🌜61. Our Dream.🌛

33.7K 2.5K 653
                                    

Cinta hanya butuh dua orang yang bertujuan sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cinta hanya butuh dua orang yang bertujuan sama. Sama-sama berjuang, sama-sama bertahan.

-Algifary-

¶¶¶

Mungkin besok. Mungkin minggu depan. Mungkin bulan depan. Mungkin Tahun depan aku akan bahagia. Hei, berapa kali dalam sehari kamu memberikan dirimu sendiri harapan perihal kebahagiaan yang tidak kamu peroleh hari ini?

Bicara seakan menjanjikan dirimu tentang bagaimana hari esok akan menyambut.

Sesungguhnya apapun yang ada digenggaman saat ini, belum tentu hinggap di tangan orang lain. Kita manusia, adalah yang seringkali menutup mata dari seribu nikmat sebab sibuk mengejar satu kenikmatan.

Selucu kita menyalahkan Tuhan dengan tuduhan ia tidak adil, memberikan rasa lelah yang menumpuk padahal ada kata istirahat. Bertahan lagi, bertahan terus. Itu hidup.

"NYOBLOS!!" tidak ada yang memiliki suara teriakan aduhai di dalam gedung itu selain Naufal. Sampai-sampai Sabrina harus menepuk punggung cowok itu keras-keras supaya mengecilkan volume suaranya.

Seruan kebahagiaan terdengar lagi. Tersirat haru juga air mata di pelupuk teduh milik Inara. Ternyata di acara resepsi pun gadis itu tetap saja menangis.

Disya terharu. Rasanya ia pun turut berkaca-kaca melihat pemandangan ini. Inara dan Galins yang memang sudah dipersatukan oleh takdir.

Dan proses yang mereka ketahui amat sangat berat. Suasana haru semakin terasa ketika kini Inara memeluk Disya sambil sesenggukan. "Pengantin baru nangis..."

"Aku sedih Disya, gak ada Ayah sama Ibu yang hadir di hari bahagia aku." ujarnya.

"Tapi mereka pasti bahagia ngeliat lo dari atas sana, Nar." ujar Disya mengelus punggung Inara.

Sabrina turut mengusap tangan Inara yang memeluk Disya. "Alfatihah buat kedua orang tua kamu, Nar."

"Kak Bina..." lanjutnya kini beralih memeluk Sabrina menyalurkan kesedihan juga kebahagiaan yang bercampur aduk.

Gadis berhijab itu membalas pelukan Inara. "Sakinah mawadah warahmah ya, Nar. Udah dong nangisnya."

"Kali ini buktiin coba, kali sekali colok langsung jadi, Ga. Sekali loh nyet." Naufal berbisik. Algi pun tidak tahan untuk menoyor kepala Naufal.

"Gak usah mulai deh lo, njing!" sembur Algi.

Naufal tergelak tak tahu malu. "Lo kapan cuk? Gak capek lo solo mulu?"

"Temen bangsat!" umpat Algi tertahan.

Keduanya memeluk Galins sambil heboh. "Nyusul aja, sih. Gak usah iri lo berdua."

Selanjutnya giliran yang lain bergantian memberikan selamat untuk pengantin baru.

"Gak nyangka lo yang duluan nikah, Ga. Selamat." Rovez memberikan pelukan kecil untuk Galins.

Warm In The Arms ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang