Chapter 26 - Entah Apa Ini?

507 70 0
                                    

Jimin tertawa ketika Seul Gi menyuruhnya berhenti tepat di depan apartemennya. Ini bukan apartemen Seul Gi, ini adalah apartemennya sendiri.

"Seul Gi-ya, ini apartemenku. Aku antar kau ke rumahmu ya?" Tanya Jimin namun Seul Gi menggelengkan kepalanya.

"Aku ingin tidur denganmu saja." Kata Seul Gi dengan aegyo-nya.

"Seul Gi-ya, dengarkan aku, eoh? Kita ini belum menikah. Jadi jangan seperti itu, eoh." Jimin mengelus lengan Seul Gi sambil tersenyum.

"Hanya tidur. Tidak ada apa-apa selain itu, Jimin-ah." Seul Gi menutup matanya dan kembali tak sadarkan diri.

Jimin menggaruk tengkuknya. Ia benar-benar bingung sekarang. Jimin memutuskan untuk melajukan mobilnya lurus. Ia akan mengantar Seul Gi ke rumahnya.

Tapi tangan Seul Gi tiba-tiba meraih tangan Jimin di stir mobil. Dengan keadaan yang menutup mata dan setengah tertidur, Seul Gi mengatakan sekali lagi kalau ia ingin tidur dengan Jimin.

"Astaga, Kang Seul Gi. Kau ini benar-benar di luar yang orang-orang pikirkan, ya?" Ujar Jimin sambil membelokkan mobilnya masuk ke dalam kawasan apartemen.

Lalu keduanya keluar dari dalam mobil dan memasuki lobby tersebut. Tangan Jimin tak lepas dari tubuh Seul Gi. Kalau tidak, perempuan itu bisa terjatuh.

Akhirnya Jimin dan Seul Gi berakhir di dalam apartemen. Disambut dengan gonggongan anjing kecil yang membuat Seul Gi kembali membelakkan matanya.

"Annyeong!" Pekik Seul Gi yang langsung mengangkat anjing itu ke dalam pelukannya.

"Seul Gi-ya, kau harus istirahat sekarang." Ucap Jimin.

"Jimin-ah, siapa namanya? Ini peliharaanmu?" Tanya Seul Gi yang mengembalikan anjing itu di lantai.

"Dia Yeontan. Peliharaan sahabatku yang sedang aku rawat." Jawab Jimin.

Kini Jimin merengkuh Seul Gi dan mengantarnya ke kamar Jimin.

"Wae? Kenapa kamu yang merawatnya? Dia sedang pergi?" Tanya Seul Gi dengan polosnya.

"Ani. Dia ada di rumah sakit. Berjuang melawan penyakitnya." Jimin membuka pintu kamarnya. "Dia menderita penyakit berbahaya bagi otaknya. Dialah penyebab dari aku tidak jadi mengantarmu pada hari Senin kemarin. Mian." Jelas Jimin.

Seul Gi hanya menganggukkan kepalanya dan menaiki tempat tidur Jimin setelah melepaskan sepatunya.

"Jimin-ah, aku ingin tidur. Kamu tidak ti--" Seul Gi sudah terlelap lebih dulu sebelum menyelesaikan kata-katanya.

Alhasil yang bisa Jimin lakukan hanyalah melepas jaket Seul Gi dan menyelimuti Seul Gi.

•••

Tiba-tiba Seul Gi terbangun dari tidurnya, tangannya meraba-raba tempat tidur disampingnya. Kosong. Membuat bibirnya mencebik.

Akhirnya ia memilih untuk melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Kepalanya masih terasa berat. Mabuk itu tak kunjung hilang sedari malam.

Seul Gi menatap jam dinding yang menunjukkan pukul satu pagi dini hari. Pantas saja mabuk itu tidak hilang-hilang, tidurnya masih kurang dan ia terbangun dengan sedih.

Matanya menyisir seluruh ruang tamu dan menemukan seseorang yang ia cari tengah terlelap di atas sofa dengan selimut hitam, entah itu menghangatkannya atau tidak.

Yang Seul Gi lakukan adalah langsung menghampiri Jimin dan bersila di lantai. Menatapi wajah Jimin dengan tatapan sendu.

"Benar, kan? Akhirnya rasa yang aku takutkan ini telah datang. Datang dalam waktu yang sangat singkat. Aku takut kehilanganmu." Ucapnya dengan kepala tertunduk.

Ended Up MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang