🌜26. Misi Hati.🌛

32.4K 2.6K 548
                                    

Untuk saat ini belum ada tujuan pasti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk saat ini belum ada tujuan pasti. Sebab masih menunggu dia yang menguatkan dikala penat. Memeluk sehangat itu disaat dingin.

-Ladisya-

¶¶¶

Silau mentari membangunkan Disya. Untuk pertama kalinya merasa bisa tidur selelap ini. Tapi tunggu, di mana Disya sekarang? Kamarnya.

"Kok gue bisa di sini?" tanya Disya bingung. Otaknya mulai berpikir pada kejadian tadi malam. "Bukannya semalem gue ketiduran di meja ruang tamu?"

Pipi Disya merona merah padam. Hatinya menghangat. Imajinasi tentang bagaimana Algi menggendongnya untuk kemudian menidurkannya di ranjang. "Apaan sih, pagi-pagi halu!"

Kemudian hangat ruang hatinya mengingat di masa kecil sang Papa selalu melakukan hal yang sama. "Kenapa perlakuan dia, pelukannya itu kek nyontek sama Papa, ya? Isshh…"

Daripada terlihat gila, Disya memilih mandi dan melanjutkan misi yang dirancang semalam. Semoga ia bisa menetralkan detak jantungnya saat bersama Algi nanti.

Sesampainya di sekolah Disya ragu menyapa. Dari jauh pun Disya mampu mengenali Algi. Dilihat dari postur tegapnya, juga rambut acak-acakan.

Disya berjalan pelan, kepercayaan diri tetaplah nomor satu. Tak boleh ada yang membuatnya merasa gugup. Baru Disya ingin menepuk bahu Algi, cowok itu berbalik duluan. "Eh, lo. Gue udah nemuin lokasi rumah sakit tempat Tillo. Kita ke sana nanti jam keluar main."

"Oke. Umm, sebelum itu, hp lo." pinta Disya mengulurkan tangan.

Tanpa tuntutan pertanyaan ataupun kecurigaan, Algi menyerahkan ponselnya. Sebab Algi mengetahui jika ini misi penting mereka bersama. "Nih,"

Entah hitungan yang keberapa, rasa tak bernama itu seperti membuat Disya merasa berbeda. Wallpaper yang tadinya figur Inara, berubah menjadi huruf A.W lambang Allan Walker. Ya, Disya tiba-tiba menyukai wallpaper ini.

Gatal rasanya untuk bertanya, daripada Disya mati penasaran. "Oh ya, soal yang semalem?"

Sebelah alis Algi terangkat. Otaknya mulai memproses, kemudian mengerti. "Oh... Ya, lo ketiduran di meja ruang tamu. Posisi lo gak nyaman. Jadi, gue gendong ke kamar. Sorry."

Demi apapun Disya menyesal, bayangannya tadi pagi malah berubah menjadi reka ulang berkali-kali.

•••••••••

Sesuai rencana, mereka datang ke tempat Tillo dirawat. Dan tentu saja berhasil, meskipun ada sedikit kendala. "Biar rekaman ini sama gue. Kalo sama lo, takutnya lo jadi sasaran Ivan maupun Radit."

Warm In The Arms ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang