Empat puluh lima

Mulai dari awal
                                    

Rini menatap bingung pada aidan. "Kenapa?" Ujar Rini sembari melirik Alana yang mukanya masih ditekuk.

"Gapapa kok bu" ujar aidan sambil tersenyum.

Alana pun bergantian menyalimi Rini dan mereka pun pamit pergi setelah di setujui oleh Rini.

***

"Masih marah hm?" Aidan mengacak rambut alana.

Alana mendecak malas dan menepis tangan aidan dari kepalanya. "Lagian orang lagi tidur diganggu. Lagi enak enak mimpi juga" alana merenggut kesal.

"Mimpi apa sih Emang? Mimpiin aku? Iya tau, aku ngangenin kok" ujar aidan sambil terkekeh.

Alana hanya mencibir omongan aidan. "Yaudah yaudah, sebagai permintaan maaf aku, karena udah ganggu kamu. aku bakalan bikin kamu seneng lagi"

Alana mengernyitkan keningnya. "Emang tau apa yang buat aku seneng?"

Aidan menaikkan kedua alisnya dan memberhentikan mobilnya.

Alana semakin bingung. "Kenapa berhenti?"

Aidan malah mendekatkan wajahnya ke alana. Alana terperanjat dan entah kenapa badannya kini kaku tak bisa melakukan apa apa.

Wajah aidan kini semakin mendekat pada wajah alana. bukannya menampar atau apa, alana malah memejamkan matanya dengan jantungnya yang berdetak tak karuan.

"Ppffftttt....bahahahhahahahahahhahah" aidan tertawa terpingkal Pingkal melihat wajah alana yang begitu polos.

Alana pun membuka perlahan matanya. Dia pun merutuki kebodohan dirinya yang hanya diam dan seolah olah ingin aidan melakukan hal yang tidak tidak.

"Berharap pengen di cium?" Ujar aidan di sela tawanya.

Wajah alana kini memerah menahan malu. "Tau ah sebel! Gua turun aja mendingan"

Bukannya menahan alana, aidan malah ikut turun dan menghampiri alana yang sudah mau pergi.

"Gausah ngambek gitu, tapi tadi muka kamu lucu banget sumpah"

Alana menatap aidan dengan tatapan datar. "Udah puas ngeledekinnya? Dahlah gua pulang!" Alana hendak pergi namun tangannya di cekal oleh aidan.

"Oke oke aku minta maaf, lagian kamu mau kemana sih? Kan aku udah janji mau balikan mood kamu"

Alana menaikkan sebelah alisnya. "Terus?"

"Yaudah ayo" aidan menarik tangan alana sambil melirik ke salah satu warung es krim.

Mata alana membelalak seketika. Alana sudah lama tidak memakan makanan favoritnya itu.

"Dannnn gua gabakal marah deh sama lu, asalkan hasrat gua untuk memakan es krim itu terpenuhi"

"Yaudah, tapi jangan over juga ya makannya tar kamu sakit lagi. Btw, itu ngomongnya kok ga pake aku kamu?"

Alana memutar kedua bola matanya malas. Masih sempat sempatnya aidan membahas masalah aku-kamu Padahal dia sudah tidak sabar untuk memakan es krim es krim itu.

"Yaudahlah iya nanti aja itu mah, buruan nanti keburu habis" alana menarik tangan aidan.

***

"Lan ini udah mau maghrib, kamu masih aja makan es krim si. Ga jadi dong liat sunsetnya" ujar aidan dengan muka melasnya.

Masalahnya, tadinya mereka itu mau ke pantai dan ingin melihat sunset. Tapi malah mampir ke toko eskrim dan menghabiskan banyak waktu hanya untuk menunggu alana memakan es krimnya.

"Nanti dulu bentar satu lagi nih tanggung" ujar alana sambil melahap es krimnya.

Aidan mendengus kesal. Habislah sudah harapannya melihat sunset indah bersama alana hanya karena es krim. Aidan kini merutuki es krim tersebut karena sudah membuat rencananya gagal.

ALANA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang