Aidan mengernyitkan keningnya. "Maksud papah?"

David mengendikkan bahunya. "Oke, kalo itu mau kamu. papah akan bantu kamu, tapi ingat, jangan sekali kali Ingkari janji kamu. Karena laki laki yang hebat tidak akan mengingkari janjinya sendiri"

Aidan mengangguk mantap. "Iya pah"

***
Hanya dalam satu hari, papahnya aidan berhasil mengetahui dimana keberadaan alana.

"Yaudah pah, buruan kita bebasin alana pah"

David menghela nafasnya. "Sabar aidan, kita juga harus atur strategi. Salah satu orang suruhan papah udah papah suruh jadi bawahan Helena"

Aidan mendengus frustasi. "Terus kapan Kita bebasin alana pah? Kalo terus kaya gini, nanti ibunya alana bakal curiga"

"Oke, kita bakal kesana besok. Tapi kamu jangan gegabah, ikuti perintah papah biar Helena ga nyakitin alana pas kita kesana"

Aidan mengangguk pasrah. "Yaudah kalo gitu, tapi apa ga bisa sekarang pah?"

"Besok, atau papah gaakan ngebantuin kamu sama sekali"

Aidan menghela nafasnya pasrah. "Yaudah yaudah besok"

***
Cahaya matahari masuk menembus sela sela  jendela yang sudah tua.

Membuat perempuan dengan tubuh yang sangat lemas tak berdaya itu mengerjapkan kedua matanya.

Ya, dia adalah alana. Sudah 3 hari alana disekap oleh Helena, dan sudah dua hari juga alana hanya makan 2 kali itupun hanya beberapa suap.

Tubuhnya sangat lemas, matanya bengkak karena terus menangis, bibir pucat dan rambut acak acakan ulah Helena yang terus menjambakinya dan memakinya.

Alana terperanjat dan Tubuh alana menegang saat mendengar teriakan dari luar ruangan.

"BODOH! KENAPA BISA KETAUAN HAH?! BAJINGAN KALIAN SEMUA!" Alana meringkuk takut mendengar teriakan Helena yang begitu menggelegar.

BRAKK!

Helena membuka pintu ruangan dengan kencang membuat jantung alana hampir copot.

Dengan perasaan marah, Helena menghampiri alana dan dengan tidak teganya menampar alana dengan cukup kencang.

Alana melotot tak percaya. "Gua salah apa Helena?" Ujar alana dengan nada lemasnya.

"Masih nanya lu salah apa hah?! Ini semua gara gara pacar lu yang terus terusan nyari elu dan akhirnya mereka nemuin dimana Kita, dan gua gaakan biarinin itu!"

"Aidan" gumam alana, alana tersenyum lirih.

Helena menarik kasar lengan alana untuk membawanya pergi dari rumah itu.

Namun alana terus berontak dan terus meneriaki nama aidan.

"DIAM! Dia gaakan bisa nyelametin lu!" Helena terus menarik tangan alana.

Alana sudah sangat lemas tenaganya pun sudah habis. Namun hatinya terus menerus meneriaki nama aidan, berharap dia segera datang.

Baru saja Helena memerintahkan anak buahnya untuk membawa alana pergi, namun tiba tiba sirine polisi datang membuat seluruh anak buah Helena kelabakan dan pergi meninggalkannya.

"Shit!" Umpat Helena.

Mata alana berbinar mendengar suara sirine polisi itu.

"Aidan, itu aidan..." alana berusaha melepaskan cengkraman tangan Helena, namun helena malah terus menariknya dan mengeluarkan selotip dari sakunya kemudian membekap mulut alana supaya tidak berteriak.

ALANA (COMPLETED)Where stories live. Discover now