Dalam Telefon

221 30 6
                                    

Tatapan lurus Chaewon telah mengalihkan atensi Yohan terhadap es krim yang mulai mencair dalam mangkuk kecilnya, matanya yang kini telah memperoleh cahaya dari depan mulai takut dan menggigit sendok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan lurus Chaewon telah mengalihkan atensi Yohan terhadap es krim yang mulai mencair dalam mangkuk kecilnya, matanya yang kini telah memperoleh cahaya dari depan mulai takut dan menggigit sendok.

Sejak kedatangannya pada lima belas menit yang lalu, Chaewon masih nampak tak berminat untuk makan es krimnya banyak-banyak.  Dia malah menonton Yohan yang makan dengan lahapnya.

"Han, tadi udah abisin makan siang?"  Tanya Chaewon

"Udah, ini di tas tempat bekelnya, belum sempet aku cuci,"

Chaewon memanjangkan tangan kanannya ke depan, "Siniin, biar aku yang cuci di kos,"

"No no, biar aku cuci dulu dirumah," Yohan mengeleng tampak tak setuju.

Mereka kembali lagi, dengan aksi tolak manolak yang tak pernah terhenti setiap hari. Mungkin hal kecil ini yang akan selalu diingat ketika nanti harus terpaksa berpisah.

"Han pulang yuk, takutnya nanti hujan," ajak Chaewon

"Ya kenapa kalau hujan? Kita kan pake mobil,"

"Sombong kamu, aku mau selesaiin satu bab lagi,"

"Sekarang?"

"Iya,"

"Kan bisa nanti,"

"Gak gak, aku mau tepat waktu males kalau harus ngulang satu semester,"

"Iya iya, ayo!" Tutur Yohan, dengan berdiri dan mengambil kunci mobil beserta handphone yang tergeletak diatas meja. Satu langkah, ia ambil untuk pergi. Tapi dia meninggalkan tas ranselnya.

Yohan memperlihatkan cengiran kudanya, "maaf lupa, yuk" katanya dengan tengan kiri yang merangkul tas berwarna hitam dengan tulisan O2SN tahun 2007.

Hasil lomba itu tasnya.

Obrolan mereka berlanjut ketika didalam mobil, selama ini Yohan belum tahu-menahu tentang apa yang terjadi ke dietsiennya ini. Yang dia ketahui hanya Chaewon sedang patah hati.

"Chae,"

"Hmm,"

Coba satu kali lagi Yohan, "Chae,"

"Hmmm," kini lebih keras dari yang tadi.

"Kalo dipanggil itu nyaut, bukan jadi Nissa sabyan,"

"Iya Yohan, kenapa?" Kini Chaewon membalas dengan setengah hati.

Yohan tampak ragu untuk menanyakan hal ini, "Gak mau cerita apa gitu,". Terlebih karena Yohan menghargai privasi yang mungkin tak layak untuk disebarkan ke orang lain.

"Cerita apa emang?"

"Ya tadi, izin pulang tapi nyangsang ke KoTu,"

“Ya, tau sendiri lah,”

“Chae...”

“Yang masalah kemarin, aku butuh ketenangan,”

“Jangan, dipendem sendiri,”

All Refused [Kim Yohan × Kim Chaewon] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang