2. MUSUH GUE HILANG 😧

138 45 39
                                    

PLAY ~ LUKAS GRAHHAM - LOVE SOMEONE 😙

•~•

"Den ketemu gak?" tanya Fanny pada musuhnya.

"Nggak Fan, sumpah tuh anak bikin gue khawatir tau gak?! Kesel gue gak ketemu mulu dari tadi gue nyari," Raden menunduk menjambak rambutnya frustasi entah kenapa dia sangat khawatir sama musuhnya.

"Tumben lo khawatir sama Cece? Trus tadi kenapa manggil gue nama? Awas lo-" ucap Fanny terpotong.

"Bisa diem gak lo Fan?! Gue tuh pusing tau gak?! Guru guru udah nyari tapi nihil, anak kelas nyari juga nihil gue tuh gak mau dia kenapa-napa gue jadi ketua kelas gak becus banget jaga anak kelas gue, gue udah gagal Fan jadi pemimpin," Raden sangat buruk. Rambut yang berantakan, seragam yang sudah tidak terbentuk sangking kusutnya. Den lo gembel?-author

"I-iya maaf Den gue juga pusing sebenernya sampe gudang sekolah aja gue cari nggak ada."

Hening

"Tapi ada yang belum gue cari dan gue takut masuk kesana," tatapan Fanny ke Raden sangat serius mata mereka bertemu lumayan lama.

"Serius? Dimana?" ucap Raden sangat bersemangat.

"Ruangan rohani Kristen. Gue takut sumpah lo bayangin aja itu gereja tapi emang mirip banget sih, aghh pokoknya gue gak mau nyentuh ke ruangan itu!" entah kenapa Fanny sangat aneh hari ini.

"Lo bantu gue kali ini aja gue mohon buat sahabat lo Fan jangan takut ada gue." dengan cepat Raden menarik tangan Fanny. Fanny? Deg deg-an, mukanya memerah, melirik semoga tidak ada yang melihat kejadian ini. Setelah sampai diruangan kristen perlahan Raden masuk membuka pintu dan mencari keberadaan teman kelasnya itu.

"Icha lo ada disini?" tidak ada jawaban. Raden terus mencari dan ada satu lagi kelas yang belum Raden masuki lalu dia membuka pintunya perlahan.

"Den balik Den tar ada yang kira kita murtad lagi giman-" Fanny terpaku melihat Raden sangat dekat jaraknya.

"Bisa diem gak sih lo?" masih sibuk mencari keberadaan teman kelasnya.

"Den lo buka gordennya deh siapa tau disitu ada hantu," ucap Fanny asal tapi masih mengenggam tangan Raden mengikutinya dibelakang. Kalau Dinda ngeliat Fanny sama Raden akur trus gandengan tangan bisa mati berdiri dia mungkin aja dia langsung panggil penghulu buat nikahin dua musuh ini.

"Hm." tuhkan cuek lagi kapan pedulinya Den lo sama gue - Author

Kriek

"Cece?!" Fanny langsung memeluk Reav yang berbaring lemas dan di kepala terdapat kompresan es batu sepertinya.

"Icha kenapa? Lo apain dia?" Raden berusaha sabar menghadapi cowok anak kelas bawah.

"Awalnya gue main bola trus tendangan gue meleset kena dia, trus dia tadi sempet pingsan Den gue bawa ke UKS tapi dikunci yaudah gue bawa kesini aja lagian kan disini ada UKS juga,"  ucap cowok itu sangat enteng.

Bugh. Satu pukulan mendarat di pipi mulus cowok itu

"Enak lo ngomong ya?! Lo mikir gak? Semua orang cemas cari dia, dan lo dengan entengnya bawa ketempat ini?! Bertindak sebelum mikir? Lo goblok dari zigot kali ya hah? Keluar sekarang!!" marah Raden dengan temannya.

"Den, dia gak salah," suara parau dan mata sayu mencoba menenangkan temannya ini.

"Lo gimana sih Cha? Dia udah ngelukain lo trus dia maen bawa lo ke-" kata Raden terpotong.

"Ramadhan gak salah Raden," potong Reav.

"Gue juga udah minta maaf Den, gue bakal tanggung jawab bawa dia ke dokter buat nyembuhin lukanya gue bakal rawat dia sampe sembuh total," ujar Ramadhan.

"Gue pegang omongan lo!" Raden masih emosi karenanya. Ramadhan keluar ruangan menunduk seolah dia sudah berurusan dengan masalah besar.

"Gue mohon jangan bilang kakak gue ya," suara parau membuka tak lain suara Reav.

"Maafin gue Ce, udah ninggalin lo gue janji gak bakal bilang ini ke kakak lo mulai sekarang lo kemana mana harus sama gue." kata Fanny sangat tidak tega melihat Reav tak berdaya, dia sangat merutuki dirinya sendiri.

"Gak Pan lo gak salah," menunujukan senyum manisnya.

"Kalian udah baikan?" Reav heran pasalnya Fanny kan sangat benci sama Raden kok bisa dia akur dunia lagi kenapa ini.

"GAK!" jawab Raden dan Fanny barengan dan dibalas senyum oleh Reav.

Cantik , manis, baik sayangnya lo terlalu tertutup - batin Raden

"Kuat gak Cha ke kelas?" tanya Raden yang membantu Fanny membuka kompresan dikepalanya.

"Pusing." jawab Reav.

"Yaudah gak usah dipaksain, nanti gue bawa lo ke UKS aja," sekarang Raden membuka sepatu Reav.

"Belajar." kembali dingin ya seperti itulah Reav. Tanpa izin Raden membawa Reav dengan gaya bridal style ke kelas mereka.

"Den lo ma-mau ngapain?" ucap Reav sangat gugup dengan perlakuan ketua kelasnya ini.

"Gue gak mau lo kenapa-napa." kata Raden masih fokus membawa Reav ke kelas tak sadar yang di bawanya sudah memerah pipinya, tapi tak lama itu Reav kembali pingsan di dekapan dada bidang Raden.

"Den, cece tidur?" tanya Fanny mengikuti Raden sambil membawa sepatu milik sahabatnya.

"Maybe," jawabnya datar. Sampai dikelas banyak yang tidak nyangka dengan kedatangan ketua kelasnya dengan perlahan Raden menduduki Reav tapi..

Bruk

"Cha, bangun Cha!" Raden dibuat panik lagi dia menepuk pelan pipi Reav dirasa badannya agak panas.

"Ya Allah, Cha, lo mau bikin gue gimana sih? Cha bangun," sepanik itu Raden? Entah kenapa dia begitu peduli dengan musuhnya dia tidak mau kehilangan musuhnya.

Hari ini bukan gue yang sok cuek - batin Raden

"Fan, telpon dokter sekarang!" titah Raden.

Segitu pedulinya lo sama musuh sendiri? - batin siapa hayo? :v

Di lain tempat

"Dhan, lo apain Varishca? Dia pingsan lagi tapi lagi dibawa sama adeknya Juan." ucap teman kelasnya Ramadhan.

Ramadhan tak peduli lagi ocehan orang yang dia tabrak, memang cukup jauh dari kelas IX K kelasnya Ramadhan ke kelas IX F kelasnya Reav.

"Ni- lo Niken kan? Varishca dimana?" tanya Ramadhan memastikan dan mengatur nafasnya.

"Di UKS tadi udah di tanganin sama dokter Dhan gue minta tolong ya kasih tasnya ke Cece soalnya gue mau ke ruang guru dipanggil Miss." kata Niken lalu diangguki Ramadhan, dia lari lagi ke UKS untuk memastikan ceweknya eh maksudnya cewek yang sekarang menjadi tanggung jawabnya hingga dia sembuh.

"Den, Varishca gimana?" ucap Ramadhan nafas tak teratur.

"Dia gapapa tapi butuh istirahat, guru udah izinin dia dua hari dirumah buat istirahat." ucap Raden sambil mengelus kepala Reav dengan lembut. Potek hati adeq bang😪

"Gue anterin dia pulang nan-" kata Ramadhan terpotong.

"Jangan!" potong Raden.

Ramadhan mengerutkan keningnya tak biasanya Raden sangat peduli dengan perempuan biasanya cuek bebek.

"Dia balik bareng gue." kata Raden.

"Dia tanggung jawab gue sekarang, Den." nada turun satu oktaf.

"Gue gak yakin lo bawa dia," masih setia mengusap puncak kepala Reav.

"Gue janji bakal jaga dia tumben lo jadi possesif gini Den? Gue denger denger diakan salah satu musuh lo juga," ujar Ramadhan yang sangat heran dengan sifat Raden sekarang.

"Gue izinin, tapi kalo dia kenapa napa gue gak bakal maafin lo." Raden langsung keluar meninggalkan Ramadhan dan Reav.

Vomment guys!!! 🌟

Terima Daniel seavey😚

8 april 2020

My Cold GirlWhere stories live. Discover now