🐧Chapter14🐧

1.2K 94 3
                                    

SELAMAT MEMBACA

"Ehem, Mbak Lala, eumm, apakah yang ada di video ini anda?" Yaya memutar laptopnya untuk ditunjukan pada pasutri di depannya itu sambil menanyakan pertanyaan yang sudah ia ketahui jawabannya.

Mas Stiven yang melihat istrinya masuk video dengan adegan terlarang melotot kaget. Semantara itu, reaksi mbak Lala juga tak jauh beda darinya.

Sial!

"Ja-jangan tanya, Mbak! Kalo Mbak Yaya se-sebenarnya nggak pe-perlu me-mendapatkan jawaban da-dari saya!" ucap Mbak Lala dengan grogi namun terdengar sangat galak.

"Dek, ke-kenapa kau berbuat sebathil itu?" tanya mas Stiven dengan suara lirih penuh kekecewaan saat menatap wajah istrinya.

"Diam kau, Mas! Gara-gara kau hanya kerja kuli, kebutuhan badanku nggak terpenuhi, aku ingin bergaya mas!" Mbak Lala menujuk suaminya saat ia tiba-tiba berdiri, saat ini ia benar-benar kecewa! Sangat kecewa, karena mas Stiven tak pernah bisa membahagiakan, selain saat di ranjang itu pun jarang memuaskan.

"Mbak Lala tenang, jangan marah dulu. Kita bisa selesaikan masalah ini baik-baik," sahut Yaya sambil menutup laptopnya begitu saja. Gampang ia bisa beli lagi jika rusak.

Mbak Lala menatap tetangga dengan tegang sebelum wajahnya berubah menjadi menjijikan karena ia menampilka senyuman tanpa dosa. "Mbak Yaya sama Mas David mau menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik?" tanyanya ragu sambil mendudukan dirinya kembali ke sofa.

Yaya dan mas David mengangguk penuh arti, karena mereka telah merencanakan sesuatu.

"Kyaaa! Saya tahu kalian berdua ini emang baik banget. Saya tahu itu, saya tahu ituuuu!!!" seru mbak Lala dengan sangat senang sambil bertepuk tangan ria.

Emang gila istri mas Stiven. batin mas David sambil tersenyum kecut pada Mbak Lala.

"Cara baik-baik apa yang Mbak Yaya dan mas David maksud dan inginkan?" tanya mas Stiven dengan suara ragu.

Mas David dan Yaya saling pandang terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan mas Stiven.

"Ehem, karena hutang Mbak Lala yang bisa saya hitung dari jaman awal saya pindah ke sini mencapai 57 juta dan sama curian Mbak Lala tadi pagi sebesar 3 juta rupiah, saya ingin uang itu di kembalikan malam ini juga, atau nggak ... tanah dan rumah ini akan pindah nama, atas nama saya," jelas Yaya dengan sangat santai. Tak tahu jika mas Stiven telah panas dingin hanya mendengarnya.

"Apa-apaan ini mbak!? Kenapa kayak gini penyele- ...,"

"Oh ya, kalo nggak mau, kelakuan Mbak Lala selama ini, dan pencurian pagi tadi pada uang suami saya, saya bisa saja menyeret anda ke jalur hukum," potong Yaya pada ucapan mbak Lala yang belum selesaiitu.

"Sialan." desis Mbak Lala sambil menunduk.

Mas David tak perlu cengo dengan ucapan istrinya yang mengatakan jumlah hutang mbak Lala, karena dia tahu, Yaya mendapatkan uang itu, sebab dulunya bekerja sebagai sekretaris direktur utama yang aslinya adalah kakek kandung istrinya sendiri, namun ia tidak mengetahui kenyataan itu sampai sekarang.

Dulu juga awal mula mas David bertemu Yaya di perusahan itu, perusahaan tempatnya bekerja menjadi satpam sampai sekarang. Keseringan bertemu itu menyababkan mereka saling jatuh cinta lalu menikah setelah 2 tahun lamanya berpacaran.

"Mbak, beri waktu kita seminggu untuk mencari uang buat membayar semua hutang istri saya, Mbak," timpal mas Stiven tersirat kesedihan.

***

TBC

Lelah √Where stories live. Discover now