| 30

3.7K 371 42
                                    

'Ceklek.'

"Jin Hyung,--Oh."

Jungkook segera mengubah raut wajahnya. Berjalan seolah hanya ada dirinya dan Seokjin di dalam ruangan ini. Yoongi di sana sama sekali tak ia pedulikan. Tak ingat saja bagaimana kelakuannya beberapa jam lalu.

"Ini uang sisanya. Terima kasih, Hyung," ujarnya singkat lalu keluar. Menambah kerutan di dahi dua orang yang lebih tua.

"Hyung, Jungkook kenapa?" Yoongi yang bertanya. Menatap penuh tanya pada sang Kakak. Ia hanya merasa aneh saja pada sikap Jungkook.

"Aku juga tidak tahu, Yoon. Jungkook tidak seperti itu, tadi," Seokjin menjawab. Menatap pintu dengan kernyitan jelas di dahi. Sementara itu, Yoongi terdiam. Tiba-tiba mengingat perkataan Seokjin mengenai dirinya. Tentang siapa ia yang sebenarnya.

Jadi, sekarang ...

apa Jungkook membencinya?

***

20.00


"Taehyung-ah?"

Taehyung menghentikan makannya dan menoleh pada Seokjin.

"Ada apa, Hyung?"

"Ada apa dengan Jungkook?" Seokjin bertanya, menyita perhatian Yoongi yang sedari tadi terpejam. Remaja itu membuka kedua matanya. Ikut mendengarkan percakapan yang menarik minatnya.

Taehyung mengernyit. Menelan suapan terakhir dengan kerutan samar pada dahi.

"Memang ada apa?" tanyanya balik. Seokjin menggeleng, "Hanya saja, sikapnya berbeda tadi."

"Berbeda bagaimana? Jungkook biasa-biasa saja, kok."

Seokjin menghela napas panjang.

"Sikapnya berbeda, Tae. Ia terlihat tidak suka pada Yoongi," ujarnya lirih di akhir kalimat. Taehyung menatap tak percaya.

"Mana mungkin seperti itu," sanggahnya. Mana mungkin Jungkook seperti itu. Tadi saja, anak itu tidak mau jauh-jauh dari Yoongi.

"Apa Jungkook marah?" kali ini Yoongi yang bertanya. Taehyung mendongak, lalu menggeleng kecil.

"Kurasa tidak, Hyung," jawabnya. Memang, apa yang membuat Jungkook marah sampai seperti itu?

Taehyung tahu sendiri bagaimana Jungkook mencari Yoongi hingga larut malam, selama berhari-hari. Dan sekarang, saat Yoongi ada di hadapannya, mana mungkin Jungkook bisa abai begitu saja?

Taehyung tidak mengerti.

Ia menatap kedua kakaknya.

"Biar kucari tahu, Hyung. Siapa tahu Jungkook mau bercerita," ujarnya. Seokjin mengangguk setuju.

***

"Jungkook-ah, ada apa denganmu?"

Jungkook mengernyit bingung. Secara spontan menghentikan gimnya saat wajah Taehyung berada tepat di depannya.

"Aku? Memang kenapa, Hyung?" tanyanya sembari menunjuk diri.

"Seokjin Hyung yang berkata, sikapmu berbeda pada Yoongi Hyung," ujar Taehyung. Jungkook mendengus malas.

"Lalu?"

Taehyung membukatkan matanya. Menatap nyalang pada sang Adik yang duduk di sofa.

"Kau bilang, 'lalu'?" tanyanya tak percaya.

"Jungkook-ah ...," lirihnya pelan.

"Kau membenci Yoongi Hyung sekarang? Apa kau menyesal menghabiskan waktumu untuk mencarinya dulu?"

Jungkook hanya diam, membuat dengusan remeh keluar dari bilah bibir Taehyung.

Taehyung berdecak malas. Berdiri dan berjalan cepat menuju pintu.

"Kook-ah, aku kecewa ...."

Kalimat itu yang Jungkook dengar sebelum tubuh Taehyung menghilang seluruhnya.

***

Taehyung menatap ragu pintu di depannya. Menarik napas panjang, mengurungkan niat untuk membuka pintu.

Ia ... entah mengapa dirinya menjadi canggung saat ini. Dalam kepalanya terus terbayang kemungkinan Seokjin menanyakan tentang Jungkook, atau wajah sendu Yoongi ketika ia mengatakan perihal percekcokannya dengan sang Adik beberapa waktu lalu.

Sejenak, remaja itu menarik napas panjang. Mengisi rongga dada dengan oksigen sebanyak-banyaknya guna menghilangkan gugup yang entah datang dari mana. Memejamkan mata sejenak, Taehyung lantas mengulurkan tangannya untuk menggeser pintu di depannya.

Tapi pintunya lebih dulu terbuka. Menampilkan Seokjin yang sepertinya hendak keluar. Segera saja Taehyung tarik tangan sang Kakak. Menyeretnya sedikit jauh dari ruang rawat, menimbulkan makian kesal yang tertuju jelas pada dirinya.

"Hyung, maaf ...."

Taehyung berkata lebih dulu, membungkam mulut Seokjin yang hendak menyuarakan protes.

"Ada apa, Tae?" Seokjin mengernyit. Aneh juga melihat adik yang konyol, tiba-tiba berubah menjadi serius seperti ini.

"Itu, tentang Jungkook, Aku tidak bisa membuatnya bercerita," Taehyung berujar dengan kepala tertunduk. Berusaha menghindari tatapan sang kakak.

Seokjin diam menatap kepala yang tertunduk di depannya. Sejenak ia menarik napas, lalu menampilkan senyum tipisnya di akhir.

"Tidak apa," balas Seokjin. Walau tak bisa dipungkiri, nada kecewa terdengar jelas dari kalimatnya. Tapi ia tahu Taehyung sudah mencoba. Setelah ini, mungkin dirinya yang akan berbicara dengan Jungkook.

"Uh, Yoongi Hyung, bagaimana?" yang lebih muda kembali bertanya. Seokjin mengendikkan bahunya pelan.

"Lihat saja sendiri. Hyung mau ambil ponsel dulu," ujarnya lalu melangkah menjauh.

Taehyung menghela napas kecil. Mulai berbalik dan melangkah pelan menuju ruang rawat kakak kedua.

'Ceklek.'

"Yoongi Hyungie~"

"Kemari Taehyung-ah ...

--Jungkook tidak datang bersamamu?"

Remaja itu menahan napas.

"Jungkook ... mungkin akan kemari nanti malam, Hyung," jawabnya. Meringis dalam hati. Merasa bersalah karena memberi harapan yang belum tentu terwujud.

Maaf ....








TBC

Truth: REVEALED ✔Where stories live. Discover now