04# Jangan berisik!

6 2 0
                                    

Di ufuk timur, matahari belum tampak. Udara terasa dingin. Alam pun masih diselimuti embun. Seorang pria bertubuh tinggi dan besar berjalan di tengah lengang nya jalan.

Bael memasuki kelas sangat pagi untuk menghindari kaum wanita meminta kontak dengan memberikan coklat atau makanan kepadanya. Ia langsung memutar musik dan mengerjakan tugas yang belum selesai.

"Bael, tumben cepet," kata Miki yang baru saja datang.

Bael tak menjawab sama sekali, mungkin dia tak mendengar.

Oh gk denger..

tak lama datanglah dua anak yang akan membuat hidup Bael takkan tenang.
Pavel dan Nathan hanya merekalah yang dapat menyentuh kehidupan Bael.

Pavel datang membawa begitu banyak coklat yang diterimanya dari adik kelas yang baru selesai menjalankan MPLS.

"Bagi dong," pinta Nathan.

"Rajin banget tuh bang Bael udah buka buku pagi-pagi," ejek mereka berdua.

"Yo dimakan bang, rotinya!" Pavel memberinya roti yang diberikan adik kelas tadi.

Bael menatap mereka berdua tersenyum, mengangkat kedua pipinya membentuk lesung pipi yang dalam.

"Ah sekarang pelajaran matematika, si kura-kura ninja pasti datang," ungkap Nathan.

"Mangkanya kalo punya waktu tuh digunain, jangan kek tahi ayam, gak berguna," umpat Pavel.

"Emang lo udah Vel?" tanya Bael.

Pavel mengambil buku Bael yang baru dikerjakan.

"Ngepain lo ngambil buku gw?"

"Ini gw mau nge revisi lagi," Pavel beralasan menjaga harga diri.

"Eh, si tutup botol, bagi bagi dong!" Nathan berusaha sabar untuk mencontek.

Mereka berdua menyalin dengan cepat dan cermat, mengejar waktu tinggal sepuluh menit lagi bel berbunyi.

"Bro, bro si Lutfi ngejegal adek kelas di depan pagar, mau ngerekrut kayaknya," ungkap Alan yang melihat dari jendela.

"Udahlah paling nyari portir lagi dia." kata Bael yang kesal.

Tringg ....nggg

Bel berbunyi menandakan jam pelajaran dimulai.

"Oke mantap nih," kata Pavel mengembalikan buku Bael.

"Mau di kemanain tuh buku Bael?" tanya Nathan.

Pavel memberikan bukunya untuk di contek oleh Nathan.

"YA TUHAN, SUDAH ABAD BERAPA INI?
APAAN VEL LO NULIS SANSKERTA?"

Pengumuman....pengumuman
Seluruh siswa/i diharapkan tidak berisik sedang ada rapat orang tua siswa baru mengenai baju seragam sekolah, terimakasih.

"Lah di prank, anjir," umpat Nathan.

"Yo kebawah cari angin," ajak Pavel.

Bael yang tak ingin ikut terpaksa mengikuti kedua sahabatnya. Mereka bertiga berjalan berdampingan sambil menuju lorong koridor.

"Spanduk lo tuh El," mereka menunjuk sebuah spanduk Bael sang MvP

"Lah kok gw badass banget, makin tamvan aja,"

"Ahahahahah, kalo sombong lu makin kek saipul jamil," ejek Pavel iri.

Disana mereka tak sengaja bertemu Lutfi yang berjalan bersama adik-adik kelas yang baru direkrut nya.

"Kenalin nih cowok-cowok favorit se- SMA Oyimphia, yaaa walaupun mereka bertulang lunak," ejek Lutfi.

"Maksud lo apaan," balas Pavel keras.

"Ya lu napa sewot, gue gk ngomong ke lu juga," kata Lutfi.

"Jadi maksud lo ke gue?" ucap Bael tersunut emosi.

"Udahlah males gue kalo masih disekolah, nanti ngadu lagi si murid teladan."

