Chapter 09 - Anak Yang Pulang

664 80 2
                                    

Langkah kaki Seul Gi terhenti setelah mendengar suara itu dari lantai bawah. Suara Eomma. Membuat tatapan matanya berubah datar. Bahkan Seul Gi tidak tahu akan bagaimana ia harus bereaksi nanti pada Eomma dan Appa setelah kejadian malam memalukan itu.

"Kang Seul Gi." Kali ini Appa yang bersuara. Seul Gi yang tadinya berniat kembali ke kamar, tidak melakukannya karena Appa yang memanggilnya kali ini. Ia lebih takut pada kemarahan Appa yang sangat sabar dengannya itu.

"Ne, Eomma? Ne, Appa?" Ucap Seul Gi dengan pelan sambil menuruni tangga. Dirinya berharap semoga Eomma dan Appa tidak membahas apapun yang terjadi di Hotel Fancy. Itu benar-benar memalukan.

"Kamu tinggal dimana?" Tanya Appa dengan serius.

Saat itu juga Seul Gi menelan ludahnya dengan susah payah. Walaupun tak berada tepat didepan orang tuanya, ia tetap saja merasa gugup untuk menjawabnya.

"Di hotel Mister." Jawabannya membuat kedua orang tuanya menghela nafas mereka dan menatap Seul Gi dengan sendu.

"Kamu masih tidak bisa melupakan Taemin?" Tanya Appa dengan sangat lembut dan membuat Seul Gi menghela nafasnya kasar.

"Appa, Eomma, aku memang masih mengingat Taemin dengan jelas dihatiku ini, tapi aku ini tidak mungkin melakukan hal-hal yang tidak benar. Aku selalu melakukan semua hal yang pernah kalian lakukan dan ajarkan padaku. Jadi, tolonglah jangan khawatir begitu padaku, Appa, Eomma." Kata Seul Gi dengan senyuman di akhir penjelasannya.

"Eomma sudah tidak ingin membahas atau mengingat peristiwa malam itu yang terlalu memalukan. Terserah kamu saja sekarang. Kamu mau minta maaf atau tidak, itu keputusanmu." Ucapan Eomma sedikit menusuk bagi Seul Gi karena sudah sangat terlihat kalau Eomma masih marah dengannya.

Setelah itu Eomma langsung melangkah menuju dapur, meninggalkan Appa dengan Seul Gi disana. Appa pun langsung mengajak Seul Gi untuk duduk di sofa, lebih tepatnya disamping Appa.

Sifat Appa yang lebih lembut daripada Eomma selalu sukses membuat Seul Gi menangis saat di depan Appa.

"Mianhae. Malam itu aku benar-benar berfikir kalau itu adalah makan malam perjodohan lagi." Seul Gi menyeka pipinya yang basah. Ia tidak bisa mengangkat kepalanya karena sangat malu, ditambah lagi dengan rasa bersalahnya.

"Aigoo, uri adeul." Appa langsung merangkul Seul Gi ke dalam pelukannya sambil menepuk-nepuk punggung Seul Gi agar menenangkan tangisan anak perempuannya itu.

"Mianhae, Appa." Kata Seul Gi di dalam pelukan Appa.

Isakan Seul Gi semakin terdengar pada Eomma. Berbeda dengan Chanyeol dan Wendy yang mendengar itu dari atas. Keduanya langsung menuruni tangga dan menghampiri Seul Gi dan Appa.

"Kang Seul Gi, wae geurae?" Tanya Chanyeol.

Tangan Appa langsung bergerak mengusir Chanyeol dan Wendy. Appa juga menyuruh keduanya untuk berdiam.

"Ah, araseo, araseo." Chanyeol merangkul Wendy untuk duduk bersamanya di sofa lainnya. Dimana Appa dan Seul Gi dapat melihat keduanya juga.

Sedangkan Eomma pun melangkah keluar dari dapur menghampiri keempat orang di ruang tamu itu dengan roti isi yang bertumpuk diatas piring yang ia bawa.

"Mwoya ige, Eomma?" Celetuk Chanyeol dengan tangan yang terulur mengambil roti itu dari piring yang Eomma bawa lalu memberikan roti itu pada Wendy disampingnya.

Tak lupa dengan tangannya yang mengelus-elus perut Wendy dengan lembut. Chanyeol merasa seperti manusia paling beruntung dan bahagia saat ini ketika melihat Wendy yang tersenyum dengan anak yang dikandung oleh Wendy.

"Seul Gi-ya, kamu sudah meminta maaf pada Keluarga Park?" Eomma melipat tangannya di dada setelah meletakkan piring berisi tumpukan roti itu di meja.

Appa meregangkan rangkulannya pada Seul Gi sehingga Seul Gi dapat menatap Eomma.

Dari tatapannya pun, Eomma sudah tahu kalau Seul Gi belum meminta maaf atau mungkin tidak akan meminta maaf pada Keluarga Park.

"Aigoo, Eomma sudah tahu jawabanmu. Sekarang cepat makan ini."

Tentu saja ucapan Eomma tadi membuat Seul Gi heran. Mengapa Eomma tidak memarahinya melainkan menyuruhnya memakan roti yang sudah berada di tangannya ini?

"Nanti aku akan meminta maaf pada Keluarga Park." Ucap Seul Gi lalu beranjak dari sofa dan melangkah menaiki tangga. Ia hendak ke kamarnya.

Tapi suara ketukan pintu menghentikan langkah Seul Gi.

"Jimin-ssi?" Suara berat Chanyeol membuat dahi Seul Gi mengernyit dan mempercepat langkahnya memasuki kamar. "Ada apa?" Lanjut Chanyeol.

"Ah, annyeong haseyo. Maaf mengganggu. Aku hanya ingin bertemu dengan Seul Gi." Jawaban Jimin membuat Chanyeol tertawa.

"Araseo, araseo. Silahkan masuk. Langsung duduk saja, nanti Seul Gi akan kupanggilkan kok." Kata Chanyeol sambil membukakan pintu rumah itu lebih lebar lagi.

Begitu pintu itu terbuka dan memperlihatkan Jimin pada Appa, Eomma dan Wendy, ketiganya langsung terkejut.

"Annyeong haseyo." Jimin memberi salamnya dengan membungkuk.

"Wae geurae, Jimin-ssi?" Tanya Appa.

Seul Gi yang menatap itu semua dari atas langsung mengernyit. Tepat saat Seul Gi mencuri pandangnya pada Jimin, laki-laki itu menatap ke atas dan melihat sekelebat bayangan perempuan yaitu Kang Seul Gi. Perempuan yang ia cari di rumah ini. Jimin langsung tersenyum.

"Jimin-ssi?" Tanya Appa untuk yang kedua kalinya karena Jimin terlihat seperti tidak mendengar apapun saat itu.

"Ne, Ahjussi?" Jawaban Jimin dengan kata 'ahjussi' membuat Eomma dan Wendy saling bertatapan sambil tersenyum dan mungkin bertelepati.

"Kamu sedang mencari Seul Gi disini?" Untung saja Appa adalah seseorang yang penyabar.

"Ne, Ahjussi." Kata Jimin sambil tersenyum.

"Araseo."

Dengan begitu, Eomma dan Wendy langsung berdiri. Keduanya bersama-sama melangkah menuju tangga dengan tangan yang saling tergenggam.

"Duduk saja. Sebentar lagi Seul Gi pasti akan turun dari kamarnya." Ucap Eomma di anak tangga ketiga.

"Aniya, Ahjumma. Aku hanya sebentar kok."

Tapi setelah menunggu lima menit lamanya, Seul Gi tak kunjung datang. Eomma pun begitu. Hanya Wendy yang turun dengan senyuman canggungnya.

"Mianhae, Jimin-ssi. Tapi Seul Gi sedang tidur sepertinya. Kamarnya terkunci dan gelap. Jadi kau bisa sampaikan itu semua pada Chanyeol." Ucapan Wendy membuat Chanyeol dan Appa menggelengkan kepala mereka bersamaan.

"Ah, sebenarnya bukan sesuatu yang penting, tapi tolong sampaikan mengenakan ini ya. Hari Sabtu nanti, ia tak usah membawa mobilnya, hanya saja siapkan beberapa pakaian yang pantas." Kata Jimin membuat mata Wendy berbinar sambil mengelus perutnya. Tentu saja Chanyeol yang melihat itu langsung merutuki Jimin dalam hatinya. Kekesalan itu muncul tiba-tiba dalam diri Chanyeol.

"Araseo, Jimin-ssi. Nanti pasti kusampaikan." Kata Chanyeol dengan raut wajah santainya yang sebenarnya tidak benar.

"Gamsahamnida, Ahjussi, Chanyeol-ssi dan Wendy-ssi. Kalau begitu aku akan pamit sekarang." Ucap Jimin sambil membungkuk dan dibalas oleh Chanyeol dan Wendy. Sedangkan Appa hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya.

Chanyeol dan Wendy mengantarkan Jimin sampai pada anak tangga terakhir teras rumah sambil tangan Chanyeol yang melingkar di pinggang Wendy.

"Waeyo?" Tanya Wendy sambil menggenggam tangan Chanyeol sambil mengusapnya.

"Gwaenchanha." Setelah mengatakan itu, Chanyeol langsung mendaratkan bibirnya pada bibir Wendy. Chanyeol mencium bibir Wendy hanya sekilas. Mengejutkan Wendy, namun yang Wendy lakukan hanya kembali memasuki rumah. Meninggalkan Chanyeol yang terlihat kesal.

to be cobtinued.

Ended Up MarriedWhere stories live. Discover now