BAB 27 [Lay dan Angel]

Começar do início
                                    

"Mei!"

"Hem."

"Tidur jam berapa sampai ngantuk gitu."

"Tidur jam dua belas."

Angel yang sejak tadi fokus memperhatikan pertandingan, kini menatap kearah Meira dan Qia yang sedang berbincang. "Tumben tidur malem?" tanyanya seketika. "Biasanya lo tidur awal, kan?"

Meira terdiam. Gadis itu berusaha mengingat, dan seketika tersenyum lebar setelah mengingatnya. "Soalnya keasikan sama Marvel, jadi tidurnya kemaleman."

"Jadi gue balik, kak Marvel gak jadi pergi njemput nyokapnya, gitu?" Qia menatap juriga ke ada Meira. Tatapannya curiga, namun juga tajam seperti suaranya.

Melihat perubahan ekspresi Qia, membuat Meira terkekeh lalu tersenyum lebar memperlihatkan giginya yang rapih. "Iya." jawaban singkat namun berhasil membuat raut wajah Qia semakin tidak karuan.

Qia terlihat menahan marah sampai wajahnya sedikit memerah. Kedua tangannya juga mengepal, sedangkan giginya sudah bergesekan satu sama lain yang menciptakan sebuah suara kecil namun jelas.

"Kalian ngerjain gue?" tanpa basa basi, Qia langsung bertanya pada poin pentingnya dengan nada kesal yang amat kentara.

Angel yang tidak tahu menahu masalah apa yang sedang kedua sahabatnya bicarakan, hanya menatap bingung kearah Qia yang terlihat kesal, dan Meira yang terlihat menahan tawanya. Dan pada akhirnya Angel bertanya, "Ada masalah apa, sih?"

Lepaslah sudah tawa kecil Meira yang sejak tadi berusaha ia tahan ketika melihat betapa lucunya ekspresi Qia saat itu. "Jadi gini, Ngel." Meira beralih menatap Angel.

"Meira, ih!"

Meira terkekeh sambil menatap Qia kembali, sebelum akhirnya ia menatap Angel karna berniat akan memberitahukan sesuatu. "Jadi, semalem kan Qia ke rumah gue, terus pulangnya dianter sama kak Rizky."

"Kok, bisa?"

Qia mengerucutkan bibirnya, lalu menggerakan tubuhnya untuk kembali menghadap ke lapangan. Gadis itu enggan melihat kedua sahabatnya itu.

Merasa pertanyaannya tidak akan di jawab oleh Qia, Angel memilih kembali menatap Meira. "Kak Rizky tau dari mana kalo Qia ada di rumah elo."

"Marvel." jawab Meira dengan cepat. "Marvel tau kalo kak Rizky ke rumah Qia buat ketemu Qia, tapi Qia nya udah ada di rumah gue duluan. Ya, udah, akhirnya si Marvel bilang sama kak Rizky."

Angel menggangguk, namun tidak membuat Meira berhenti bercerita. "Kita berempat akhirnya duduk-duduk sambil ngobrol di rumah gue. Dan sebelum kak Rizky dateng, si Marvel niatnya entar mau nganter Qia pulang sekalian dia juga pulang. Tapi berhubung udah ada kak Rizky, ya udah si Marvel cari alasan biar kak Rizky aja yang nganter Qia."

Angel yang mendengarnya juga ikut tertawa kecil bersama Meira, membuat raut wajah Qia semakin tidak enak di pandang.

"Temen?" sindir Qia merasa sedang dalam posisi tidak mengenakan. "Kek, gitu temen?" katanya lagi.

Tanpa menjawab justru semakin terkekeh, Meira mengalihkan tatapannya ke lapangan basket. Ia kembali menonton pertandingan disana tanpa memperdulikan gerutuan Qia. Lebih tepatnya, ia memperhatikan Marvel yang masih fokus bermain.

Belum lama juga Meira mulai menikmati pertandingan tersebut, suara peluit berbunyi menggema di lapangan. Suara itu sebagai penanda bahwa babak pertama sudah berakhir dan di lanjut dengan istirahat terlebih dahulu untuk beberapa menit sebelum babak kedua di mulai.

"Kadang gue ingin." Meira yang sudah dalam posisi menyangga dagunya dengan tangan yang bertumpu pada pahanya itu, menjeda kalimatnya yang berhasil menarik perhatian kedua sahabatnya.

MarvelMeira [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora