| 26

3.6K 397 65
                                    

"Kook, Seokjin Hyung sudah bilang sesuatu padamu? Em ... tentang foto itu, mungkin?" tanyanya lagi. Jungkook menggeleng kecil.

"Belum. Seokjin Hyung tidak mengatakan apapun setelah memberikan map berisi foto itu."

Taehyung menghela napas panjang sembari meremas kaleng soda di tangannya. Mengangkat sudut bibirnya untuk membentuk senyum sendu.

Sampai kapan kau mau menyembunyikannya, Hyung? Beri tahu pada kami kebenarannya. Atau setidaknya, beritahu Jungkook, kasihan dia.

"Kook?"

"Hm?"

"Kau percaya, kalau Yoongi Hyung anak kandung Appa?" Taehyung bertanya hati-hati. Berucap pelan sembari mengalihkan pandangan dari sang Adik.

"Yah, aku masih ragu, Hyung. Seokjin Hyung hanya memberi kita foto saja. Belum ada bukti sama sekali," balas Jungkook. Taehyung mengangguk membenarkan.

"Akan kubuat Seokjin Hyung menunjukkannya ...."

"Apa?"

"Huh? Tidak."

***

Seokjin menendang kerikil di depannya. Berjalan amat sangat lambat sembari menggerutu. Ini pukul delapan lebih, dan ia tengah berjalan mondar-mandir di depan rumah Yoongi.

Ceritanya, ia tengah menunggu sang Adik. Sedari tadi bahkan, dari pukul delapan ia berdiri di sini. Dan jika dihitung, empat puluh lima menit penuh Seokjin telah menunggu.

Napasnya ia buang dengan percuma. Kedua kaki jenjangnya ia langkahkan menuju mobil. Memasukinya lalu bersiap untuk pergi. Mungkin sore atau malam nanti ia akan kemari lagi, pikirnya.

Tapi itu sebelum datangnya lelaki berjaket hitam yang berhasil merenggut perhatiannya. Diputarnya kunci untuk mematikan mesin mobil, lalu keluar dari kendaraan beroda empat miliknya. Kakinya ia langkahkan pelan menghampiri sang Adik. Sebelum ia memacu kakinya untuk berlari, kala sang adik tumbang begitu saja, di hadapannya.

***

"Kook."

"Hm?"

"Uh, tidak jadi."

Jungkook mengerut bingung. Menatap kesal Taehyung yang berbicara setengah jalan.

"Ada apa sih, Hyung?" tanyanya dongkol. Taehyung menggeleng kecil, "Tidak ada," jawabnya dengan cengiran lebar yang membuat Jungkook mendengus, dengan cibiran kesal yang jelas ditujukan padanya.

Setelahnya, saat Jungkook kembali beralih pada ponselnya, Taehyung menggigiti bibir ragu. Kepalanya beberapakali menoleh pada pintu rumah. Mencari keberadaan sang Kakak pertama yang bisa saja datang tiba-tiba, walau ia ingin Seokjin pulang lebih lama.

"Em, Kook?" dipanggilnya sang Adik hati-hati.

"Apa lagi Hyung?!"

Taehyung terkekeh kecil. "Itu, laptop Seokjin Hyung, apa ada di kamarnya?" tanyanya. Jungkook mengendikkan bahu tak acuh.

"Tidak tahu, kenapa tanya aku?" balasnya cepat. Taehyung menggaruk tengkuk.

"Yah," gumamnya kecewa. Jungkook mengangkat alis.

"Memang ada apa?"

"Ingin mengerjakan tugas."

Jungkook mengangguk kecil. "Pakai saja laptopku, sedang menganggur di kamar, tuh," tawarnya. Taehyung menggeleng kecil.

"Tapi aku sudah mengerjakan setengah bagian di laptop Jin Hyung," tuturnya dengan bahu turun beberapa senti.

"Begini saja, kau tahu di mana Jin Hyung menyimpan kunci kamar?" tanyanya. Dalam hati ia terus memohon agar rencananya berhasil.

"Uh, kuncinya, 'kan selalu dibawa," jawab Jungkook. "tapi kalau kunci cadangan, biasanya diletakkan Jin hyung di dalam sepatunya."

"Ha?" Taehyung menganga. Pasalnya, bukan menyimpan di tempat keren seperti bawah pot atau apa, tapi Kakaknya itu malah menyimpan kunci kamar di dalam sepatu.

"Iya, sepatu lama berwarna merah yang ada di rak sepatu. Coba cari saja di sana," imbuh sang Adik. Taehyung mengangguk kecil.

"Terimakasih, Kook," ujarnya lalu melaju cepat. Menghampiri salah satu dari sepatu butut di rak sepatu. Mengangkatnya lalu membaliknya. Membuat suara besi yang beradu dengan lantai terdengar kala benda yang ia cari ditemukan.

Secepat kilat anak itu menaiki tangga. Hasratnya untuk menggeledah kamar sang kakak semakin tinggi. Ia harus menemukan sesuatu, dan menunjukannya pada Jungkook.

Dimana 'sesuatu' itu hanya ada di kamar sang kakak pertama.

"Tae Hyung!"

Panggilan sang Adik menghentikan langkahnya. Ia lantas berbalik. Menatap Jungkook dengan tatapan bertanya.

"Um, siang ini aku pergi bersama Hoseok Hyung, ya?" pinta si bungsu. Taehyung mengangkat alis.

"Ke mana?" tanyanya menyelidik.

"H-hanya ingin ke toko buku saja, mencari manga," jawab Jungkook kaku. Awalnya Taehyung diam, tapi kemudian, ia mendengus geli saat menangkap tujuan asli perginya si bungsu.

"Pergilah. Hanya saja, pulang sebelum malam!" putusnya ditambah peringatan di akhir kalimat. Mendengarnya, Jungkook mengangguk cepat.

"Siap!!"

Taehyung tersenyum kecil mendengarnya. Lantas, ia berjalan ke kamar Seokjin lengkap dengan senyum gemas yang terpasang. Tak tahu saja Jungkook jika Kakak yang berhasil membuatnya gugup setengah mati itu tengah menertawakan dirinya sekarang ini.

"Dasar bocah. Tinggal bilang "ingin mencari Yoongi Hyung" begitu, apa sulitnya coba," dengusnya dengan kikikan kecil.





TBC

Truth: REVEALED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang