Guarantee

1.7K 142 21
                                    

🎵

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

🎵

Merindukanmu selalu ku rasakan
Selalu memelukmu penuh cinta
Itu yang selalu aku inginkan

Kau mampu membuatku tersenyum
Dan kau bisa membuat nafasku lebih berarti

Kau jaga selalu hatimu
Saat jauh dariku tunggu aku kembali
Ku mencintaimu selalu
Menyayangimu sampai akhir menutup mata

(Seventeen – Jaga Selalu Hatimu)

***

Aku berjalan lesu menyusuri loby laboratorium ke arah tangga yang menuju Lab. IPA di lantai tiga. Rasanya sangat malas untuk menaiki puluhan anak tangga itu. Selain karena memerlukan banyak energi, kegiatan ini juga memerlukan niat dan minat. Sedangkan, energi, niat, dan minatku sudah terkuras oleh Kevin. Tapi, mau bagaimana lagi? Mau tidak mau aku harus melakukan hal itu.

Setelah memaksakan diri, sampailah aku di lantai tiga. Aku pun langsung masuk ke lab dan duduk di meja yang sama dengan Vio dan Tika.

“Eh, Van. Liat, deh, si Tika mulai bucin, tu. Galau dia karena kangen sama Nino. Udah seminggu enggak ketemu katanya,” sambut Vio sambil tertawa mengejek saat menatap Tika yang sedang meletakkan kepala di meja, dengan wajah sedihnya.

Aku menghela napas lesu. Tak ada keinginan untuk ikut membuli Tika.

“Aku yang barusan ketemu aja udah kangen, apalagi kamu yang enggak ketemu satu minggu,” sahutku tanpa sadar. Sesaat kemudian, aku terbelalak karena kaget sekaligus menyesal mengatakan hal itu.

“Hah?! Maksudnya? Kamu punya pacar?” tanya Vio heran.

“LDR juga?” Tika menegakkan tubuh sambil mendekatkan wajahnya padaku.

“Siapa, Van?” timpal Vio.

“Orang mana?” Tika ikut tambah bertanya.

“Dika Dika itu, po?” tebak Vio. Aku pun terbelalak mendengarnya.

“Ngawur! Bukanlah!” sahutku langsung.

“Terus siapa?” kini, mereka kompak bertanya.

Aku terdiam. Otakku sedang mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan beruntut itu. Ku tatap secara bergantian, kedua orang yang sedang menatapku lekat dengan sorot mata penasarannya.

“Ma..maksudnya itu, bu..bukan pacar. Tapi, Mama sama Papa,” ucapku asal.

“Yang bener?” Vio tidak percaya.

With You #2 [Kevin Sanjaya Sukamuljo]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon