napas panjang. Sesaat kemudian, Ia berdiri dan memulai debat denganku.

“Siapa yang mengalihkan pembicaraan, sih? Kamu itu kebiasaan, deh, kalau dikasih tahu orang tua enggak pernah mau dengerin. Lagian, Mama mau posting apapun di instagram itu suka-suka Mama, dong. Itu, kan, instagram Mama,” Mama mulai nyolot.

“Iya. Itu memang instagram Mama. Tapi, dengan Mama post kayak gitu, aku yang jadi kena imbasnya. Pokoknya, aku mau, sekarang juga Mama hapus postingan itu,” pintaku dengan tegas.

“Enak, aja. Mama sama Tante Nia udah setuju untuk posting itu. Kita udah berencana untuk jadi pengingat kamu sama Kevin tentang hari bahagia kalian, dengan cara upload kayak gitu di setiap bulannya,” ucap Mama yang membuatku semakin kesal.

“Hah? Enggak bisa. Aku pengen, Mama sama Tante Nia lupain soal rencana kalian. Pokoknya, Mama sama Tante Nia harus hapus postingan itu,” bantahku.

“Apa yang sudah Mama rencanain, enggak akan pernah Mama batalin,” kekeuh Mama.

Aku menghela napas panjang. Aku sama sekali tidak habis pikir dengan Mama. Mengapa dia tidak bisa mengerti aku?

“Ma, asal Mama tahu, ya. Komentar Mama dan Tante Nia di akun gosip itu, udah bikin masalah semakin runyam. Ditambah post baru kalian. Instagram aku udah kayak tempat sampah, Ma, penuh sama makian. Aku sama sekali enggak berani buka HP, dan cuma bisa pantau instagramku dari ig temen-temen. Karena aku yakin, kalau banyak banget akun enggak jelas yang udah DM aku dengan berbagai kalimat hujatan mereka. Ditambah temen-temenku. Pasti banyak dari mereka yang ngechat aku buat minta penjelasan tentang apa yang beredar di media sosial. Kepalaku pusing, Ma. Bisa gila aku kalau kayak gini terus. Jadi, aku mohon sama Mama dan Tante Nia, buat enggak melakukan hal-hal semacam itu lagi, dan hapus postingan kalian itu.”

Tenggorokanku sakit karena terus menahan air mata. Rasa kesalku yang berlebihan memang selalu mengundangnya. Tapi, aku masih enggan membiarkannya mengalir.

“Van, kamu itu berlebihan menanggapinya. Lagian, enggak semua orang hujat kamu, kok. Banyak juga yang dukung kamu. Kamu liat aja di instagram Mama. Mereka minta untuk upload foto-foto kamu sama Kevin. Ada juga yang minta Mama sama Tante Nia buat live bareng, terus ceritain gimana kamu sama Kevin yang sebenernya. Ni, coba kamu liat,” ucap Mama sambil menunjukkan instagramnya.

With You #2 [Kevin Sanjaya Sukamuljo]Where stories live. Discover now