play : a

91.9K 5.5K 1.1K
                                    

"mark," ucap haechan sambil mendudukan dirinya dari posisi tiduran di kasur mark sambil memeluk bantal si empu kamar yang mark yakini bantal itu sudah berbau liur haechan karena anak itu baru saja bangun dari tidur sorenya.

"hmm" mark menoleh dari novelnya hanya untuk memperlihatkan ekspresi wajahnya yang sedang mengernyitkan alisnya pada haechan yang masih terlihat suntuk.

"kenapa tidak membangunkan!" haechan melempar bantal yang ada di pelukannya pada mark yang duduk di seberang sana di kursinya yang membelakangi meja belajarnya yang di penuhi dengan buku.

"memangnya kau punya agenda? seperti ada hal mendesak saja jika bangun terlambat" bantal yang di layangkan ke mark di tangkapnya dan di peluknya, lupa kalau bantal itu yang ia yakini sudah di penuhi air liur haechan.

"aku kan belum mandi. kalau sudah malam begini, aku tidak jadi mandi"

haechan memang tak tahan dingin. dan mark juga tahu itu. tadi siang mereka langsung pulang dari sekolah karena hari mulai mendung. untungnya hujan baru turun saat mereka sudah sampai tempat kediaman mark. dan hujan semakin lebat saja yang membuat haechan memilih tidur walaupun hari sudah sore. hujan masih turun hingga sekarang, jadi walaupun mark membangunkan haechan, anak itu tetap tidak akan mandi karena cuaca masih dingin.

"ingin mandi air hangat?," tawar mark.

"tidak" haechan turun dari kasur mark, lalu merapikan kasur mark yang berantakan karenanya. "huh.. aku bau sekali..," keluh haechan saat mencium aroma yang keluar dari ketiaknya saat ia menjulurkan tangannya untuk menyusun bantal.

"mandipun kau tetap bau," ejek mark di sela kegiatan membacanya.

"hilih" dan haechan melangkah keluar dari kamar mark menuju kamarnya yang bersebelahan dengan kamar mark.

haechan memang memiliki kamar untuk dirinya sendiri di kediaman mark. apartemen sederhana yang mark tempati memiliki dua kamar. jadi, saat dulu haechan mengatakan ingin hidup mandiri dan menyewa apartemen seperti mark, mark dengan senang hati menawarinya untuk tinggal bersama di apartemennya. dengan bayaran haechan yang mengurus masalah pangan di kediaman ini dan tentu saja haechan setuju. masalah memasak, haechan sangat bisa di andalkan.

di kamar, haechan mengganti seragamnya dengan piyama bermotif polkadot. tak lupa untuk menyemprotkan pewangi ke tubuhnya sebelum pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

"mark! makan!," teriaknya dari dapur saat masakannya sudah tertata di meja makan.

tanpa di panggil dua kali mark sudah berjalan mendekat dan membantu haechan untuk mengisi air minum selagi haechan masih menyendokkan nasi ke piring. begitu siap, mark menangkup tangannya untuk berdo'a dan haechan hanya mengikuti gerakan mark tanpa menghayati ucapan syukur yang mark panjatkan.

setelah menghabiskan makanan di piringnya, mark meninggalkan dapur dan kembali ke kamarnya, membiarkan haechan untuk membereskan meja dan alat makan yang mereka gunakan seorang diri. seperti hari-hari biasanya dan haechan tak merasa terbebani akan itu. Ini apartemen mark dan dirinya cukup bersyukur bisa tinggal dan makan tanpa perlu memikirkan biaya. mark sudah mengurus semuanya.

melihat dapur yang sudah kembali bersih seperti sedia kala. haechan mengambil gelas dan menuang susu stroberi untuknya dan coklat untuk mark. Lalu, membawanya ke kamar mark. ia akan menghabiskan malam di kamar mark sebelum kembali ke kamarnya untuk tidur.

"ada pr?," tanya haechan menengok buku di mana mark sedang menulis di sana saat ia meletakkan gelas berisi susu coklat di meja belajar mark.

"tidak" mark menghentikan kegiatannya untuk menegak susu yang sudah haechan siapkan.

hikesunWhere stories live. Discover now