🐧Chapter04🐧

1.3K 112 1
                                    

SELAMAT MEMBACA

||🐧Chapter04🐧||

Yaya berjalan pelan menuju tempat penjual seblak dengan tangan yang terus mengusap-usap lengannya yang kedinginan lantaran mendapat terpaan angin malam di kulitnya. Ia menggigil sambil menghembuskan napasnya secara perlahan lewat mulut.

"Dingin banget udaranya, sshhh," ringis Yaya.

"Malam-malam kenapa malah kelayapan, Neng? Enggak takut diculik?" tanya suara milik pria yang sangat Yaya kenali menghantam gendeng telinganya.

"Mas David?" cengo Yaya sambil menoleh ke samping, tepat saat mas David telah memasangkan jaket ke pundaknya.

David tersenyum sambil merangkul pundak Yaya. "Mau ke mana kamu?"

"Mau ke tempat mang Asep, laper banget. Tadi makannya di habisin ibu semua," jawab Yaya sambil tersenyum tipis pada mas David.

"Maafin Mas ya, Mas tauk kok kalo sebenarnya yang masak itu kamu, karena rasa masakan ibu nggak seenak masakan kamu. Mas tadi diam aja dan mempercayai kalo itu masakan ibu semata-mata hanya Mas nggak mau durhaka sama orang tua satu-satunya yang Mas punya saat ini," ucap mas David dengan sejujur-jujurnya.

"Gak papa kok Mas. Jugaan aku udah sering ibu gituin," balas Yaya dengan menampakan senyum paksanya di bawah remang-remang lampu rumah di kompleksnya yang menyinari jalanan.

"Maaf," sesal mas David.

"Oh ya Mas, ibu kan sering banget menyinggung tentang beliau ingin punya menantu baru, Mas nggak ada keinginan buat memenuhi permintaan ibu gitu?" tanya Yaya mengalihkan pembicaraan.

Pertanyaan Yaya sungguh telah menyinggung perasaannya, David bener-bener mencintai Yaya tulus dari hatinya yang paling dalam. Tapi, kenapa istrinya itu malah menampakan sikap biasa saja tentang permintaan ibunya yang mungkin akan mengganggu keutuhan pernikahan mereka?

"Mas? Hallo!" Yaya mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah David, karena pria itu tiba-tiba terdiam lama. "Diam berarti, iya." sambung Yaya tentang kerelaan hati suaminya untuk menikah lagi.

"Kamu apaan sih, Yank!? Akutuh cinta sama kamu, nggak akan mungkin aku duain kamu!" bantah mas David dengan tegas, terlihat dari urat-urat wajahnya yang terlihat rada jelas.

"Tapi yang minta itu ibu, Mas. Aku mah juga nggak akan ikhlas kalo Mas David nikah lagi, yakali ada istri yang mau di duain suaminya, hebat banget berarti dia," ujar Yaya yang membuat mas David langsung terdiam lagi.

Mas David takut durhaka dengan ibunya. Tapi ia sangat mencintai istrinya, ia yakin kalo menikah lagi nanti, perasaanya pun takkan bisa adil pada 2 wanita sekaligus. Haruskah ia memenuhi perintah ibunya, atau tetap mempertahankan pernikahannya dengan Yaya tanpa ada pihak ketiga, mas David tak tahu.

Disaat David bingung ini, Yaya malah beranggapan kalo suaminya itu bukanlah tipe suami yang bisa jadi panutan. David terlalu labil, kreteria pria yang tak pernah masuk di list pria idaman Yaya. Tapi entah kenapa, ia malah bisa menikah dengan pria labil itu hanya karena cinta yang tiba-tiba muncul? Huh, menyebalkan!!

Yaya cinta dengan David, dan ia juga takkan ikhlas jika suaminya menikah lagi hanya karena perintah wanita tua yang jahat itu. Mulutnya memang berkata tak apa-apa, tapi siapa yang tahu jika lubuk hatinya merasakan sakit luar biasa yang membuatnya menderita.

"Aku bingung, Sayang. Aku ingin mengabulkan permintaan ibu. Tapi, aku juga masih mencintaimu. Aku nggak mau menduakanmu. Yang akan terluka aku Yank, bukan kamu." jelas David dengan wajah frustasi.

"Seterah Mas lha enaknya gimana, aku bingung." balas Yaya dengan kaki yang terus melangkah menuju penjual seblak yang sudah ada di depan matanya. Bukan saatnya untuknya pusing memikirkan masalah yang terus timbul ulah ibu mertuanya. Yaya lapar, Yaya ingin makan.

"Selamat malam, Neng Yaya!" sapa mang Asep.

"Malam, Mang. Mang minta seblak ...," Yaya menoleh ke arah suaminya. "Mau seblak nggak kamu Mas?" tanyanya.

"Boleh deh,"

"Mang minta 3 seblak. 2 makan sini, 1 bungkus," pinta Yaya sambil duduk di kursi panjang.

"Siap Neng Yaya." balas mang Asep lalu segera menyiapkan pesanan pelanggannya.

"Yang 1 buat siapa, Yank?" tanya mas David sambil bersandar di pundak istrinya.

"Ibu,"

Mas David tersenyum lebar, "makasih banget ya. Aku tauk banget kok kalo kamu tuh sebenarnya baik banget. Cuma karena ibu nggak suka sama kamu aja, makanya dia nggak pernah melihat sisi kebaikan kamu."

"Sama-sama, Mas,"

"Ini Neng Yaya, Kang David seblaknya dah jadi, silahkan di nikmati seblak enak mang Asep," ucap mang Asep sembari meletakan 2 mangkuk berisi seblak di meja yang Yaya dan mas David duduki kursinya.

"Makasih Mang," ucap mas David dan Yaya bersamaan.

"You're welcome." balas Mang Asep lalu mas David dan Yaya segera makan pesanan mereka.

~~~

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA♡

instagram: kangindah

VOTE DAN COMMENT !!

Lelah √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang