🌜46. My Everything.🌛

35.1K 2.5K 418
                                    

Karena wanita yang sabar menunggu, seringkali dipertemukan dengan pria yang gemar datang dan pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena wanita yang sabar menunggu, seringkali dipertemukan dengan pria yang gemar datang dan pergi. Adil?

-Ladisya-

¶¶¶

Hidup ini tidak bisa ditebak. Segala sesuatunya kebanyakan datang dan pergi secara tiba-tiba. Yang harus kamu lakukan adalah untuk tak menjadi bagian dari yang datang maupun pergi dengan tiba-tiba.

Kamu tidak harus menemukan yang indah fisiknya, yang materinya menunjang, ataupun yang bisa membuatmu terbang akan rayuan. Cukup temukan dia yang tahu seluk beluk tentangmu dan ia tetap bertahan.

Dia yang tau kamu cengeng, kemudian menenangkanmu. Yang tahu kamu terluka, lalu berusaha merawat hingga sembuh. Dia yang tak banyak mengumbar janji, tetapi memberi bukti.

Dan ... Dia yang kamu tipu dengan senyum palsu, lantas menatapmu kemudian mengatakan, 'kamu bohong'.

Sejauh Disya mengenal pemuda yang menjadi kakak kelasnya itu, menjadi rival bully-nya, saling menyudutkan, dan sebagainya, tadinya Algi adalah makhluk paling menyebalkan di sekolah.

Namun lihat sekarang, mantan musuh bebuyutannya sangatlah manis. Disya sendiri tak pernah berpikir sejauh sekarang.

Namun, proses mereka saling mengenal hingga mencintai amat manis. Bahkan mungkin, penulis cerita mereka sering kebingungan menyatukan kepingan perbedaan keduanya.

"Jangan lari, ntar jahitannya kebuka. Jangan neriakin anak orang kalo nanti ditabrak gak sengaja." petuah ala pacar tercinta.

"Emangnya aku truk? Al, i'm fine!" bantah Disya yang baru turun dari motor Algi.

Algi yang masih berada di atas motornya bersedekap. "Sure?"

"Of course!"

Cowok jangkung itu turun, rambutnya berantakan tertiup angin yang seketika dirapikan oleh Disya. "But i'm not sure to you, honey."

Bibir Disya mencebik, kemudian menahan senyumnya merekah saat Algi menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Semakin berdebar saat Algi memajukan wajahnya lalu berbisik lembut.

"Karena kamu harus selalu baik-baik selama ada aku di sini, kapanpun, di manapun."

Cup!

Disya mengecup pipi cowok itu, terkekeh saat Algi mempolototi dirinya. "Aku baik. Kenapa melotot?"

"Jangan di sini, gak baik diliat jomblo." ujar Algi menahan geli.

Warm In The Arms ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang