5

5 0 0
                                    

Lilis

Masih gak nyangka rasanya gue bisa jadian sama Erza. Gue masih ngebanyangin dia tadi ngelus – ngelus rambut gue.

"Belajar darimana coba dia bisa bikin gue melting gitu?"

Gue ketawa sendiri duduk di pinggir tempat duduk. Gue pun ngeliat dari jendela dia lagi asik sama temen – temennya.

KRING~

Camilla nelpon. "Halo?"

"Lis, lo dimana?"

"Dirumah. Kenapa?"

"Bisa mintol gak itu samuel motornya gak ada bensin. Katanya sih ada di jalanan deket rumah lo?"

"Oh yaudah deh gue kesana."

Gue cuman ambil cardigan yang nganggur di belakang pintu dan pake liptint.

"Mah, aku keluar sebentar ya."

"Iya, hati – hati." Saut nyokap dari dapur.

Gue masih nyari keberadaan Samuel.

-------------------------------------

Erza

Gue masih makan pizza bareng yang lain. Gak sengaja gue liat dari jendela ruang keluarga, Lilis keluar dari rumah, sendirian.

"Mau kemana tuh dia?" ucap gue tiba – tiba.

"Hah? Siapa?" tanya Affan.

"Itu Lilis," jawab gue.

"Paling juga ke warung kali disuruh nyokapnya". Saut Ezra.

"Guys, ada yang masih mau ngemil gak? Gue mau ke indomart nih beli fanta kayaknya enak," ucap Rama.

"Boleh tuh. Gidah sana beli," suruh Dio.

"Pake motor gue aja sana," suruh Bintang sambil lempar kunci motornya ke Rama.

"Nah, gue suka nih yang kek begini," jawab Rama.

"Mobil lo kemana emang?" tanya gue.

"Ya, ada dirumah," jawabnya.

"Cepet ya jangan lama – lama," saut Ezra.

"Bacot kau," Rama galak.

--------------------------

Lilis

Akhirnya ketemu sama Samuel di depan perumahan.

"Sam!"

Dia kaget. "Eh, Lis, kok lo tau gue disini?"

"Tadi Milla nelpon, katanya motor lo mogok di daerah sini."

"Ohh, jadi disini rumah lo?"

"Iya, mau gue bantuin dorong gak?"

"Gak usah, biar gue aja yang dorong, lo yang nyari pom bensinnya."

"Yaudah deh, kebetulan pom bensin gak jauh dari sini sih."

"Yaudah ayo."

Kita jalan berdua dalam hening.

"Btw, Lis?"

"Kenapa Sam?" gue jawab sambil jalan ke depan tanpa liat ke dia yang di belakang.

"Lo besok bisa temenin gue gak?"

"Kemana?"

"Lo lupa? Lusa kan Milla ulang tahun."

"OH IYA, yaudah deh besok gue ikut lo aja. Mau beli kado kan?"

"Yaudah, besok-"

Dan kita pun sampai di pom bensin.

"Lo isi bensin dulu sana, gue duduk disini, capek."

"Oke."

Gue lagi liat ke sekeliling dan gue liat ada Rama di indomart.

"RAMA!" teriak gue.

Dia pun nengok ke gue. "Oit?"

Dia jalan menghampiri gue. "Lo habis beli apa?"

"Beli jajanan nih buat anak – anak. Lo ngapain disini?"

"Habis nolongin temen motornya mogok."

"Nih gue kasih minuman, lo keliatan kayak capek banget."

"Thanks, Ram."

Samuel udah selesai isi bensinnya dan dia langsung nyamperin gue. "Yuk, Lis gue anterin pulang."

"Ini temen lo yang lo bilang?" tanya Rama agak curiga.

"Iya. Yaudah gue duluan ya, Ram."

-------------------------------

Erza

"Mana nih si Rama, lama bener," keluh Affan.

Tiba – tiba Rama datang.

"Panjang umur kamu, nak." Ucap Bintang.

"GAIS, GAIS, GAIS," ucap Rama heboh sambil melempar belanjaanya ke sofa.

"Ram, santai, kek abis dikejar anjing ae lo," saut Dio.

"Tadi gue ketemu Lilis di depan, dianterin cowok pulang. Dia bilang sih temennya," ucap Rama.

"Serius?" tanya Ezra.

"Emang bener kali temennya," ucap gue menyakinkan diri sendiri.

"Kasian lo bego, orang baru jadian udah dipanas – panasin," ucap Affan.

"Yee serius anjing. Gue gak pernah liat dia di sekolahan," ucap Rama.

"Astagfirullah, jadi gibah, udah, bubar – bubar," saut Dio.

"Eh iya, astagfirullah, maafkan Rama," ucap Rama.

Tawa kita berderai.

LFS(3) - She's MineWhere stories live. Discover now