03# Tamparan.

13 4 0
                                    

Hari ini pelajaran tidak terlalu padat, jam pulang terasa begitu cepat. Masih banyak waktu yang tersisa.

"Ayo kita ke base saja nanti,sekalian ngerjain tugas!" ajak Valen

"Ok, badanku ingin segera merebahkan diri," ungkap Nathan.

Pavel setuju, "Kalau begitu ayo!"

"Kalian duluan saja, aku ingin pergi dulu ke lapangan basket," kata Bael.

"Semangatmu sudah kembali ya," ucap Miki.

Bael kembali bermain basket setelah lama ia meliburkan kegiatannya usai kejuaraan Nasional.

"Hei akhirnya kamu kembali,"kata Farel kapten tim.

"Iya, telapak tanganku terasa gatal karena sudah lama tak bermain," Bael beralasan.

"Jadi begitu, kamu hanya ingin main-main saja?" Kevin yang pendiam tiba-tiba berbicara.

"Tidak aku memang ingin serius,"

"Awas saja kalo tak serius," sahut Farel.

"Ayo kita incar Juara Nasional berturut- turut," ucap Bael yakin.

"Tentu tim kita kan memiliki soft forward terbaik di u18," balas Alex si Center.

"Kalo begitu ayo,"

Bael menikmati setiap dentuman bola basket yang keluar, ia benar-benar begitu mencintai basket.

Sangat ingin melay-up bola, Bael kehilangan fokus saat ia melihat Jefa diam di bawah ring dan tak sengaja menabraknya hingga tersungkur jatuh.

Bael langsung menolong Jefa hingga mereka saling bertatapan.

Jefa segera melepaskan tangan Bael, "tanganmu kotor."

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Bael khawatir.

Jefa yang tersunut emosi melihat Bael yang membuat Sultan babak belur, ia lantas menampar pipi Bael, membuat Bael pergi meninggalkan Jefa.

Jefa yang mengikuti Bael yang sedang berlari menuju tempat persembunyian.

Di Base National MVP Pavel dan Nathan memiliki sebuah perbedaan argumen, mereka memperdebatkan siapa yang lebih dulu rilis Mobile Epic atau Arena of Molor.

Pavel sangat yakin bahwa Mobile Epic lah yang lebih dulu rilis bukan Arena of Molor sebaliknya Nathan tak setuju dengan pemikiran Pavel yang menurutnya salah.

"Sudah, sudah jangan berdebat, apalagi memperdebatkan hal yang tak berguna," ucap Mika.

"Tak berguna, katamu,"Pavel dan Nathan menentang.

Mereka terus membahas hingga sang mbah google pun ditanya.

"Pavel....Pavel bantuin gw dong," ucap Bael berisik.

Jefa datang sambil mengepal tangan ingin memukul Bael yang tak tahu apa penyebab nya.

Dengan sigap Valencia langsung melindungi Bael.

"Mau ngepain lo? bentak Valen.

"Awas, awas gw gk punya urusan ama lo siniin Bael!" balas Jefa sambil menarik lengan Bael.

Jefa gadis tomboy, berusaha terlihat menjadi gadis feminin yang dipaksa oleh kedua orang tuanya, ternyata adalah seorang pemilik sabuk hitam taekwondo.

Valencia dan Jefa terlibat perang dingin diantara keduanya.

Bael dengan gentle menengahkan, "Sorry Jef, sorry gw gk sengaja kok."

Jefa dengan cepat mengarahkan tendangan ap chagi hampir mengenai wajah Bael.

"Bukan yang tadi maksud gw, lo kan yang mukulin kak Sultan," ucap Jefa.

Sultan adalah pacar pertama Jefa, wajar saja jika Jefa nekat berbuat sejauh ini.

"Oh si Sultan anak perisak itu," umpat Pavel.

"Lagian juga cowok yang bela cewek lah, elu masak bela-belain cowok lu?" cibir Valen.

"Bodo lah," Jefa meninggalkan mereka.

"SAVAGE," kata Nathan mengacungkan kedua jempolnya.

Bael termenung memikirkan apa yang telah dilakukan Jefa kepadanya, Bael pertama kali ditampar oleh sosok perempuan bahkan ibunya sendiri belum pernah menampar Bael.

"Hei apa kalian sadar, Jefa sudah tahu tempat persembunyian kita?"
kata Pavel yang tiba-tiba pintar.

"Ehhhhhhhh........," semua terkejut.

Bael tak sadar bahwa ia yang membuat Jefa mengikutinya sampai ke Base National MVP.

"Lah,Bael lo tanggung jawab ya, tenangin tuh si Jefa," ide brilian dari Nathan.

"Emang lo bapak gw, berani suruh-suruh gw,"ucap Bael tak tahu diri.

"Hah masa Bael bujuk cewek kasar itu," bela Valen.

Pavel melipat tangan dan berkata "Sudah biar aku saja."

"Hahahahahahahaah" semua tertawa

"jangan ngibul lo." ungkap Miki.

Pavel memang tak pernah membujuk cewek, apalagi Jefa seorang yang tak kan terluluh dengan wajah tampan.

TL Note : ap chagi adalah tendang lurus mengarah ke wajah.

****

"Sekarang adalah giliran peserta nomor 11 Jefa Akwila," kata seorang MC.

Jefa memperhatikan sekitar berusaha mencari Ayah dan Ibunya, ia pun memainkan lagu Sonata D Major dengan jari yang lentik memakai drees merah, membuatnya sangat anggun.

Kejeniusan dalam hal musik membuat tempo begitu nyata semua juri merasa setiap nada dari gesekan violin memberinya kebahagiaan.

Jefa Akwila berhasil memenangkan hati juri dengan penampilan sempurna dan elegan.

Tak diragukan lagi Jefa memenangkan kompetisi musik klasik.

"Aku pulang,"Jefa melemparkan sertifikat juara dan langsung menutup kamarnya.

Ia membuka media sosial dan melihat
pesan dari Sultan:

Congratulation sayang,semoga kamu bisa terus menjadi yang terbaik. I love U

-Sultan♡

****

Dinginnya Neptunus mencapai suhu di bawah 200 derajat dapat membekukan aliran darah, Bael Akhaya tak dapat mengobati hal yang membuat hatinya terluka saat ia ditampar oleh orang yang ia suka juga saat ia ditinggalkan wanita pertama dalam hidupnya, Ibu.

Inikah rasanya jatuh cinta?

Inikah rasanya patah hati?

Kalau saja, aku bisa dingin terhadap diriku sendiri mungkin aku tak akan menyukai wanita yang salah.

Different Side [On Going]Where stories live. Discover now