🐧Chapter13🐧

1.1K 89 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

Setelah salat asar, mas David dan Yaya pergi ke rumah mbak Lala membawa laptop yang di dalamnya ada barang bukti akan kesalahan yang mbak Lala lakukan tadi pagi.

Yaya lelah menjadi baik yang di bodohi, ia akan bertindak tegas kali ini.

Sepasang pasutri itu telah berdiri di depan rumah mbak Lala, bersiap mengetuk pintu. Tapi, terlebih dahulu di buka oleh sang empu.

"Mbak Yaya!? Mas David!?" cengo mbak Lala dengan wajah yang bahagia akan kedatangan mereka berdua, ah lebih tepatnya kedatangan mas David.

"Sore mbak Lala!" sapa Yaya dan mas David dengan wajah yang menunjukan seperti tak pernah terjadi apa-apa diantara mereka.

"Sore juga mbak Yaya, ada apa ya main ke sini sama suami tampan mbak?" tanya Mbak Lala dengan sangat girang, jarang-jarangkan dia di datangi mas David ataupun disapa mas David walau mereka telah bertetanggaan.

Wajar sih, mbak Lalanya juga kurang ajar. Kadang suka menghina suaminya Yaya, walupun itu demi mencari perhatian pria berkeluarga di depannya itu.

"Saya mau menunjukan sesuatu kepada mbak Lala dan mas Stiven, ke mana ya suami mbak?" jawab sekaligus tanya Yaya.

"Ada, lagi di belakang benerin lampu. Eh tadi Mbak Yaya bilang mau nunjuk in saya sesuatu? Sesuatu apa tuh mbak?" tanya Mbak Lala tak sabaran.

"Saya sama suami nggak di persilakan masuk buat duduk dulu, Mbak?" tanya Yaya karena dia dan suaminya masih berada di depan pintu.

"Oh ya, silahkan-silahkan masuk. Heheh. Tadinya sih saya mau main ke rumah Mbak Yaya, mau minjem baju buat kondangan ke acaranya anak wali kota. Tapi, Mbak Yaya malah datang ke sini, yaudah sekalian ngomong aja apa keingaian saya," ucap mbak Lala panjang lebar yang membuat Yaya dan suaminya saling pandang dengan menampilkan senyum paksa. "Mbak Yaya sama Emas Dapit emesh mau di buatin apa?"

"Nggak usah Mbak, kami cuma sebentar doang kok," jawab Yaya sambil menaruh laptopnya di atas meja.

"Hehehe, ya sukurlah. Kebetulan dapur saya emang lagi nggak ada apa-apa," balas mbak Lala kikuk, lalu memberi tatapan genit pada mas David yang membuat pria itu ingin muntah detik itu juga.

"Heheh, iya." gumam Yaya penuh keterpaksaan.

"Yang datang siapa, Dek?" Mas Stiven tiba-tiba muncul dengan memakai kaos hitam. "Oh ..., Mbak Yaya sama Mas David," sambungnya saat melihat sepasang pasutri itu.

"Sore Mas," sapa Yaya dan suaminya berbarengan.

"Iya sore juga," balas mas Stiven lalu duduk di samping istrinya yang untungnya tak jadi menceraikannya, karena ucapan wanita itu masih sangat plin-plan. "Eh Mbak Yaya, makasih lho ya, kupon yang tadi pagi Mbak kasih nembus magic-com," sambungnya dengan senyum senang saat melihat wajah menenangkan istri mas David.

"Ah iya Mas, sama-sama." balas Yaya sambil tersenyum tulus.

"Mas Stiven diem dulu deh, niat mbak Yaya datang ke sini tuh mau nunjukin Adek sesuatu, bukan ngobrol sama Mas," kesal Mbak Lala pada suaminya.

"Maaf." lirih Mas Stiven sambil tersenyum tipis.

Tak enak sekali melihat pemandangan wajah tak bahagia mas Stiven saat bersama mbak Lala, pikir Yaya sambil menghidupkan laptopnya saat ia melirik mas Stiven.

"Aduh-duuh, udah gak sabar banget aku, pasti mau diliatin konser BTS ya? Whahah." gumam mbak Lala sambil menggosok-gosokkan tangannya sendiri secara cepat.

Bacot sia! batin mas David sambil melihat istrinya tengah masuk ke folder tempat rekaman pencurian mbak Lala di simpan.

"Ehem, Mbak Lala, emmm, apakah yang ada di video ini anda?" Yaya memutar laptopnya untuk ditunjukan pada pasutri itu sambil menanyakan pertanyaan yang sudah ia ketahui jawabannya.

Mas Stiven yang melihat istrinya masuk video dengan adegan terlarang melotot kaget. Semantara itu, reaksi mbak Lala juga tak jauh beda dari suaminya.

Sial!

***

Hari ini udah update 3 kali ya?
Hmm nanti update lagi buat menyelesaikan masalah dengan mbak Lala. Lalu setelah itu, gantian Malampir

Lelah √Where stories live. Discover now