BAB 14 [Cemburu]

5.5K 294 37
                                    

JANGAN MELUNTURKAN SEMANGAT AKU DENGAN PELIT MEMBERIKAN VOTE DAN COMMENT KALIAN DI BAB INI 😖 SEMUANYA BUTUH USAHA, JADI TOLONG HARGAI 😞 APALAGI AKU LAGI SEDIH-SEDIHNYA, LAGI GALAU-GALAUNYA, LAGI MARAH-MARAHNYA, JADI JANGAN BUAT AKU MAKIN SEDIH 😭

INI BAB BAHKAN SAMPAI 2500+++ WORD KARENA IDE BUAT CERITA INI LAGI MENGALIR DERAS, DAN JUGA KARENA KALIAN YANG NUNGGU CERITA INI, DAN JUGA YANG GAK PERNAH LUPA BUAT KASIH COMMENT ATAU VOTE 😇

TERIMA KASIH 😘 SEMOGA SEMANGAT AKU BUAT CERITA INI GAK LUNTUR KAYA DULU LAGI SEHINGGA KITA MASIH BISA BERTEMU DI BAB SELANJUTNYA ❤

BYE 👋 👻

•••••

"Selesai."

Seorang gadis tersenyum lebar melihat segelas es teh manis yang baru saja dia buat. Kemudian tangan kirinya mengangkat gelas tersebut dengan kaki yang mulai melangkah meninggalkan dapur yang terbilang mewah ini.


Baru saja dia keluar dari dapur, telinganya sudah mendengar teriakan anak kecil yang terdengar tidak jauh dari tempat gadis itu berdiri. Hal itu membuat gadis tersebut menatap kesekelilingnya, mencoba mencari keberadaan anak kecil itu.

"Kafila!" Gadis itu memekik melihat anak kecil berusia lima tahunan tersebut berlari tidak tentu arah dengan seekor kucing berwarna putih yang mengejarnya. "Jangan lari-lari!" Ingat gadis itu sambil berlari menuju kearah gadis kecil bernama Kafila.

"Kak Meira, kucingnya jahat." Kafila tidak mematuhi apa yang dikatakan oleh Meira, karena gadis kecil itu terus berlari kearah Meira yang berdiri dengan sebuah gelas di tangannya. Kucing berwarna putih tadi pun masih saja mengejar Kafila tanpa henti.

Meira sedikit memekik dengan gelas yang ada di tangannya dia angkat tinggi-tinggi, saat adik terakhir dari pacarnya itu menghantam kakinya begitu saja. Gadis kecil bernama Kafila itu bahkan memeluk kedua kaki Meira dengan salah satu kaki kecilnya, menendang-nendang kearah belakang. Gadis kecil itu berusaha mengusir kucing yang berada dibelakangnya.

"Kak Meira, aku sebel sama Comel." Kafila merengek kepada Meira, kakinya pun masih berusaha menendang kucing putih lucu yang diberi nama Comel itu. "Suruh dia pergi, kak!" Rengeknya lagi yang kini sambil menodongkan kepalanya untuk menatap Meira, membuat Meira tahu jika mata gadis kecil itu sudah berkaca-kaca.

Meira menghela napasnya pelan. Kemudian gadis itu berjongkok, berusaha mengusir kucing peliharaan adik Marvel yang pertama, lewat suaranya yang ternyata berhasil membuat kucing itu pergi.

"Ila kenapa sebel sama Comel?" Meira yang masih jongkok didepan Kafila, mulai bertanya kepada gadis kecil itu dengan tatapan yang menatap kearah Kafila.

Kafila memanyunkan bibirnya dengan kedua tangan yang mengusap kedua matanya. "Comel jahat sama Ila, masa Ila di cakar." Keluhan bernada kesal itu keluar dari bibir Ila. "Ini, kak. Kan, sakit." Kafila memperlihatkan jejak cakaran kecil di tangan kanannya akibat cakaran dari kucing tadi.

"Ini yang sakit?" Meira mengusap bekas cakaran kecil itu yang seperti garis pendek, dan tidak sampai membuat tangan Kafila berdarah. Dan Kafila sendiri mengangguk mengiyakan dengan bibir yang masih mengerucut.

Meira tersenyum lagi, kemudian dibeberapa detik setelahnya, Meira menarik tangan Kafila sampai bekas cakaran tersebut menempel di bibirnya. "Udah kak Meira cium lukanya, bentar lagi pasti sembuh." Hiburnya sambil menatap Kafila yang mulai tersenyum. "Dan Ila harus ingat, kalo Ila gak boleh nyakitin hewan dengan cara apapun. Kaya tadi, waktu Ila mau nendang kucingnya. Itu gak baik, walaupun kucingnya udah nakal sama Ila."

MarvelMeira [END]Where stories live. Discover now