Lutfi seakan memberi pipinya tuk ditampar, namun bukan namanya Bael Akhaya kalo memukul dahulu ia selalu menerima dua kali pukulan baru membalas.

"Yo, yo mending nyari gebetan aja, adek-adek ku sedang menunggu," ucap Nathan bagaikan om-om mesum.

"Ah itu mah, lo aja kali ? Tapi boleh juga daripada gabut," kata Pavel.

Bael hanya tersenyum tak tahu bagaimana lagi harus menanggapi dua sahabatnya ini.

"El, El tuh ada si Jefa!" sana gih kelarin urusan lo.

Pavel dan Nathan mendorong Bael hingga menghampiri Jefa yang duduk di bawah pohon beringin yang berada di belakang sekolah.

"Hei," Bael membuka pembicaraan singkat.

"Mau ngepain lo," Jefa kaget melihat pria berbadan besar di sampingnya.

"Tenang dulu nih, gue mau minta maaf buat yang kemarin." Bael memohon tulus.

"Oh, minta maaf jangan ke gue lah, langsung aja sama orangnya,"

Bael yang tak terima direndahkan berdiri tegap.

"Jadi maksud lo gue, harus minta maaf sama cowok banci itu yang udah ngerisak temen seangkatan gue!"

"Ya elah ganggu aja ketenangan, sana pergi" usir Jefa.

Bael meninggalkan Jefa dengan kecewa, ia merasa kesal kenapa dia harus meminta maaf, padahal tujuannya hanya untuk menutup mulut Jefa soal Base National MvP.

"El to the point aja susah amat?" ucap dua sahabatnya.

"Lo gak tau tadi gue direndahin, parah banget tuh cewek gak tau mana yang bener," ungkap Bael kesal.

"Bael," ucap seorang gadis keras, siapa lagi kalo bukan Valencia Angellin Tuan Putri di SMA Olymphia.

"Tuan putri datang," kata Nathan mengejek Bael.

"Ada apa?" tanya Bael.

"Tadi kamu ngepain sama Jefa?" tanya Valen.

"Mau tau aja lo." ucap Bael singkat.

"Gk ada apa-apa kok Len, tadi Bael cuma lewat aja," Pavel mengalihkan pembicaraan.

"Lo udah makan?" tanya Pavel kembali.

"Ayo ke kantin tenggorokan gue minta dikasih bala-bala," ajak Nathan.

Mereka berempat berjalan ke kantin melewati taman tengah yang dipenuhi adik-adik kelas yang masih memperhatikan lingkungan sekolah.

"Hey itu tuh kak Bael sama kak Pavel" ucap salah satu adek kelas perempuan.

"Ya Tuhan, kenapa harus lewat sini?" Nathan meratapi nasibnya yang bahkan tak ada yang tertarik padanya.

Mereka dikerumuni siswa-siswi baru yang ingin melihat siswa ganteng yang ada di hadapan mereka.

"Udah dulu ya kakak mau makan, laperrr" Nathan membuka jalan.

Pavel melindungi temannya dibalik tinggi tubuhnya di kerumunan. Bael hanya bersikap dingin memberikan tatapan mata sinis yang membuatnya semakin seksi dilihat.

"Aduh mau makan aja susah banget," Pavel mencari makanan yang cocok.

"Kita ke BN aja biar sepi dan tenang," Valen memberikan saran.

"Ya udah ayo!" Bael membawa semangkuk bakso yang baru dibelinya.

Mereka berjalan melalui jalur yang dianggap paling sepi untuk menghindari kerumunan.

"Eh Miki," mereka kaget melihat ketua kelas sudah ada di tempat sejak daritadi.

Miki terlihat lelah, tertidur pulas di sofa yang dibelikan oleh Valen.

"Udah awas lo Vel, kasihan biarin dia tidur," kata Nathan.

Mereka menghabiskan makanan dengan pelan-pelan tanpa sedikitpun menggangu ketenangan Miki.

Gw akan ngejaga lo meskipun lo gk tau gw siapa?






Jangan lupa vote dan commentnya, Thank's Readers.



Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Mar 31, 2020 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Different Side [On Going]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora