Empat puluh dua

506 20 0
                                    


Kini alana dan aidan tengah di tatap intens oleh Rini. Rini marah besar melihat tingkah mereka berdua tadi.

"Aidan, kenapa kamu bisa ada di dalam kamar alana malam malam begini?!"

Aidan melirik ke arah alana sebentar yang masih menunduk takut akan tatapan ibunya.

"Maaf bu, aidan di rumah ga bisa tidur gara gara kepikiran alana"

"Hah?! Kepikiran alana?! Toh, sekarang alana baik baik aja kan?"

Aidan mengangguk lemah. "Dan kamu alana, kenapa kamu mau aja masukin aidan ke dalam kamar kamu?!"

Alana menatap ibunya sebentar dan kembali menunduk. "Dia yang maksa masuk bu, padahal udah alana usir beberapa kali"

Kini tatapan Rini makin menghunus pada aidan. "Kamu ga ngapa ngapain alana kan?!"

"Astagfirullahal'adzim bu, aidan ga mungkin ngelakuin itu ke alana. Tapi kalo udah sah, yaaaaa..."

"Apa?!"

Aidan kembali menunduk takut. "Engga bu"

Rini menghela nafanya jengah melihat dua anak muda di hadapannya ini.

"Bukannya apa apa, untung aja tadi ibu yang gerebek kalian. Coba kalo warga, kalian bakalan di nikahin sekarang juga mau?!"

"Mau"
"Engga"

Alana melotot pada aidan. "Apaan sih lu? Ogah gua nikah muda!"

"Terus apa?! Kamu mau nikah tua gitu?!"

"Eeehh...cukup! Malah debat! Terus sekarang maunya gimana?!"

"Ya engga gimana gimana bu, orang alana sama aidan ga ngapa ngapain tadi"

"Ga ngapa ngapain? Tapi tadi ibu liat posisi kalian itu udah ga bisa di bilang ga ngapa ngapain alana"

"Ya tapi tadi salah paham bu"

"Yaudah, aidan kamu pulang sekarang. Ibu percaya sama kalian berdua, tapi kalo sampe ibu denger ada sesuatu sama alana. Jangan harap kalian lolos dari ibu! Ngerti!"

"Ada sesuatu sama alana? Emang alana kenapa bu? Saya Emang nyakitin alana?" Ujar aidan dengan wajah panik.

"Apaan Sih dan, udah deh mending lu balik sekarang! Gua mau istirahat" alana tak memandang aidan sama sekali dan langsung berlalu ke kamarnya.

Alana menutup pintunya dengan sedikit kasar membuat Rini maupun aidan tersentak.

Rini menghela nafasnya dan menatap aidan. "Pulang nak, alana mungkin butuh waktu sendiri sekarang"

Aidan tersenyum pada Rini. "Yaudah bu, aidan pulang ya. Salam buat alana"

Rini mengangguk dan tersenyum. "Lain kali, kalo mau kesini bilang dulu ke ibu. Untung gaada orang yang liat, bisa bisa kamu di arak sama warga. Mau emangnya?"

Aidan menggeleng takut. "Engga bu engga"

"Yaudah sono pulang, nanti orang tua kamu nyariin lagi"

Bukannya pulang aidan malah diam sambil menunduk.

Rini mengernyitkan keningnya. "Kenapa lagi aidan?"

Aidan menghela nafas berat dan menatap sendu ke arah Rini. "Gapapa kok bu, yaudah. Aidan pulang dulu ya, tolong sampein permintaan maaf aidan buat alana"

Rini tersenyum teduh. "Iya nak, nanti ibu sampaikan. Ingat, lain kali jangan begini lagi!"

"Iya bu" aidan pun keluar rumah dan mulai mengendarai mobilnya.

ALANA (COMPLETED)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora