"Apanya yang relate coba? Lollipop? Pink label? Kansas? Gak ada yang relate, Jae. Ini cuman kata-kata random yang dikumpulin jadi satu", sergah Jennie gak setuju sama masukan Jaehyun itu.
Wonwoo masih gak menggubris. Sibuk menatapi tulisan-tulisan tersebut. Sampe gak lama tiba-tiba...
DUUGGG... DUGGGG... DUGGG.....
Seisi rumah nampak tersentak waktu pintu rumah tua tersebut terdengar diketuk secara brutal dari luar. Semua orang langsung memasang mode diam.
"Shhhttt---", ujar Taeyong menyuruh agar teman-temannya itu bisa diam sejenak.
Dia mulai berjalan dengan pelan. Memberi kode kepada Rosé yang masih berada di meja bartender untuk memberikannya pisau dapur.
Dengan gerakan panik, Rosé menuruti keiinginan Taeyong tersebut. Sementara Nayeon langsung berlari ke arah Seulgi untuk meminta perlindungan. Jennie bersama Jaehyun, Wonwoo dan Taehyung juga ikut bangkit untuk melihat Taeyong. Walaupun laki, gak mungkin mereka ngebiarin Taeyong ngecek siapa yang datang sendirian.
Tangan Taeyong yang kini memegang pisau dapur itu tampak sedikit bergetar ketika menatap pintu utama yang semakin kuat digedor seseorang itu.
Dengan segala keberanian yang ada, Dia mulai mengetuk balik pintu tersebut dengan keras, "Woii!!! Siapa, tuh?!!!", teriaknya dengan suara beratnya itu.
Tiba-tiba ketukan brutal itu berhenti. Keadaan jadi sunyi senyap secara total. Taeyong menolehkan pandangannya ke arah belakang dimana teman-temannya tengah menunggu.
Mereka cuman saling bertatapan. Tangan Taeyong kembali terasa bergetar. Dipegang eratnya pisau dapur tersebut. Mulai meraih gagang pintu dengan perlahan dan mulai membuka pintu tersebut secara cepat.
Aneh. Gak ada siapa-siapa di luar. Cuman hamparan ladang jagung dan satu buah kincir angin yang bisa di lihat dari sana. Taeyong kembali mengalihkan pandangannya kebelakang. Memberi kode kepada teman-temannya bahwa di luar gak ada siapa-siapa.
Taeyong baru akan menutup pintu. Sampe gak lama tiba-tiba tangannya terasa dicengkram erat oleh seseorang. Taeyong nampak tersentak ketika menemukan seseorang berkulit sangat pucat dengan wajahnya yang sudah memerah itu nampak mengerang, "Please! Let me in! Just let me in!", ujarnya dengan airmata yang tiba-tiba mengucur.
Jennie yang tadinya berdiri di belakang langsung berlari menemui orang tersebut. Kini mata orang itu Dia alihkan kepada Jennie. Tangannya yang nampak membiru mulai mencengkram tangan Jennie masih sambil memohon dengan wajah ketakutan, "Please, just let me in!", pintanya.
Semua orang nampak memandang sangsi cewek berkulit pucat yang nampak masih gemetaran itu meskipun Seulgi sudah memberinya selimut dan air hangat.
"Jadi kasih tau kita. Lo siapa dan kenapa lo bisa sampai ke sini", ujar Taeyong membuka percakapan.
Cewek tersebut cuman melirik satu persatu dari mereka dengan wajah ketakutan dan kembali menekuk kepala. Dia cuman menggeleng. Nampak wajahnya kembali memerah.
"Gue gak tau, kenapa gue bisa sampai sini", ujarnya dengan suara bergetar itu.
Yang lain cuman terdiam mendengar jawaban cewek tersebut.
"Oke. Kalo gitu, kasih tau kita lo siapa", pinta Taeyong lagi dengan suara tegasnya itu.
"Wendy", jawabnya singkat tanpa menoleh.
"Gue... gak tau kenapa gue bisa ada disini. Yang gue inget adalah, gue berada di tempat yang gelap banget. Dan tiba-tiba gue berada disini", lanjutnya lagi.
Wonwoo dan Jaehyun nampak menatap cewek berkulit pucat tersebut menyelidik, "Kalo lo gak tau kenapa lo bisa disini, kenapa lo tiba-tiba ngerang kayak orang ketakutan gitu?", tanya Jaehyun.
Wendy menoleh, "Gue sampai disini dengan kondisi memar dan luka. Gue gak tau siapa yang ngelakuin ini. Tapi gue merasa kayak ada yang ngejer gue", jelasnya lagi.
"Gu---e, boleh tinggal disini dulu?", tanyanya hati-hati, membuat semua orang nampak mengernyit.
Taeyong kembali menatap cewek tersebut dibalut rasa kasihan. Gak lama Dia tiba-tiba ngangguk, membuat semua orang langsung menoleh dengan tatapan gak percaya.
Tiba-tiba Jennie menarik lengan Taeyong. Membawanya menjauh sebentar darisana.
"Gue gak setuju, ya lo main iyain aja orang asing mau tinggal disini", protesnya kepada cowok tersebut.
Taeyong langsung merespon dengan kurang baik, "Lah? Emang kenapa? Belajar memposisiin diri, Jen. Coba kalo lo di posisi Dia ditengah ladang luas gini lo minta tolong sama orang".
Jennie berdecak, menatap Taeyong gak percaya, "Ya masalahnya gue lagi gak diposisi itu, dan Dia orang asing! Gak ada yang tau kalo Dia bohong!", sergah Jennie lagi.
"Gak punya hati banget, lo! Emang Dia mau ngapain, sih dirumah tua kayak gini? Gak usah kebanyakan nethink, lah!", ujarnya sembari berdecak. Meninggalkan Jennie yang nampak udah ngepalin tangan. Rada ragu sama keputusan yang Taeyong.
"Yang, kamu gak keberatan, kan kalo Dia disini?", tanya Taeyong kepada Seulgi ketika Dia udah berada di posisi semula.
Seulgi nampak ragu. Namun akhirnya ikut mengiyakan karena gak tega ngeliat kondisi Wendy saat ini.
Jennie cuman bisa menghela nafas sembari memutar malas matanya, "Whatever", desisnya sembari mulai berjalan menuju kamarnya. Meninggalkan seisi ruangan yang saat ini tengah tersenyum ke arah Wendy yang nampak canggung sekarang.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ini work gue pending bentaar. plot cerita thriller gini lebih susah ketimbang romance:""